7.000 Jemaah Haji Belum Dapat Smart Card, Begini Penjelasan Kemenag
Kemenag menjamin, jemaah haji bisa masuk ke Arafah, Muzdalifah dan Mina
Sekitar 7.000-an atau tinggal 3 persen yang belum mendapatkan smart card
7.000 Jemaah Haji Belum Dapat Smart Card, Begini Penjelasan Kemenag
Menjelang pelaksanaan wukuf di Arafah, masih ada sekitar 7.000 jemaah haji Indonesia yang belum mendapatkan smart card atau kartu nusuk. Mengingat tanpa kartu nusuk ini, jemaah haji tidak bisa memasuki kawasan Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
"Sekarang kurang sekitar 7.000-an atau tinggal 3 persen yang belum (mendapatkan smart card) karena masih ada sektor-sektor yang baru menginput data," kata Kepala Daerah Kerja Mekkah, Khalilurrahman di Mekkah, Kamis (13/6).
Khalilurrahman mengatakan pihaknya akan terus mengupayakan agar semua jemaah haji Indonesia yang resmi mendapatkan haknya untuk bisa beribadah di Armuzna. Dia bilang Masyariq memberikan jaminan jemaah haji Indonesia tetap bisa masuk dan melaksanakan ibadah haji sesuai rencana.
"Pihak masyariq memberikan jaminan bagi jemaah yang belum mendapatkan smart card akan diperiksa secara manual," kata Khalilurrahman.
Dia menambahkan, selama jemaah haji memiliki visa haji dan itu resmi, pihak Masyariq menjamin, jemaah haji bisa masuk ke Arafah, Muzdalifah dan Mina.
"Meskipun tidak punya smart card, sepanjang mereka punya visa dan resmi, pihak Masyariq menjamin tetap bisa ke Arafah," kata Khalilurrahman.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 29.000 jemaah haji Indonesia masih belum mendapat smart card atau nusuk yang menjadi tiket masuk kawasan Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
Padahal pelaksanaan wukuf di Arafah telah ditetapkan pada Sabtu 14 Juni 2024. Sementara jemaah haji akan mulai diberangkatkan dari Mekkah menuju Arafah pada Jumat, 13 Juni 2024.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pun memberi perhatian lebih terkait hal tersebut. Yaqut pun langsung menanyakan masalah ini kepada penyedia layanan haji yang ditunjuk Pemerintah Arab Saudi atau Masyariq.
Dia minta smart card harus terdistribusi kepada seluruh jemaah haji Indonesia pada H-1 menjelang pelaksanaan wukuf. Mengingat saat ini Pemerintah Arab Saudi sangat tegas dan tidak akan mengizinkan jemaah tanpa smart card masuk ke kawasan puncak haji.
”Mengingat hal ini bisa menimbulkan masalah,” kata Yaqut di Mina, Arab Saudi, dikutip Rabu (12/6).
Dalam kesempatan itu, Yaqut mengklarifikasi pemicu belum selesainya kartu yang juga dikenal dengan nama kartu nusuk itu. Pihak mashariq menyebut, hal itu disebabkan adanya sejumlah kendala di balik proses pencetakan kartu nusuk.
”Untuk diketahui, produksi smart card itu dilakukan oleh perusahaan penyedia,” kata perwakilan Mashariq, Amin Indragiri.
Namun, Amin berjanji akan mengupayakan agar seluruh smart card sudah bisa terdistribusi kepada semua jemaah Indonesia sebelum pelaksanaan ibadah puncak haji berlangsung.