Terpesona daging, kulit dan penis buaya

Merdeka.com - Dibalik ganasnya buaya, banyak hal bisa di manfaatkan dari hewan jenis reptil tersebut. Hampir semua bagian tubuh buaya, mulai dari daging, kulit sampai penisnya bisa dijadikan fulus. Tak tanggung-tanggung, harganya pun selangit seiring dengan khasiatnya itu.

Jadi jangan kaget jika harga barang-barang, seperti tas, ikat pinggang, dompet dan sepatu terbuat dari kulit buaya bisa bikin mata melotot. Untuk dompet saja di patok Rp 2 juta. "Saya dulu jual dompetnya aja Rp 2 juta," kata Igot, penjaga Penangkaran Buaya Blanakan saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis dua pekan lalu.

Untuk daging sudah dibuat menjadi menu makanan, harganya pun bikin dompet terkuras. Satu porsi sate daging buaya dipatok seharga Rp 400 ribu. Menurut Igot, khasiat daging buaya memang dipercaya mampu menaikkan stamina lelaki. Dia pun mengaku jika dulu kerap mengonsumsi daging buaya. "Khasiatnya untuk menambah stamina," ujarnya.

Selain kulit dan daging, penis atau tangkur buaya juga dipercaya bisa memberikan khasiat bagi penggunanya. Minyak tangkur buaya dipercaya bisa memperbesar penis pria. Namun sayang, menikmati daging, kulit maupun penisnya memang agak sulit didapat. Sebab, barang-barang maupun daging buaya tidak banyak orang yang menjualnya. Sebab buaya merupakan hewan dilindungi.

Di Penangkaran Buaya Blanakan contohnya, pengunjung bisa saja memelihara buaya di rumah. Untuk pembelian bisa datang langsung ke Penangkaran Buaya Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Untuk satu buaya biasa dijual seharga Rp 4 juta. Harga tersebut sudah termasuk surat izin yang dikeluarkan Perhutani untuk memelihara buaya.

Surat izin pun tidak keluar dalam waktu singkat. Selama tiga bulan, Perum Perhutani mengeluarkan surat izin percobaan untuk memelihara buaya. Jika dirasa memenuhi kualifikasi, kemudian surat izin untuk memelihara buaya akan dikeluarkan. Syaratnya pun tak mudah jika ingin memelihara buaya. Perhutani bakal menyurvei kandang yang bakal dijadikan hewan reptil ini untuk dipelihara.

Jika dirasa aman, buaya baru bisa dipelihara dengan tiga bulan masa pemantauan. "Kalau mau beli di sini bisa, sama suratnya Rp 4 juta," kata Igot.

Lain hal dengan memelihara, di Penangkaran Buaya Blanakan juga bisa memesan kulit buaya. Namun harganya bikin mata ini melotot. Untuk kulit buaya kurang dari satu meter dihargai sekitar Rp 9 juta. Sedangkan kulit dengan panjang satu meter lebih bisa mencapai Rp 15 juta.

Igot mengakui jika penangkaran Buaya Blanakan memang menerima pesanan kulit buaya. Biasanya, kata dia, pemesan merupakan pemilik pabrik tas dan dompet berbahan dasar kulit. Untuk jenis kulit buaya pun tidak semua banyak yang mencari. Kebanyakan, kulit buaya perempuan paling diminati oleh pembeli.

Kenapa buaya berjenis kelamin perempuan? Igot mengatakan jika buaya perempuan memiliki tekstur kulit yang bagus, berbeda dengan buaya berjenis kelamin laki-laki. "Kulit buaya perempuan memang lebih halus, sisiknya pun kecil tidak besar-besar," tuturnya.

Saat ini, kata dia, Penangkaran Buaya Blanakan sedang mendapatkan pesanan 150 kulit buaya. Sudah sebanyak 15 buaya di ambil kulitnya untuk dijadikan tas dan dompet. Menurut dia, penjualan kulit buaya di lakukan melalui jalur resmi.

Untuk pesanan kulit buaya, petugas penangkaran akan mengajukan surat permohonan memotong buaya. "Di sini resmi, karena kalau mau dipotong mengajukan surat dulu," kata Igot.

Igot mengaku jika dia membantu untuk memotong buaya-buaya tersebut. Sehari jika membantu untuk memotong, dia dibayar Rp 50 ribu. Mungkin pengakuan Igot ini menjadi hal mengagetkan, sebab buaya merupakan jenis hewan dilindungi. "Kalau mau beli kulit pun bikin surat," ujarnya.