AHM Berharap agar Subsidi Motor Listrik Dapat Berlanjut Tahun Depan
Kuota insentif untuk motor listrik tahun 2024 telah habis, dengan total sebanyak 60 ribu unit yang telah digunakan oleh masyarakat.
Insentif untuk motor listrik tahun 2024 telah habis. Sebanyak 60 ribu unit kuota yang tersedia sudah sepenuhnya digunakan oleh masyarakat. Meskipun demikian, berbagai produsen sepeda motor di Indonesia, termasuk PT Astra Honda Motor (AHM), berharap agar subsidi untuk pembelian motor listrik dapat dilanjutkan pada tahun depan.
"Ya, memang kan insentif yang untuk tahun ini sudah habis ya. Itu kita berharap kalau insentif itu dilanjutkan, akan bermanfaat buat masyarakat," ungkap Ahmad Muhibbudin, General Manager Corporate Communication PT AHM, saat ditemui di Bali baru-baru ini.
Pria yang akrab disapa Muhib ini menambahkan bahwa dengan adanya insentif dari pemerintah untuk pembelian motor listrik, harga motor listrik akan menjadi lebih terjangkau.
"Kita berharap mudah-mudahan subsidi ini bisa dilanjutkan lagi nanti tahun depan. Saya tidak tahu, seperti apa komposisinya, implementasinya. Kita tunggu saja dari pemerintah seperti apa," tegasnya.
"Harapannya, ya tadi kita ingin pemerintah juga memberikan tambahan insentif untuk masyarakat. Kan itu memang dikembalikan ke masyarakat ya, sehingga mereka bisa lebih mudah untuk memiliki sepeda motor listrik, dan itu juga berlaku ke semua merek," tutupnya.
Di sisi lain, kuota insentif untuk motor listrik pada tahun 2024 ini memang telah dikurangi dari jumlah awal yang telah direvisi, mengingat hasil yang kurang memuaskan pada tahun 2023.
Kuota subsidi untuk tahun 2024 telah ditetapkan
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 Tahun 2023, kuota subsidi untuk tahun ini ditetapkan maksimal 200 ribu unit. Namun, realisasi subsidi tersebut hanya mencapai 11.532 unit, yang berarti kurang dari 6 persen dari kuota yang ditentukan.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kuota untuk tahun 2024 seharusnya bisa mencapai 600 ribu unit. Akan tetapi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang memutuskan untuk menetapkan kuota yang jauh lebih rendah, yaitu hanya 50 ribu unit, sebagai respons terhadap rendahnya minat masyarakat terhadap pembelian motor listrik.