Sejarah Mobil Hino, Merek yang Eksis di Indonesia Sejak Tahun 60an
Hino dikenal sebagai perusahaan yang menghasilkan kendaraan niaga dan mesin diesel untuk truk, bus, dan berbagai kendaraan komersial lainnya.
Hino dikenal sebagai perusahaan yang menghasilkan kendaraan niaga dan mesin diesel untuk truk, bus, dan berbagai kendaraan komersial lainnya.
Sejarah Mobil Hino, Merek yang Eksis di Indonesia Sejak Tahun 60an
Perkembangan truk dan bus di Indonesia telah dipengaruhi oleh kontribusi signifikan dari produsen Jepang, Hino.
Sejarah Hino dimulai pada tahun 1910 dengan pendirian Tokyo Gas Industry Company. Pada tahun yang sama, Chiyoda Gas Company juga didirikan sebagai pesaing Tokyo Gas dalam industri penyediaan gas kepada pelanggan.
Tokyo Gas Industry Co. kemudian mulai beralih ke produksi komponen elektronik dan mengubah namanya menjadi Tokyo Gas and Electric Industry, yang sering disingkat menjadi TG&E atau dikenal sebagai Gasuden.
-
Kapan Isuzu hadir di Indonesia? Sejak pertama kali hadir pada tahun 1974, merek asal Jepang ini telah berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian selama lima dekade terakhir.
-
Siapa saja merek mobil China yang sudah di Indonesia? Setelah kehadiran Wuling, DFSK, Chery, dan BYD di Indonesia, banyak merek mobil China lainnya yang dikabarkan akan menyusul untuk memasuki pasar otomotif Tanah Air.
-
Siapa 'raja mobil' Indonesia di era Soekarno? Di era Soekarno, satu nama mendapat julukan 'raja mobil Indonesia'. Dia adalah Hasjim Ning.
-
Kapan kata "mobil" mulai populer di Indonesia? Penggunaan istilah 'mobil' dalam bahasa Indonesia dimulai sejak kendaraan bermotor masuk ke tanah air. Istilah ini mulai populer pada awal abad ke-20 sejalan dengan perkembangan penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia.
-
Apa yang diproduksi Isuzu di Indonesia? Pada tahun 2018, Isuzu Traga diperkenalkan untuk mengisi segmen medium pikap dan diproduksi secara khusus di Indonesia.
-
Siapa yang dijuluki 'Raja Mobil Indonesia'? Karena memiliki banyak keagenan mobil lah, Hasjim Ning dijuluki 'Raja Mobil Indonesia'.
Empat tahun kemudian, Tokyo Automobile Industry mengubah namanya menjadi Diesel Motor Industry Co., Ltd., yang kemudian berkembang menjadi Isuzu.
Berpisah dari Diesel Industry Co., Ltd
Pada tahun 1942, Hino Heavy Industry Co., Ltd memisahkan diri dari Diesel Motor Industry Co., Ltd.
Selama Perang Dunia II, perusahaan ini aktif dalam produksi kendaraan semi-lacak seperti tipe 1 Ho-Ha dan kendaraan pengangkut personel lapis baja tipe 1 Ho-Ki yang digunakan oleh Angkatan Darat Kekaisaran Jepang.
Setelah perang berakhir, berdasarkan perjanjian, Hino diperintahkan untuk menghentikan produksi mesin diesel besar untuk keperluan laut.
Sebagai respons, perusahaan menghilangkan kata "Heavy" dari nama mereka dan menjadi Hino Industry Co., Ltd., dengan fokus baru pada produksi truk, bus, dan mesin diesel. Nama "Hino" diambil dari lokasi kantor pusat perusahaan di kota Hino, Prefektur Tokyo.
Untuk menegaskan spesialisasi mereka dalam mesin diesel, pada tahun 1948 perusahaan menambahkan kata "Diesel" ke dalam nama mereka, menjadi Hino Diesel Industry Co., Ltd. Dua tahun kemudian, pada tahun 1950, Hino memperkenalkan truk berat TH10 yang dilengkapi dengan mesin diesel DS10 berkapasitas 7 liter.
Ekspansi ke Pasar Mobil Pribadi
Pada tahun 1953, Hino memperluas kehadirannya di pasar mobil pribadi dengan memulai produksi mobil berlisensi dari Renault.
Pada tahun 1961, mereka memperkenalkan sedan Contessa 900 yang memiliki mesin 893cc di bagian belakang, serta pick-up bernama Hino Briska.
Briska menggunakan mesin yang sama dengan Contessa, tetapi dengan kapasitas yang sedikit diperbesar dan dipasang di depan dengan penggerak roda belakang.
Pada tahun 1964, desainer Giovanni Michelotti melakukan desain ulang pada model Contessa dengan menambahkan mesin belakang berkapasitas 1300 cc.
Mobil ini dilengkapi dengan dua karburator tipe SU yang menghasilkan 60 hp (44 kW) untuk versi sedan dan 70 hp (51 kW) untuk versi coupé. Namun, produksi mobil ini dihentikan oleh Hino pada tahun 1967 setelah bergabung dengan Toyota Group.
Menguasai Pasar Truk dan Bus di Indonesia
Pada tahun 1967, Hino pertama kali memasuki Indonesia dengan pengiriman 150 unit Hino Bus BT51 sebagai bantuan dari Pemerintah Jepang kepada Indonesia.
Pada tahun 1982, PT Hino Indonesia Manufacturing (HIM) didirikan, menandai awal dari kehadiran Hino di Indonesia. Pada tahun 1985, Hino Indonesia Manufacturing memulai produksi dengan menghasilkan mesin H07C-D4.
Pada tahun yang sama, Hino memperkenalkan truk FF 172/173 LA. Kemudian, pada tahun 1986, Hino meluncurkan bus AK dengan mesin depan yang cepat menjadi dominan di kategorinya.
Melompat ke tahun 2022, Hino telah menegaskan posisinya sebagai merek kendaraan komersial pertama di Indonesia yang meluncurkan kendaraan yang memenuhi standar emisi Euro 4.
Dari Mana Asal Hino?
Pada tahun 1990, Hino Bus RK 174LA diluncurkan dan segera menjadi bus terlaris di Indonesia. Ini menjadikan Hino sebagai merek Jepang pertama yang memperkenalkan bus dengan mesin belakang di Indonesia.
Siapa Pemilik PT Hino?
Pada tahun 2001, Toyota Motor Corporation mengakuisisi Hino. Kemudian, pada tahun 2018, Hino bersama Volkswagen Truck and Bus, yang selanjutnya berganti nama menjadi Traton, mengumumkan sebuah kemitraan strategis yang fokus pada pengadaan, teknologi, dan logistik.
Hino Dibawah Naungan Siapa?
Perusahaan ini merupakan hasil kerja sama patungan yang melibatkan Hino Motors Ltd dari Jepang dengan kepemilikan 30% saham, Sumitomo Corporation yang juga memiliki 30% saham, serta Indomobil Group dengan porsi terbesar yaitu 40% saham.
Hino Itu Mesin Apa?
Hino telah terbukti sebagai produsen kendaraan yang handal dengan mengembangkan teknologi mesin common rail, menjadi produsen pertama di dunia yang mengintegrasikan teknologi ini ke dalam produknya. Kualitas dan keandalan mesin common rail dari Hino telah teruji secara luas di pasar.