4 Fakta mahasiswa IISIP meninggal di Gunung Salak
Merdeka.com - Mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) meninggal dunia saat mendaki Gunung Salak. Helmy Dwi Apriyanto (19) meninggal saat mendaki bersama teman dan seniornya.
Kematian Helmy di Gunung Salak seakan menambah deretan para pendaki yang meninggal saat mendaki gunung. Belum lama ini, juga ada pendaki Gunung Semeru yang meninggal.
Ada beberapa fakta terkait dengan kematian Helmy ini. Apa saja? Berikut yang berhasil dihimpun merdeka.com, Kamis (23/1):
-
Siapa pendaki gunung yang tewas di Everest? Pada Juni 1924, sebuah tim ekspedisi melakukan pendakian Gunung Everest. Di tanggal 8 Juni, pendaki gunung asal Inggris bernama George L Mallory dan seorang mahasiswa teknik bernama Andrew 'Sandy' Irvine berangkat meninggalkan tim ekspedisi mereka untuk mecapai puncak. Sayangnya, mereka tidak pernah terlihat lagi dalam keadaan hidup.
-
Mengapa warga Puncak meninggal? Kematian karena diare dan dehidrasi,“ Abdul menyebutkan berdasarkan laporan tersebut, kekeringan ini telah berdampak pada kurang lebih 7.500 jiwa.
-
Siapa pendaki yang hilang? Pada Senin (7/10), seorang gadis pendaki Gunung Slamet bernama Naomi Daviola dikabarkan hilang dan diduga tersesat.
-
Dimana pendaki ditemukan? 'Korban yang hilang ini kita tidak tahu masuk kelompok mana dia. Pencarian juga kita mempertimbangkan cuaca, jangan sampai nanti korban bertambah,' sebutnya.
-
Apa yang terjadi jika pendaki jatuh? 'Yang sering naik dan yang sering bikin konten, ini ke bawahnya sangat jauh, bisa sampai puluhan meter. Makanya yang jatuh kami pastikan tidak akan dievakuasi apapun alasannya. Karena apapun alasannya, ini sangat berbahaya,' terang pencinta alam tersebut.
-
Siapa yang meninggal di Gunung Marapi? Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat menyebabkan 22 pendaki ditemukan meninggal dunia.
Helmy adalah calon anggota klub pecinta alam IISIP
Helmy Dwi Apriyanto adalah mahasiswa IISIP yang meninggal saat mendaki Gunung Salak. Dia merupakan calon anggota Caterva, klub pecinta alam di IISIP. Helmy dan 8 temannya naik Gunung Salak untuk mengikuti pelatihan dasar naik gunung yang digelar oleh Caterva."Jadi bukan Ospek, tetapi semacam aplikasi pelatihan dasar. Sebelumnya kita sudah memberi materi dan diaplikasikan kemarin itu," ujar Ketua Umum Caterva Adi Prasetya Utama kepada merdeka.com, Rabu (22/1) kemarin.Adi menuturkan, Helmy adalah ketua regu dari 9 peserta calon anggota Caterva itu. Selain 9 orang tersebut, sejumlah senior yang jadi panitia juga ikut mendaki."Kita mulai mendaki 15 Januari lalu, jumlah semuanya 20-an lebih. Kebetulan Helmy memang ketua regu peserta," terang Adi.
Meninggal karena cuaca buruk
Selama mendaki, cuaca di gunung yang dikenal angker itu memang sedang tidak bersahabat. Hujan deras dan angin kencang menghadang rombongan dan membuat kondisi kesehatan Helmy drop."Karena acara sudah mau selesai lalu kita turun di pos empat. Saat itu Minggu malam Senin, tetapi saat itu Helmy sudah meninggal. Lalu ada tim yang ke bawah minta bantuan dan banyak juga yang masih di atas di pos empat untuk menjaga Helmy," kata Ketua Umum Caterva Adi Prasetya Utama kepada merdeka.com, Rabu (22/1) kemarin.Setelah tim penyelamat datang jenazah Helmy lalu dibawa ke RS PMI Bogor. Selain Helmy, beberapa peserta lainnya juga mendapat perawatan di RS PMI."Sebagian ada yang dirawat termasuk Deviyana, tetapi kondisi saat ini saya belum dapat informasi berapa yang masih dirawat. Teman-teman juga ada yang nungguin di PMI," terangnya.
Tak ada kekerasan
Helmy Dwi Apriyanto (19) Mahasiswa Institute Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) meninggal saat mendaki bersama teman dan seniornya di Gunung Salak. Beredar rumor, Helmy meninggal karena kekerasan yang dilakukan seniornya.Hal ini dikarenakan Helmy mendaki Gunung Salak dalam rangka untuk mengikuti pendidikan dasar komunitas mahasiswa pecinta alam IISIP, Caterva. Helmy mendaki Gunung Salak bersama 8 teman dan didampingi senior Caterva.Namun pihak Caterva langsung membantah rumor tersebut. Menurut Ketua Umum Caterva, Adi Prasetya Utama, juniornya itu tewas lantaran kondisi cuaca buruk di Gunung Salak."Tidak ada kekerasan kepada peserta. Gimana mau kekerasan kita sendiri juga dibuat susah dengan kondisi cuaca di sana," ujar Ketua Umum Caterva Adi Prasetya Utama kepada merdeka.com, Rabu (22/1).Helmy meninggal lantaran cuaca buruk yang terjadi di Gunung Salak saat mereka melakukan pendakian.
Meninggal saat mengikuti pendidikan dasar
Menurut Ketua Umum Caterva Adi Prasetya Utama, latihan pendidikan dasar tersebut dimulai sejak 15 Januari lalu. Para peserta dan panitia memang tidak sampai puncak, karena ada berbagai acara yang harus diikuti oleh para peserta."Ini juga bukan Ospek, ini semacam pengaplikasian materi yang sebelumnya sudah diberikan kepada para peserta. Kebetulan, Helmy adalah ketua regu. Jadi mungkin dia kecapean. Yang jelas tidak benar ada kekerasan," bantah Adi.Selain Helmy, beberapa peserta lainnya sempat dirawat di RS PMI Bogor setelah dievakuasi Selasa (21/1) kemarin dari Pos empat Gunung Salak. Namun Adi tidak bisa memastikan berapa mahasiswa lainnya yang masih di rawat di RS PMI Bogor."Salah satunya Deviyana, dia masih dirawat, yang lain saya belum tahu apakah masih dirawat apa sudah boleh pulang. tetapi sebagian memang ada yang sudah diperbolehkan pulang. Teman-teman Caterva juga tetap menunggui di RS PMI," terangnya.
Baca juga:Caterva IISIP: Helmy meninggal bukan karena kekerasan seniorMahasiswa IISIP tewas saat daki Gunung SalakJasad pria berbaju kotak-kotak ditemukan di Gunung SalakPetugas gabungan punguti serpihan bangkai Sukhoi di Gunung SalakGunung Gede-Pangrango ditutup selama bulan Agustus (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi berhasil ditemukan, 22 di antaranya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaAda empat orang Mahasiswa UIR yang berada di Gunung Marapi saat erupsi. Satu mahasiswa selamat.
Baca SelengkapnyaDua personel Polda Sumatera Barat (Sumbar) jadi korban erupsi Gunung Marapi, satu orang di antaranya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSebelumnya ia ditemukan tak sadarkan diri dengan mulut berbusa di Pos 4.
Baca SelengkapnyaPendaki yang merekam dirinya terjebak erupsi Gunung Marapi dan viral di media sosial, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPendaki korban erupsi Marapi bernama Zhafirah dikabarkan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaAnas menjelaskan bahwa saat itu korban diketahui melakukan pendakian bersama beberapa orang rekannya
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan erupsi Gunung Marapi mengimbau masyarakat segera melapor apabila ada keluarganya hilang Gunung Marapi..
Baca SelengkapnyaSaat ini masih ada 4 mahasiswa asal Riau lainnya dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaPengetatan prosedur ini bercermin dari kejadian atas Yodeka Kopaba yang belakangan diketahui ternyata baru pertama kali mendaki.
Baca SelengkapnyaDia menyebutkan tidak ada peningkatan level saat Marapi mengalami erupsi. Karena saat itu Gunung Marapi mengalami erupsi freatik.
Baca SelengkapnyaDua warga Riau meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi, Sumbar, pada Minggu (3/12). Satu orang masih hilang, dan tiga lainnya luka-luka.
Baca Selengkapnya