Ahli toksikologi yakin Mirna tewas karena sianida
Merdeka.com - Kepala bidang ilmiah ahli forensik (membidangi ahli Toksikologi Forensik) Bareskrim Polri Kombes Pol Nursamran Subandi mengungkapkan sebanyak 297,6 perliter miligram sianida ditemukan di tubuh mendiang Mirna. Total tersebut setelah pihaknya melakukan pemeriksaan.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, kami menemukan 297,6 miligram per liter sianida di dalam tubuh Mirna. Jumlah tersebut dua kali lebih tinggi dari ambang batas tak mematikan untuk manusia berbobot 60 kg," kata Nursamran di sidang, Rabu (3/8).
Atas penemuan tersebutlah, Nursamran yakin betul bahwa Mirna meninggal karena sianida. Apalagi hasil autopsi menemukan korosi, atau sejenis luka dalam lambung Mirna.
-
Apa yang dikenakan Jessica? Jessica juga membagikan potret dirinya saat menggendong bayi Julia Eden yang mengenakan dress tutu berwarna putih. Dengan blazer tweed berwarna putih, sang nenek memancarkan pesona yang anggun. Tatanan rambutnya yang rapi menambahkan sentuhan kemewahan pada penampilannya.
-
Apa yang sedang dialami Jessica Mila? Jessica Mila, kini berbagi kabar bahagia karena sedang mengandung anak pertamanya bersama Yakub Hasibuan.
-
Apa yang semakin terlihat di perut Jessica Mila? Potret Terbaru Jessica Mila yang Perutnya Semakin Terlihat, Aura Bumil Makin Terpancar
-
Bagaimana kondisi Jessica Mila sekarang? Saat ini, kondisi kesehatannya semakin membaik, dan dia sangat menjaga dirinya serta kesehatan bayinya melalui konsultasi medis serta istirahat setelah insiden tersebut.
-
Apa yang terlihat jelas di perut Jessica Mila? Baby bump Jessica sudah jelas meski dia mengenakan pakaian longgar.
"Saya pastikan itu karena sianida. Keterangan-keterangan yang saya berikan terkait dengan kasus yang saat ini diperiksa. Pendapat saya, tentang racun sianida, saya mendalami sianida ini," paparnya.
Dalam pengungkapan ini, Nursamran menjelaskan bahayanya sianida jika masuk ke dalam tubuh. Karena sianida merupakan golongan senyawa yang terdiri dari jutaan ion dan natrium sianida terdiri dari racun kategori tinggi.
"Natrium sianida masuk dalam kategori bahan kimia beracun tinggi dan biasanya dipakai di pertambangan ilegal, penangkapan ikan ilegal dan menyepuh logam agar berwarna terang. Sedangkan untuk manusia, partikel senyawa natrium sianida yang berbahaya adalah gugus CN, karena memiliki reaksi menghambat sistem pernapasan," ucapnya.
Dalam reaksinya, lanjut Nursamran, sianida akan menghambat sistem pernapasan dalam sel, di mana mengganggu enzim yang ada di sel pernapasan.
"Ini mampu membuat orang tewas seketika karena kehabisan oksigen dalam tubuh dengan sangat cepat. Maka orang akan mati seperti kehabisan oksigen dan itu prosesnya sangat cepat, bisa dalam waktu hitungan kurang dari lima menit," tutupnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ungkap kematian Wayan Mirna bukan karena sianida, ini sosok dokter Djaja Surya Atmadja.
Baca SelengkapnyaFilm dokumenter yang berjudul 'Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso' kini menyita perhatian publik karena dianggap ada kejanggalan.
Baca SelengkapnyaFilm dokumenter kasus Jessica Wongso berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso tayang di Netflix.
Baca SelengkapnyaRacun sianida meracuni tubuh dengan mengganggu kinerja sitokrom C oksidase pada sel, yang bertanggung jawab dalam mengikat oksigen.
Baca SelengkapnyaArtis Nanie Darham yang meninggal dunia saat menjalani operasi sedot lemak diduga menjadi korban malapraktik.
Baca SelengkapnyaSelain bacokan di dada, korban mengalami luka bakar hampir sekujur tubuh dengan persentase mencapai 91%.
Baca SelengkapnyaDitemukan bahwa terjadi pelebaran pembuluh darah pada selaput lendir kelopak mata dan selaput keras bola mata.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami motif dari pembunuhan kejam ini.
Baca SelengkapnyaAda tiga tim yang dibentuk untuk menangani masalah di laboratorium IPB.
Baca SelengkapnyaKorban kebakaran laboratorium IPB dikebumikan di Serang, Banten.
Baca SelengkapnyaMayat wanita itu mengenakan pakaian dalam bagian atas warna coklat dan celana yang robek.
Baca SelengkapnyaFilm dokumenter tersebut dipastikan segera tayang pada September 2023.
Baca Selengkapnya