Ternyata Kendaraan Hybrid Belum Mampu Mengurangi Emisi dengan Efektif dan Menjaga Lingkungan
Penelitian juga menunjukkan bahwa SUV bermesin pembakaran internal (ICE) memiliki emisi hingga 3,5 kali lebih tinggi dari BEV
Penelitian terbaru dari International Council of Clean Transportation (ICCT) menemukan bahwa kendaraan hibrida masih belum efektif dalam menjaga lingkungan jika dibandingkan dengan kendaraan listrik penuh (BEV). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kendaraan hibrida menghasilkan emisi yang jauh lebih tinggi sepanjang siklus hidupnya dibandingkan dengan kendaraan BEV. Berdasarkan data yang diambil dari model kendaraan tahun 2024 di Amerika Serikat, kendaraan hibrida yang mengisi daya dengan sendirinya (HEV) mengeluarkan emisi 2,2 kali lebih tinggi untuk sedan dan 2,5 kali lebih tinggi untuk SUV dibandingkan dengan kendaraan BEV yang setara. Di sisi lain, kendaraan hibrida plug-in (PHEV) pada segmen SUV menghasilkan emisi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan BEV.
Emisi Lebih Tinggi pada Kendaraan Bermesin Pembakaran Internal (ICE)
Penelitian juga menunjukkan bahwa SUV bermesin pembakaran internal (ICE) memiliki emisi hingga 3,5 kali lebih tinggi dari BEV. Jika dihitung berdasarkan jaringan listrik yang digunakan, SUV hibrida menghasilkan emisi sekitar 4,9 kali lebih tinggi, sementara SUV ICE mengeluarkan emisi gas rumah kaca 6,7 kali lebih besar selama siklus hidupnya. Menurut ICCT, emisi gas rumah kaca selama siklus hidup kendaraan melibatkan berbagai aspek seperti produksi baterai dan kendaraan, pengolahan bahan baku, penggunaan kendaraan, serta pembuangan akhir masa pakai. Penilaian ini memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang dampak lingkungan dari setiap jenis kendaraan.
Pembaharuan Analisis dan Proyeksi Masa Depan
Penelitian ini mengungkapkan bahwa pada tahun 2021, kendaraan BEV ukuran sedang yang dijual di AS memiliki emisi siklus hidup 57-68 persen lebih rendah daripada kendaraan ICE yang setara. Pada tahun 2024, angka ini diperkirakan meningkat menjadi 66-74 persen lebih bersih, bahkan bisa mencapai 85 persen jika menggunakan listrik terbarukan. Selain itu, ICCT juga memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, SUV bermesin ICE yang diproduksi akan memiliki emisi 7,5 kali lebih tinggi daripada BEV yang ditenagai energi terbarukan. Studi ini juga menunjukkan bahwa kendaraan hibrida plug-in (PHEV) dan hibrida konvensional (HEV) memiliki keterbatasan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan kendaraan listrik penuh (BEV). Oleh karena itu, adopsi kendaraan listrik penuh perlu diperkuat di masa mendatang untuk mencapai dampak lingkungan yang lebih bersih.
Q&A Tentang Mobil Hybrid
Q: Apa definisi mobil hybrid?
A: Mobil hybrid adalah kendaraan yang menggabungkan dua jenis sumber tenaga, biasanya mesin bensin dan motor listrik. Teknologi ini memungkinkan mobil untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang dengan memanfaatkan tenaga listrik saat berkendara pada kecepatan rendah atau dalam kondisi tertentu.
Q: Apa manfaat utama dari mobil hybrid?
A: Manfaat utama mobil hybrid adalah efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi dan emisi gas buang yang lebih rendah dibandingkan mobil konvensional. Selain itu, mobil hybrid juga memberikan penghematan biaya operasional dalam jangka panjang, terutama dalam penggunaan bahan bakar.