4 Prajurit TNI meninggal usai meriam meledak saat latihan di Natuna
Merdeka.com - Gladi bersih Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Tanjung Datuk Natuna Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (17/5) pagi, memakan korban jiwa. Empat prajurit TNI meninggal sementara enam lainnya terluka.
Prajurit tewas adalah Danrai Kapten Arh Herubelum dan Pratu Ibnu Hidayat. Kemudian Pratu Marwan dengan luka di kaki serta Praka Edy yang terluka di pinggang.
Sementara korban luka-luka yakni Pratu Bayu Agung, terkena percikan peluru di leher dan paha. Lalu Serda Alpredo Siahaan dan Prada Danar yang terluka di paha akibat percikan peluru. Kemudian Pratu Ridai, luka di lutut kiri akibat serpihan peluru. Dan Pratu Didi Hardianto, luka di tangan kiri serta Sertu Blego Switage, luka di tangan kiri dan perut akibat serpihan peluru.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
-
Apa yang diselamatkan oleh para perwira TNI? Semua kembali ke staf dengan membawa uang untuk pasukan-pasukan dan dinas-dinas untuk melaksanakan secara resmi timbang terima uang itu.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
-
Siapa yang diserbu TNI? Kontak tembak terjadi antara Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 133/Yudha Sakti dengan OPM wilayah Sorong Raya. Baku tembak ini sendiri terjadi ketika pasukan TNI melakukan penyergapan markas OPM di wilayah hutan Distrik Aifat Selatan, Maybrat-Papua Barat Daya, pada Sabtu (22/6) sekitar pukul 13.00 WIT.
-
Siapa prajurit TNI AU yang menang? Ya, prajurit TNI AU yang bernama Praka Ongen Saknosiwi ini berhasil meraih kemenangan pada gelaran Byon Combat Showbiz Vol 3.
-
Siapa saja korban tragedi Trisakti? Keempat mahasiswa yang meninggal dunia adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royadin, dan Hendrawan Sie.
Kadispenad, Brigjen TNI Denny Tuejeh membenarkan peristiwa kecelakaan itu. Menurut dia, kejadian tersebut akibat pembatas samping meriam artileri berputar ke kiri dan putar ke kanan hingga tidak dapat dikendalikan.
"Salah satu pucuk Meriam Giant Bow dari Batalyon Arhanud 1/K yang sedang melakukan penembakan mengalami gangguan pada peralatan pembatas elevasi, sehingga tidak dapat dikendalikan dan mengakibatkan 4 orang meninggal dunia dan prajurit lainya mengalami luka-luka karena terkena tembakan," kata Denny dalam keterangannya, Rabu (17/5).
Seluruh korban berasal dari satuan Yon Arhanud 1 Kostrad. Para korban saat ini berada di RSUD Natuna.
"Saat ini pihak TNI sedang melakukan investigasi mendalam tentang kejadian tersebut," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Latihan pernapasan ini merupakan salah satu rangkaian pelatihan yang memang jarang tersorot.
Baca SelengkapnyaDiduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca SelengkapnyaAksinya pun banjir sorotan hingga gelak tawa dari warganet.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut momen tak terduga prajurit TNI bersenjata disiram air warga saat melintas.
Baca SelengkapnyaSebanyak 134 prajurit jalani pelatihan selama 7 bulan
Baca SelengkapnyaAlmarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.
Baca SelengkapnyaSempat melapor ke polisi, namun keluarga korban diarahkan ke Denpom I/Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaKorban sempat berkomunikasi dan mengaku dari POM TNI AD
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI AD Brigif 24 begitu antusias dalam beternak kambing sebagai bentuk dukungan program ketahanan pangan.
Baca Selengkapnya