20 Persen TKI jadi korban trafficking

Merdeka.com - Menteri Negara Perlindungan Perempuan dan Anak Linda Amaliasari Gumelar mengatakan ada sekitar 20 persen tenaga kerja Indonesia menjadi korban human trafficking di luar negeri.

"Ini menunjukkan trafficking masih menjadi kejahatan kemanusiaan yang terorganisir yang sama halnya dengan narkoba dan penjualan senjata," kata Linda saat membuka Rakornas Perlindungan Perempuan dan Anak di Denpasar, Bali, Jumat (21/6).

Dia mencatat ada sekitar 9 juta TKI yang bekerja di luar negeri. Adapun modus trafficking di Indonesia 70 persen berawal dari pengiriman tenaga kerja Indonesia yang ilegal ke dalam dan luar negeri.

Berdasarkan data IOM, setidaknya 90,3 persen dari korban tindak pidana perdagangan orang atau terdiri dari perempuan dan 23,6 persen terdiri dari anak, yang merupakan kelompok rentan terhadap kekerasan.

Menurut Linda, saat ini sudah terbentuk gugus tugas trafficking di 88 kabupaten/kota yang ada di 27 provinsi. Gugus tugas itu diperkuat oleh Pusat Pelayanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak (P2TP2A) 197 kabupaten/kota unit perlindungan perempuan dan anak atau UPPA di 456 Mapolres.

Namun demikian masih ditemukan sejumlah kendala, di mana gugus tugas trafficking sebagian besar belum mempunyai rencana aksi konkret serta anggarannya. "Tentu ada gugus yang aktif, tapi ada pula yang belum melakukan apa-apa," ungkap Linda. (mdk/bal)