Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

K.P.H. Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana Martanegara

Profil K.P.H. Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana Martanegara | Merdeka.com

Bahasa Indonesia dan Harimurti Kridalaksana, dua nama ini seperti telah ditakdirkan menjadi dua sisi keping mata uang yang sama. Lahir di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah pada 23 Desember 1939, pakar Bahasa Indonesia ini telah berkecimpung, mengabdi dan menyumbang prestasi selama lebih dari 4 dasawarsa dalam kancah pengembangan riset dan pendidikan ilmu kebahasaan.

Menamatkan pendidikan tingkat sarjana di Universitas Indonesia pada 1963, Kridalaksana melanjutkan studi pascasarjana dalam bidang didaktif bahasa di Pittsburgh University pada 1970. Setahun kemudian, pakar linguistik ini menerima penghargaan ilmiah Fulbright Scholar dari universitas yang sama. Pada 1973, Kridalaksana mengikuti program musim untuk bertindak selaku pengajar tamu pada University of Michigan, Amerika Serikat.

Pada 1985, Harimurti Kridalaksana terpilih sebagai penerima salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia akademik internasional, Humboldt Fellow, dan bertugas meneliti serta mengajar pada Johann Wolfgang Goethe University yang berlokasi di Frankfrut am Main, Jerman. Gelar akademik tertinggi tingkat doktoral diselesaikan Kridalaksana selang 2 tahun berikutnya dari Universitas Indonesia.

Kiprah dan prestasi salah satu putra terbaik Indonesia ini memang tidak perlu diragukan lagi. Mengawali karir sebagai penerjemah lepas dan guru Kewarganegaraan, karir akademik Kridalaksana terus menanjak dengan menjadi staf pengajar di berbagai universitas baik dalam maupun luar negeri. Sempat menjabat sebagai Ketua Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, pakar bahasa ini juga pernah bertindak selaku Ketua Yayasan Atma Jaya dan Rektor Universitas Katolik Atma Jaya periode 1999 - 2003.

Harimurti Kridalaksana aktif terlibat dalam berbagai penelitian kebahasaan serta dalam berbagai organisasi keilmuan baik dalam maupun luar negeri. Namanya pernah tercatat sebagai Ketua Masyarakat Linguistik Indonesia dan anggota Royal Asiatic Society serta banyak organisasi keilmuan lain. Hingga profil diunggah, Harimurti Kridalaksana telah menghasilkan lebih dari 100 makalah ilmiah dan sekitar 30 buku yang telah diterbitkan, termasuk sebagai editor Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua.

Pada 2004, Kridalaksana memperoleh gelar kebangsawanan Pangeran Sentana dari Pura Pakualaman Yogyakarta dan sejak itu berhak menyandang nama panjang Kanjeng Pangeran Harya Harimurti Kridalaksana Martanegara.

Riset dan Analisis: Mochamad Nasrul Chotib - Nurrohman Sidiq