Berpangkat Letnan Kolonel, Pengusaha Ini Menjadi Raja Mobil Indonesia Era Presiden Soekarno
Raja Mobil Indonesia adalah julukan bagi pengusaha Hasjim Ning. Memasarkan banyak mobil asal Amerika Serikat terutama Ford di era Presiden Soekarno.
Menguasai keagenan banyak merek, mulai dari Ford hingga Fiat.
Di Era Presiden Soekarno, Pengusaha Ini Bergelar Raja Mobil Indonesia
Pasar mobil era presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, tidaklah sebesar sekarang. Periode 1945-1966, Indonesia masih negara baru berbentuk republik. Ekonominya dalam tahap pembangunan awal.
Industri otomotif pun belum ada. Hanya fasilitas perakitan mobil: perakitan General Motors (GM) di Tanjung Priok, Jakarta, yang dibangun pada 1927, kemudian diambil alih pemerintah RI pada 1949 dan namanya diubah: PN Gaja Motor.
Pada 1951, Presiden Soekarno membangun perakitan kedua di Lodan, Jakarta Utara, namanya NV Indonesia Service Company (ISC).
-
Siapa 'raja mobil' Indonesia di era Soekarno? Di era Soekarno, satu nama mendapat julukan 'raja mobil Indonesia'. Dia adalah Hasjim Ning.
-
Siapa yang dijuluki Raja Mobil Indonesia? Masagus Nur Muhammad Hasjim Ning atau bisa dikenal dengan Hasjim Ning merupakan sosok konglomerat asal Nipah, Kota Padang, Sumatera Barat yang cukup berpengaruh di bidang perekonomian sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia.Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Bagaimana cara Presiden Soekarno mendapatkan mobil dinas? Para pemuda mencari sebuah mobil yang layak untuk Presiden RI. mereka menemukan sebuah mobil Buick mewah milik pejabat Jepang. Sudiro, salah seorang pemuda meminta sopir pejabat tersebut menyerahkan kunci mobil Buick itu. Kemudian dia disuruh pulang kampung. Sementara mobil mewah itu menjadi mobil dinas pertama Presiden Indonesia.
-
Mobil apa yang Soekarno gunakan? Buick Limited 8 menjadi mobil kepresidenan RI yang pertama Mobil dinas ini dipakai Presiden Soekarno pada 1945-1949.
-
Bagaimana cara Presiden Soeharto membangun Industri Otomotif? Dengan kebijakan pro pada modal asing, Presiden Soeharto memilih industri otomotif sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional.
-
Siapa pendiri Toyota? Sakichi Toyoda, the founder of Toyota, was a renowned inventor
Dari berbagai literatur dan buku, pasar mobil Indonesia era Presiden Soekarno sekitar 70 ribu unit per tahun.
Mayoritas mobil merek Amerika dan Eropa merajai jalan-jalan di Indonesia. Merek Jepang belum eksis.
@berbagai sumber
Di era Soekarno, perdagangan mobil di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya marak dengan merek: Chevrolet, Pontiac, Cadillac, dan Buick. Kemudian Ford, Dodge, dan Chryler asal Amerika Serikat.
Sedangkan merek Eropa ada Citroen, VW, dan Mercedes-Benz, Fiat, dan Citroen.
Perdagangan mobil saat itu dilakukan orang-orang tertentu. Pedagang besar pasar mobil Indonesia era itu kebanyakan orang asing, seperti John C Potter, H O’Horne, Jan Spijker, J A Berkhamer, dan H Jonkhoff. Mereka menguasai perdagangan mobil di kota-kota besar macam Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Buku Industri Otomotif untuk Negeri (2021)
Buku itu ditulis Agus Tjahajana Wirakusumah
Hanya sedikit orang lokal yang berbisnis di perdagangan mobil, sseperti Soenaryo Gondokoesoema, yang menjual mobil Chevrolet dan Pontiac di Yogyakarta.
Tapi ada satu nama lokal yang terkenal di pasar mobil era Presiden Soekarno. Namanya, Hasjim Ning.
Bahkan Hasjim dipilih oleh pemerintahan Soekarno sebagai Presiden Direktur NV Indonesia Service Company (ISC), perakitan mobil terbesar saat itu.
Presiden Soekarno memilih Hasjim karena sudah terkenal sebagai pengusaha mobil. Sejak 1930-an, pria berpangkat letnan kolonel di masa revolusi kemerdekaan RI punya keagenan mobil Chryler dan bengkel mobil bernama Jakarta Motors Company.
Keponakan Bung Hatta
Selain itu, Hasjim Ning masih kerabat dekat Bung Hatta, Wakil Presiden RI.
Kakek Hasjim Ning merupakan ayah tiri Bung Hatta, karena menikahi Saleha, ibunda Bung Hatta, menurut buku Pasang Surut Pengusaha Pejuang, Otobiografi Hasjim Ning (1986).
Sebelum menjadi orang nomor satu di ISC yang memiliki lisensi mobil Ford,
Hasjim sudah menjadi importir dan keagenan mobil asal Amerika Serikat: Chrysler, Dodge, dan Jeep.
Selain itu, Ning dan mitranya juga memiliki keagenan Leyland dan Landrover, merek otomotif asal Inggris. Ning juga memiliki keagenan mobil Fiat (Italia).
Karena memiliki banyak keagenan mobil lah, Hasjim Ning dijuluki 'Raja Mobil Indonesia'.
Bahkan di Amerika, dia sering dipadankan sebagai 'Henry Ford Indonesia'.
Hasjim Ning lahir di Nipah, Padang, Sumatra Barat, pada 22 Agustus 1916. Nama lengkapnya, Masagoes Noer Moechammad Hasjim Ning. Cucu Haji Ning, saudagar kaya raya Padang di masanya.
"Dan lainnya menyebut aku sebagai Raja Mobil," kata Hasjim Ning seperti dikutip dari buku Pasang Surut Pengusaha Pejuang, Otobiografi Hasjim Ning.
Karena sakit, Hasjim Ning meninggal dunia pada 26 Desember 1995, dalam usia 79 tahun.
Saat ini tak kentara nasib bisnis perniagaan mobilnya yang sangat banyak sejak zaman Soekarno.
@berbagai sumber
Rumah Putih Cikini
Namun, satu hal yang menjadi pengingat publik tentang Hasjim Ning, Raja Mobil Indonesia, adalah rumah putih yang besar dan ikonik di Jalan Cikini, Jakarta Pusat.