Terseok-seok demi mempertahankan sepakbola
Merdeka.com - Salah satu olahraga populer di Indonesia adalah sepakbola. Hanya saja kemelut selalu menghampiri dan seolah enggan pergi.
Salah satu klub sepakbola di Indonesia, Arema Cronus, menjadi salah satu saksi kusutnya persoalan persepakbolaan nasional. Sinergitas pemerintah daerah (Pemda) dan pengelola klub tidak mudah dipertemukan. Sehingga kebijakan-kebijakan diberlakukan dirasa memberatkan dan menghambat.
"Kita ingin mengetuk pemerintah untuk dispensasi pajak pada pengelola klub. Pemerintah membuka peluang sebesar-besarnya untuk perusahaan-perusahaan dengan membagikan CSR ke Industri sepakbola, atau minimal membuka peluang perusahaan besar untuk berpromosi ke klub sepakbola, beriklan ke sepakbola," kata media officer Arema Cronus, Sudarmaji, di Kantor Arema Cronus, Kota Malang, Senin (5/9) lalu.
-
Kenapa para pemain Timnas Indonesia yang berlaga di luar negeri kembali ke klub? Para pemain yang berlaga di luar negeri dari Timnas Indonesia telah kembali ke klub mereka masing-masing sejak Selasa malam (10/9/2024) WIB, setelah bertanding melawan Australia.
-
Kenapa Eko Yuli Irawan belum mau pensiun? 'Jadi, kami mendidik mereka, kalahkan yang nomor satu, bukan yang nomor satu pensiun baru muncul gitu. Jadi, selagi saya belum dikalahkan, saya belum akan pensiun untuk di level nasional,' kata Eko via Antara.
-
Kenapa Timnas Indonesia kecewa? Pertandingan tersebut berakhir dengan kekecewaan karena kemenangan yang sudah hampir diraih oleh Skuad Garuda harus sirna. Timnas Indonesia hanya mampu meraih hasil imbang 2-2.
-
Siapa pemain sepakbola legendaris Timnas Indonesia? Pemain legendaris Timnas Indonesia yang berposisi sebagai sayap ini dikenal dengan kelincahannya mengolah si kulit bundar saat berada di lapangan hijau.
-
Apa profesi pasangan pesepakbola Indonesia? Beberapa pemain sepak bola Indonesia telah menemukan pasangan di kalangan selebriti, sementara beberapa lainnya justru mengalami perpisahan.
-
Siapa saja pemain Timnas Indonesia yang jarang bermain di klub? Namun, terdapat empat pemain yang biasanya menjadi pilihan utama yang jarang mendapatkan waktu bermain di klub mereka, yaitu Pratama Arhan, Marselino Ferdinan, Ragnar Oratmangoen, dan Thom Haye.
Menurut Sudarmadji, negara perlu menggaet swasta berpromosi ke kalangan sepakbola. Sebab mereka merasa selalu kesulitan dalam pendanaan.
"Sehingga muncul guyonan, kalau orang-orang yang mau mengelola sepakbola hanya 'orang gila'. Orang yang memang butuh hiburan, gila sepakbola. Tidak pernah berpikir berapa besar biaya untuk sepakbola itu sendiri," imbuh Sudarmaji.
Saat bergeser membicarakan kesejahteraan pemain, Arema Cronus mengakui belum memberikan sesuatu yang ideal. Persoalan pensiun para pemain telah menorehkan prestasi terbaiknya juga belum digarap serius.
"Sebenarnya itu keniscayaan. Sesuatu yang kita impikan dan dibutuhkan, tetapi bagaimana kita menopang mereka, sementara klub saja bersusah payah harus menggali potensinya sendiri," ucap Sudarmaji.
Dia menyatakan, sebagian besar pendapatan masih mengandalkan dari penjualan tiket penonton. Sudarmaji mengaku ingin ada hubungan saling menguntungkan antara klub dan negara.
"Ke depan sangat dibutuhkan, tetapi hadirnya negara juga sangat penting. Misalnya, pemain yang diambil dari klub untuk Timnas, mereka harusnya dapat kompensasi. Pemainnya dapat kompensasi, klubnya juga yang melepas pemainnya," ujar Sudarmaji.
Persiapan masa pensiun juga mesti dipikirkan. Sebab, jangan sampai di masa tua para pemain justru hidup melarat.
"Dalam konteks umur, pemain sangat pendek, hidup seperti apa selanjutnya. Bisa juga dengan memberi pelatihan kewirausahaan. Akses melatih di usia dini. Atau memberikan skema kredit untuk mantan atlet dengan pendampingan. Misalkan dengan membuka perlengkapan toko olahraga pasca pensiun. Mantan-mantan Arema jadi pelatih akademi, tapi kita belum memberi kesejahteraan yang maksimal," tutup Sudarmaji.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kumpulan yel-yel suporter bola untuk bangkitkan semangat menggunakan bahasa Jawa.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, nasionalisme adalah harga mati dan seharusnya menjadi bagian integral dari tim sepak bola Indonesia
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia telah menghadapi berbagai masalah akibat tindakan suporter dan komentar netizen dalam beberapa tahun belakangan ini.
Baca SelengkapnyaNaturalisasi pemain Timnas Indonesia menuai pro dan kontra dari berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaDengan kata-kata ini, pemain bisa meningkatkan semangat dan mentalnya untuk mencapai tujuan di lapangan hijau.
Baca SelengkapnyaKekerasan dalam sepak bola masih jadi PR berat bagi Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 1 Oktober 2022, sebanyak 230 nyawa melayang karena sepak bola.
Baca SelengkapnyaPersebaya adalah salah satu klub dengan fans paling solid di Indonesia
Baca SelengkapnyaMerekomendasikan pemecatan Shin Tae-yong dapat menimbulkan tiga kerugian signifikan bagi Timnas Indonesia, seperti biaya kompensasi dan terganggunya tim.
Baca SelengkapnyaKomisi X DPR melakukan rapat kerja dengan Menpora membahas permohonan pertimbangan pemberian kewarganegaraan Republik Indonesia atas nama Jens Raven dan Calvin
Baca SelengkapnyaKata-kata semangat untuk Timnas Indonesia ini bisa jadi pengiring langkah Skuad Garudia di Piala Asia 2023.
Baca SelengkapnyaBerikut kata-kata sepak bola penuh semangat dan kemenangan yang sangat menginspirasi.
Baca SelengkapnyaKronologi lengkap kericuhan antarsuporter Persik vs Arema FC.
Baca Selengkapnya