Shell ExpertConnect 2021: Menerka Penggunaan Biodiesel Indonesia di Masa Depan
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia mengamanatkan pengembangan dan penggunaan biodiesel sebagai upaya pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dari business as usual pada 2030.
Untuk mendukung itu, PT Shell Indonesia kembali menggelar acara Shell ExpertConnect dengan topik “Penggunaan Biodiesel Sekarang dan Masa Depan” secara daring kemarin (13/7). Acara ini dihadiri sekitar 700 pelaku usaha.
Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang menjadi energi alternatif untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi. Bersifatnya degradable (mudah terurai) dengan emisi lebih rendah dibandingkan emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil, sehingga penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Indonesia telah memanfaatkan biodiesel sejak 2008 lewat program energi alternatif B15 hingga B30.
-
Apa itu Biodiesel? Biodiesel adalah bahan luar biasa yang memiliki kualitas luar biasa karena dibuat dari minyak nabati dan hewani bekas. Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
-
Dimana Biodiesel bisa digunakan? Biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti atau campuran dengan bahan bakar diesel fosil dalam berbagai aplikasi.
-
Bagaimana cara membuat Biodiesel? Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
-
Bagaimana kelapa sawit diubah menjadi biodiesel? Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sawit yang dicampur dengan metanol atau etanol.
-
Kapan teknologi Biodiesel pertama kali ditemukan? Proses yang disebut dengan transesterifikasi ini sebenarnya pertama kali dilakukan pada tahun 1853 oleh seorang pria bernama Patrick Duffy.
-
Bagaimana Pertamina menurunkan emisi melalui biodiesel? Selain itu, penjualan produk biodiesel B35 telah berhasil menurunkan emisi sekitar 28 juta ton COE per tahunnya.
Andri Pratiwa, Direktur Pelumas Shell Indonesia, mengatakan sebagai perusahaan energi dunia, Shell mendukung penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Sebab sejalan dengan strategi global Shell "Powering Progress".
"Untuk itu Shell berkomitmen menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak yang mendukung agenda pemerintah Indonesia dalam penggunaan energi lebih bersih dan mempersiapkan ketahanan energi. Melalui acara ini, kami berharap terjadi tukar informasi, pengetahuan dan praktek terbaik untuk mensukseskan implementasi program B30 dan persiapan implementasi mandatori B40,” ujar Andri dalam rilisnya.
Perkembangan teknologi mesin, upaya pengurangan emisi, dan peningkatan ketahanan energi Indonesia mendorong pemerintah meningkatkan pemanfaatan biodiesel. Melihat keberhasilan implementasi program B20, pemerintah telah menerapkan kebijakan mandatori B30 (campuran 30 persen biodiesel dan 70 persen bahan bakar minyak jenis solar) sejak Januari 2020.
Para pembicara dalam Shell ExpertConnect ini adalah Dr Riesta Anggarani, Peneliti Bahan Bakar–LEMIGAS; Mohammad Rachman Hidayat, Product Apllication Specialist - Shell Global Commercial Technology; Fahmi Azhari Mukhlis, Deputy GM Quality Assurance Dept Komatsu Indonesia; dan Devi Ari Suryadi, Service Manager Komatsu Marketing and Support Indonesia.
Riesta Anggarani menegaskan pemerintah terus mendorong kesuksesan implementasi program B30, khususnya dalam memastikan semua BBM jenis minyak solar yang ada di dalam negeri dicampur dengan biodiesel sebesar 30 persen. Sementara untuk program mandatori B40 hingga saat ini masih dalam tahap pengkajian baik teknis maupun keekonomian, sehingga penerapannya diperkirakan tidak dalam waktu dekat.
Shell sebagai produsen pelumas dunia berbagi pengetahuan mengenai produk pelumas yang dapat mendukung pemanfaatan bahan bakar B30. Mohammad Rachman Hidayat, Shell Asia Pacific Product App Specialist, menjelaskan berdasarkan data dan pengalaman, Shell menganjurkan menggunakan engine oil dengan standar API-CI4, yang terbukti memiliki kemampuan lebih baik dalam mengatasi jelaga hasil pembakaran dari B30 atau lebih.
"Hal ini disebabkan API CI-4 memiliki soot handling lebih baik dibandingkan engine oil monograde. Bukti di lapangan juga menunjukkan penggunaan pelumas mesin standar API-CI4 dapat melindungi piston lebih sempurna,” ujarnya.
Implementasi mandatori B30 juga dilakukan oleh produsen alat berat Komatsu. Menurut Fahmi Azhari Mukhlis, “Komatsu senantiasa mendukung kebijakan pemerintah termasuk dalam implementasi B30. Untuk itu Komatsu telah mendisain ulang dan memproduksi setiap material dengan komponen yang sesuai (compatible) untuk penggunaan B30 di semua mesin, baik Convention Diesel Engine maupun CRI Diesel Engine.”
Devi Ari Suryadi pun menegaskan tentang jaminan kualitas mesin. “Komatsu memberikan jaminan kualitas mesin yang menggunakan bahan bakar biodiesel (B20-B30) dengan standar SNI 7182. Untuk membantu kustomer mengaplikasikan B30, kami memberikan ‘Service Tips’ danmenyarankan kepada setiap kustomer untuk merujuk kepada buku ‘Pedoman Penanganan dan Penyimpanan Biodiesel dan Campuran Biodiesel’ yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM,” jelas dia. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina memaparkan roadmap bisnis perusahaan di bidang bisnis biofuels dan dekarbonisasi kepada pebisnis dan praktisi di Singapura.
Baca SelengkapnyaKedepan, diyakini kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaInovasi Pelumas dan Services Shell Dapat Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Sektor Pertanian.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah menyiapkan program ini dengan bauran solar yang mencakup 40 persen bahan bakar nabati berbasis minyak sawit
Baca SelengkapnyaPertamina akan terus mengembangkan penggunaan bahan bakar berbasis bioenergi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Baca SelengkapnyaBiodiesel menjadi alternatif bahan bakar ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaTantangan pengembangan biodiesel B50 kedepan bukan hanya pada pemenuhan bahan baku dari CPO tetapi di aspek hilir.
Baca SelengkapnyaPGN melibatkan anak perusahaan, PT Gagas Energi Indonesia untuk menindaklanjuti kerja sama pemanfaatan Bio-CNG dengan KIS.
Baca SelengkapnyaTahun depan pemerintah akan rilis B40 dan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia diprediksi akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan.
Baca Selengkapnya