7 Kamera CCTV Komplek Ferdy Sambo Masih Nyala Sebelum Diganti Afung
Merdeka.com - Terungkap, sebanyak tujuh CCTV di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, rumah dinas Ferdy Sambo masih dalam kondisi menyala. Hal itu terungkap dalam persidangan perkara perintangan penyidikan atau obstruction of justice kematian Brigadir J.
Awalnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menanyakan saksi Tjong Djiu Fung alias Afung, seorang teknisi yang diminta untuk mengganti DVR CCTV Komplek Polri, setelah penembakan terhadap Brigadir J.
"Saat ditelepon itu yang dikatakan Irfan kepada saksi, kan tadi meminta pergantian 2 unit DVR. Disebutkan kapasitasnya?" tanya jaksa kepada Afung di PN Jakarta Selatan, Kamis (3/11).
-
Apa yang dilakukan AD setelah diperiksa? AD mengakui bahwa wanita dalam video panas adalah dirinya dan juga menyerahkan beberapa dokumen kepada penyidik.
-
Dimana pengecekan dilakukan? Pengecekan tersebut dilakukan di SPBU simpang PT Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida dan agen elpiji, PT Tendano.
-
Apa yang ditayangkan di persidangan? Rekaman CCTV tersebut tidak boleh dibagikan kepada pihak ketiga, termasuk media.
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang diperiksa di Kejagung? Gimmick Sandra Dewi Saat Diperiksa Kasus Korupsi Suami di Kejagung Tidak banyak ucapan yang dilontarkan Sandra sebelum menjalani pemeriksaan. Sejumlah gimmick banyak terjadi selama pemeriksaan Aktris Sandra Dewi sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah 2015-2022 yang menyeret suaminya, Harvey Moeis, Kamis (4/4).
-
Siapa Afan DA? Ahmad Afan Khadafy, si penyanyi muda keren dari Dangdut Academy 5! Dia berhasil meraih posisi juara ke-3 dengan gaya nyentriknya.
"Dia ada permintaan ganti mesin tapi saya memastikan mesinnya merk apa, kapasitas hardisknya DVR itu berapa besar, supaya bisa tahu harganya berapa. Abis itu nanti saya info ke Pak Irfan," jawab Afung.
Setelah merek mesin DVR dikantongi Afung, langsung melakukan pengecekan.
"Saya sampaikan bahwa mesin DVR itu harganya Rp650.000 lalu hardisk Rp750.000. Karena 1 tera, lalu ongkos saya ke sana dan transportasi dan chargenya Rp750.000 jadi totalnya Rp3.550.000," jelas Afung.
Selanjutnya, Afung dan Irfan bertemu di sebuah tempat cuci mobil depan Komplek Polri.
"Lanjut kemudian datang, lalu mobil sy parkir di sana (tempat cuci mobil depan Komplek Polri). Saya jalan kaki menuju ke Komplek Duren Tiga menuju pos penjagaan," beber Afung.
Saat itu, Afung dijemput tiga orang.
"Saya diarahkan ke pos penjagaan yang depannya lapangan basket itu menuju ke sekuriti dan saudara Irfan mengatakan ini teknisi saya mau ganti DVR," tuturnya.
Setelah diarahkan tempat DVR berada, sekilas Afung memperhatikan masih ada tujuh kamera dalam kondisi menyala.
"Di lapangan saya memperhatikan posisi kamera yang nyala itu ada berapa titik. Saya perhatikan (channel) nomor 1 dan 8 mati. Dan di dalam DVR itu ada 2 unit, atas sama bawah, lalu saya sempat bertanya kepada sekuriti ini kenapa ada 2 mesin ya, tapi tampilannya begini," kata Afung.
Namun, jawaban Afung disanggah oleh Jaksa. "Bukan maksud saya saksi diminta Irfan buat ganti, CCTV itu masih hidup atau sudah mati?" koreksi jaksa.
"Berapa channel yang saksi lihat waktu itu sebelum diganti?" ulang jaksa
Kemudian, dijawab Afung seraya mengingat-ngingat.
"Saya pastikan (channel) Nomor 1 dan 8 mati, 2-3 nyala, channel yang kotak keempat ada 4 kotak, yang nyala 1-2. Brarti 7 kamera yang nyala," ungkapnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mpok Alpa kerap mendapat teror di rumahnya. Kali ini, rumahnya dilempari celana dalam. Namun anehnya, saat kejadian berlangsung justru CCTV dalam kondisi mati.
Baca SelengkapnyaWilly menyebut saat ini pihak kepolisian dan juga pihak BNN juga telah dilibatkan untuk memburu ketujuh tahanan itu.
Baca SelengkapnyaHingga kini Mpok Alpa masih belum bisa menemukan siapa pelaknya.
Baca SelengkapnyaSelama sidak, Willy mengaku menemukan sejumlah kejanggalan terkait dengan kaburnya tujuh tahanan itu.
Baca SelengkapnyaPolisi memeriksa kamera CCTV apakah berfungsi atau tidak.
Baca Selengkapnya