2 alat rusak, pemantauan aktivitas Kawah Sileri dilakukan manual
Merdeka.com - Pemantauan aktivitas vulkanik di Kawah Sileri Desa Kepakisan Kecamatan Batur, Banjarnegara terpaksa dilakukan secara manual. Pasalnya alat pemantau aktivitas vulkanik milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang terpasang di kawah tersebut rusak, akibat erupsi pada Minggu (2/7) kemarin.
Mau tak mau, pengukuran manual dilakukan dengan cara petugas mendekat ke bibir kawah. Saat kondisi aman, Petugas Pos Pengamat Gunung Api Dieng akan melakukan pengukuran dengan termometer dan pencatat multigas.
Pengukuran manual itu, kata Kepala Pos Pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Api Dieng, Surip, dilakukan setiap enam jam sekali. Dengan mempertimbangkan tingkat resikonya. "Saat kondusif petugas akan mengukur," terangnya, Selasa (4/7).
-
Di mana metode pemantauan gunung berapi ini diuji? Dilaporkan oleh New Delhi Television, teknik ini telah memberikan hasil yang positif pada gunung berapi seperti Gunung Etna di Italia dan Gunung Berapi Taal di Filipina, di mana hutan dan pepohonan tumbuh melimpah di sekitarnya.
-
Bagaimana cara peneliti meneliti Gunung Padang? Dengan menggunakan berbagai teknik termasuk electrical resistivity tomography (ERT), ground-penetrating radar (GPR), dan seismic tomography (ST), para peneliti mampu membuat gambaran fitur internal bukit serta kronologi konstruksinya.
-
Bagaimana cara mengukur suhu udara? Suhu dapat diukur dengan berbagai cara, termasuk termistor, termokopel, dan termometer air raksa. SWMP menggunakan termistor, yang merupakan perangkat logam yang mengalami perubahan resistansi yang dapat diprediksi sebagai respons terhadap perubahan suhu.
-
Bagaimana suhu normal luar ruangan diukur? Suhu udara diukur dengan menggunakan termometer udara atau perangkat elektronik seperti termistor.
-
Dimana ketinggian gunung diukur? Ketinggian gunung diukur dari permukaan laut.
-
Bagaimana cara menghitung suhu yang dirasakan? Dengan menggunakan Climate Shift Index (CSI) dari Climate Central, analisis tersebut mengukur dampak perubahan iklim terhadap suhu dan memperkirakan jumlah orang yang terdampak oleh kondisi ekstrem tersebut.
Dua alat pemantau aktivitas vulkanik yang rusak, diterangkan Surip, pencatat multigas (multigas reader) dan pengukur suhu. Kerusakan alat itu itu diketahui saat petugas berhasil mengevakuasi peralatan pada Senin (3/7), di mana sebelumnya sempat terpendam dalam lumpur yang menyembur ketika erupsi terjadi. Diketahui kemudian kondisi box penutup alat telah rusak.
"Alat tersersebut berfungsi untuk mencatat fluktuasi gas secara realtime. Alat multigas itu mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya," ujarnya.
Selain alat multigas reader, alat pengukur suhu kawah yang terletak di lima meter di luar bibir kawah juga rusak. Pengukur suhu jatuh ke dalam kawah sedalam lima meter dan hancur.
Standarnya PVMBG memasang empat peralatan di sekitar kawah untuk mengetahui aktivitas vulkanik secara realtime. Keberadaan peralatan itu sama pentingnya untuk menganalisa aktivitas kawah Sileri.
"Dua alat lain berupa seismik selamat. Dua alat Seismik tidak sampai terkena lumpur karena dipasang jauh dari bibir kawah, sekitar 200 meter," jelasnya.
Agar pemantauan Kawah Sileri tak terganggu, pengusulan alat baru akan dilakukan ke PVMBG. Hanya saja, pemasangan nantinya, memungkinkan dilakukan saat kondisi sudah aman.
Dari hasil pemantauan aktivitas vulkanik sampai Selasa (4/7), kawah sileri terpantau normal dan tidak ada aktivitas kegempaan yang menonjol. Suhu dan konsentrasi gas juga dalam ambang batas normal.
"Meski begitu, radius 100 meter dari kawah harus tetap steril dari aktivitas penduduk maupun wisatawan," ujarnya.
Diketahui, dari 11 kawah yang berada dalam pemantauan Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, tiga di antaranya amat berbahaya. Ketiga kawah tersebut yakni Sinila, Timbang dan Sikindang. Ketiga kawah itu berpotensi mengeluarkan gas beracun. Sedang kawasan obyek wisata Sileri sendiri, pascaletusan tetap ditutup sampai batas waktu belum ditentukan. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alat yang hilang berupa enam buah accu, dua buah solar panel, dan satu buah regulator solar panel.
Baca SelengkapnyaPeningkatan suhu air pada ke tiga kawah tersebut, mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas magmatik di bawah kawah Kelimutu
Baca SelengkapnyaGunung Dempo di Pagaralam, Sumatera Selatan, kembali erupsi. Meski dalam dua bulan terakhir sudah dua kali erupsi, status gunung itu tetap pada level waspada.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaKini kawah itu masih aktif dengan mengeluarkan asap tipis yang merekah dari celah-celah bebatuan.
Baca SelengkapnyaBadan Geolog mengungkap potensi ancaman erupsi freatik dan magmatik.
Baca SelengkapnyaApi mulai muncul sekitar pukul 14.10 WIB, saat masuk rangkaian pekerjaan untuk membersihkan tubing produksi setelah pencabutan pompa ESP.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan dalam keilmuan geologi erupsi gunung berapi seperti ini berpotensi menyebabkan tsunami.
Baca SelengkapnyaLetusan eksplosif memunculkan fenomena alam kilatan petir vulkanik
Baca SelengkapnyaKebakaran terjadi pada Jumat sore. Area yang terbakar semakin meluas.
Baca SelengkapnyaStatusnya dinaikkan karena hasil pemantauan visual dan instrumental, terjadi peningkatan aktivitas gunung.
Baca SelengkapnyaKondisi saat ini, api telah berhasil dipadamkan setelah petugas gabungan melakukan pemadaman, baik di kawasan Bukit Anak Dara dan Bukit Selong kawasan Sembalun.
Baca Selengkapnya