Mobil Terbang Makin Nyata, Produsen Aerofugia Segera Pasarkan eVTOL 2025
Merdeka.com - Produk mobil terbang segera masuki tahap komersial di dunia. Di China, produsen mobil terbang segera meluncurkan produknya.
"Komersialisasi mobil terbang di China akan dimulai pada 2025 atau 2026," kata Guo Liang, Chief Executive Officer (CEO) pengembang mobil terbang Aerofugia, dilansir dari Nikkei Asia, Kamis (25/5).
Dia mengatakan, revolusi ini (mobil terbang) akan melampaui elektrifikasi mobil.
-
Mengapa mobil terbang penting di masa depan? Dengan terus berkembangnya teknologi dan kerja sama antar sektor, impian tentang mobil terbang mungkin saja menjadi kenyataan di masa depan. Namun, masih ada banyak tantangan yang harus diatasi sebelum mobil terbang dapat diadopsi secara luas.
-
Apa yang didominasi China dalam perlombaan global? China mendominasi perlombaan global dalam paten kecerdasan buatan generative atau AI Generative.
Mobil terbang atau dikenal pesawat lepas landas dan mendarat secara vertikal (eVTOL), meminjam karakteristik dari helikopter, drone, dan pesawat kecil. Kelompok industri Vertical Flight Society telah membuat katalog lebih dari 800 konsep desain eVTOL di seluruh dunia.
Menurut Morgan Stanley, pasar global mobil terbang diperkirakan mencapai US$ 1 triliun pada 2040, dan naik menjadi US$ 9 triliun pada 2050.
China diprediksi akan memegang pangsa pasar 23 persen pada 2050, No 2 setelah Amerika Serikat dengan pangsa 27 persen.
©2023 Merdeka.com
Dalam wawancara dengan Nikkei Asia, Guo mengatakan mobil terbang akan menjadi metode transportasi lebih terjangkau dibandingkan helikopter.
“Sebagai moda baru transportasi dataran rendah, tarif (mobil terbang) akan sepertiga atau seperlima dari helikopter,” ujar Guo, "Ini mungkin sedikit mahal bagi kebanyakan orang, tapi biayanya akan terus menurun. Untuk sekarang armadanya belum optimal, tapi kami akan terus melakukan perbaikan untuk mengembangkannya.”
Saat ini perusahaan-perusahaan rintisan tengah memimpin pengembangan mobil terbang. Seperti Joby Aviation dari Amerika Serikat dan Vertical Aerospace dari Inggris, dua startup yang menonjol.
Sementara perusahaan rintisan Jepang SkyDrive telah mendapat pendanaan dari konglomerat domestik Itochu.
Bagaimana Sikap Boeing
©albertopinto
Boeing dan pemain mapan lain di industri pesawat terbang pun telah mengerahkan sumber dayanya ke tahap pengembangan mobil terbang. Banyak perusahaan memasuki sektor ini sambil melihat bahwa pilot manusia sudah tidak diperlukan di masa depan.
EHang, juga dari China, yang memulai sebagai perusahaan rintisan drone pada 2014, telah meluncurkan mobil terbang pada 2016.
Sementara, produsen mobil Zhejiang Geely Holding membentuk Aerofugia sebagai anak perusahaan pada 2020 dan berinvestasi di perusahaan rintisan Jerman Volocopter.
Sedangkan, perusahaan rintisan kendaraan listrik Xpeng juga berusaha untuk dapat mengembangkan mobil terbang sendiri.
"Pada akhir Maret, kami membangun hub di 16 kota China dan melakukan lebih dari 8.200 penerbangan uji coba di dalam negeri," jelas He Tianxing selaku Wakil Presiden EHang.
Secara global kami tmelakukan lebih dari 35.000 (penerbangan uji coba) di 12 negara, dan kami percaya bahwa kami yang memimpin, lanjut dia.
Meski sektor swasta terus melakukan berbagai usaha demi bisa meluncurkan mobil terbang, tujuan komersialisasi 2025 mungkin akan tertunda jika pemerintah lamban dalam membuat aturan. Atau jika pejabat memberlakukan pembatasan yang keras.
Reporter magang: Vallerie Dominic (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peletakan batu pertama untuk pabrik mobil terbang modular Xpeng telah resmi dilaksanakan pada hari Minggu, 27 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaEkspor kendaraan Jepang pada semester pertama 2024 mencapai 2,02 juta unit
Baca SelengkapnyaPada bulan November 2024, jumlah produksi mobil di China tercatat mencapai 3,437 juta unit, sementara penjualannya mencapai 3,316 juta unit.
Baca SelengkapnyaSejumlah analis memperkirakan hanya 1 dari 7 merek mobil listrik China saat ini yang mampu bertahan dan menghasilkan keuntungan pada akhir 2030.
Baca SelengkapnyaChina tingkatkan ekspor mobil ke pasar dunia, Indonesia pun gak mau ketinggalan!
Baca SelengkapnyaWuling Air ev menggebrak pasar mobil listrik di Indonesi sejak Agustus 2022. Menjadi mobil listrik termurah di Indonesia, kini harganya mulai Rp 188 jutaan.
Baca SelengkapnyaPendapatan kuartalan Tesla juga tercatat mencapai USD 24,9 miliar untuk kuartal II-2023.
Baca SelengkapnyaPerusahaan telah menerima Sertifikasi Kelaikan Udara Khusus dari Administrasi Penerbangan Federal untuk mobil terbang Model A.
Baca SelengkapnyaIndustri kendaraan listrik di Tiongkok berkembang dengan sangat pesat
Baca SelengkapnyaModel Y memimpin penjualan di Eropa dan China. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaHarga Terjangkau Jadi Kunci Kendaraan Listrik di Indonesia
Baca Selengkapnya