73 Warga Garut Mengungsi Akibat Rumah Terdampak Longsor
Merdeka.com - 73 Warga Kampung Lebokbintinu, Desa Sukamaju, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terpaksa mengungsi dari rumah. Puluhan warga itu mengungsi karena kediaman mereka terdampak bencana longsor pada Senin (17/2) dini hari.
"Ada 24 rumah dan satu masjid yang terdampak longsor, di mana 14 bangunan di antaranya masuk dalam zona merah yang terancam longsor. 14 rumah yang di zona merah sudah tidak bisa lagi ditinggali," ujar Kepala Desa Sukamaju, Yeyet, Kamis (20/2).
Yeyet mengatakan, 73 warga itu mengungsi di rumah warga yang dianggap aman. Namun sebagian besar tinggal di rumah ketua rukun warga.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Siapa yang tinggal di kolong rumah? 'Biasanya suara itu terdengar larut malam, dan kami mengira itu hanya hewan yang berada di kolong rumah,' ungkap Ricardo Silva, menantu pemilik rumah tersebut. 'Suara-suara itu mirip ketukan, seperti saat istri saya berjalan, dan terdengar seperti suara balasan dari bawah rumah, sehingga dia berkata, 'kamu tahu ada yang salah'.'
-
Bagaimana warga bisa tinggal di Rusun Nagrak? Pemprov DKI menyiapkan Rusun Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara untuk dihuni oleh warga eks Kampung Bayam dengan skema sewa.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Siapa yang tinggal di rumah dengan gang sempit? Meski tinggal di rumah dengan gang sempit, Ayu Ting Ting dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan dekat dengan tetangga di sekitarnya.
"Kondisinya masih aman, kebutuhan logistik juga Alhamdulillah terpenuhi. Pos kesehatan juga didirikan di dekat tempat mengungsi sehingga saat ada yang sakit bisa langsung memeriksakan diri," katanya.
Dia mengungkapkan, bencana juga menyebabkan warga tidak bisa beraktivitas di kebun milik mereka karena terancam longsor. Aktivitas yang bisa dilakukan hanya mencari rumput untuk memberi makan hewan ternak.
Yeyet mengungkapkan belum bisa memastikan hingga kapan warganya akan diungsikan. Namun dia menyebut bahwa bantuan logistik hanya akan dilakukan hingga H+3 sejak warga mengungsi. Walau begitu, dia mengaku akan menggalang bantuan dari warga agar bisa membantu.
Selain itu, kata Yeyet, pemerintah desa berencana untuk merelokasi rumah warga yang terdampak longsor. Namun untuk relokasi harus melalui beberapa tahapan, dan ia mengaku akan berbicara kepada Bupati Garut terkait rencana itu.
Yeyet menyebut bahwa pihaknya pun sudah mencari tempat yang aman untuk relokasi. "Kalau tidak direlokasi pemerintah kabupaten, dari desa juga siap walau dana desa tidak diperbolehkan beli tanah, tapi kalau membuat rumah siaga bencana bisa," kata dia.
Sementara itu, salah seorang warga yang mengungsi, Agus (36) mengaku bahwa rumahnya tidak terdampak langsung longsor namun memilih mengungsi karena takut. Ketakutan tersebut bukan tanpa sebab. "Tanahnya sampai sekarang masih terus gerak," ucapnya.
Agus bersama keluarganya, saat ini tinggal rumah ketua RW. Ia pun tinggal bersama warga lainnya yang mengungsi dan harus berbagi tempat tidur dengan kondisi seadanya. Siang hari, ia mengontrol rumah dan kandang tempat hewan ternaknya yang harus diberi makan.
"Kalau harus tidur di rumah mah enggak berani. Kebayangnya kejadian longsor. Maunya sih pindah, tapi ya gimana baiknya saja," ungkapnya.
Sejak tinggal di Kampung Legokbintinu di 2005, Agus menyebut bahwa longsor baru pertama kali terjadi di kampungnya. Ia juga menyebut bahwa tanda-tanda akan terjadinya longsor tidak nampak. Warga lainnya, Nasih (35) mengatakan tanah longsor itu terjadi saat dirinya sedang tidur. Ia tiba-tiba mendengar suara keras, saat dicek ternyata longsor. Lokasi longsor berjarak sekitar 10 meter dari rumahnya.
"Saya dengan keluarga langsung ke rumah orang tua. Kalau disuruh memilih mending direlokasi karena rumah saya sudah tidak aman," katanya.
Bupati Garut, Rudy Gunawan mengaku bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk merelokasi warga. Setidaknya ada dua tempat yang ditawarkan, namun pihaknya akan memeriksa lokasi tersebut sebelum dijadikan tempat relokasi.
"Kita akan minta geologi (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) untuk mengecek lokasi. Kalau bebas gempa atau gerakan tanah, kita beli. Saya sudah intruksikan BPBD Garut untuk mengawal proses itu dan dalam sepekan ini saya meminta agar sudah ada kepastian lokasi. Untuk pembelian tanahnya kita targetkan selesai sebulan," ungkapnya.
Setelah tersedia, Bupati mengaku tidak akan menggunakan pemborong untuk proses pembangunannya, namun warga diharapkan ikut gotong royong.
"Jadi untuk sementara warga tinggal dulu di tempat aman. Pemkab Garut siap menanggung kebutuhan logistik untuk pengungsi," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng berjanji akan membantu perbaikan rumah korban terdampak kebakaran.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Garut tetap berjaga di luar rumah setelah merasakan gempa magnitudo 6,5 yang dimutakhirkan menjadi 6,2. Mereka khawatir terjadi gempa susulan.
Baca SelengkapnyaKebakaran Dahsyat Hanguskan 46 Rumah di Gayo Lues Aceh
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca SelengkapnyaDari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca SelengkapnyaBanjir ini terjadi akibat luapan Kali Ciliwung seiring tingginya intensitas hujan di wilayah Depok dan Bogor, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaRelokasi warga korban kebakaran di Manggarai bertahap.
Baca SelengkapnyaRatusan warga yang terdampak kebakaran diamankan ke posko pengungsian di halaman RSUD Kebayoran Lama.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca Selengkapnyatotal rumah yang rusak akibat bencana gempa magnitudo 6,2 mengguncang Garut berjumlah 110 unit
Baca SelengkapnyaSelain ada warga yang mengalami luka, tidak sedikit diantara masyarakat yang mengalami trauma.
Baca Selengkapnya