Hasil Autopsi Anak Perwira TNI Tewas Terbakar di Lanud Halim: Ada Luka Bacok di Dada
Selain bacokan di dada, korban mengalami luka bakar hampir sekujur tubuh dengan persentase mencapai 91%.
Kepala RS Polri Kramat Jati memperkirakan dari hasil autopsi, CHR sempat alami pendarahan yang luar biasa.
Hasil Autopsi Anak Perwira TNI Tewas Terbakar di Lanud Halim: Ada Luka Bacok di Dada
Terkuak fakta baru dari hasil penyelidikan kematian anak perwira menengah (pamen) TNI AU, CHR (16) yang tewas terbakar di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma. Ternyata, ada sejumlah luka pada bagian dada korban yang diakibatkan sayatan dari senjata tajam (sajam).
Hasil itu disampaikan Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto yang telah melangsungkan proses autopsi jasad korban, sejak Senin (25/9) kemarin.
"Ada luka di dada, luka seperti sayatan atau bacokan ya. (Mengakibatkan) ya, jadi dia ada pendarahan di rongga perutnya," kata Hariyanto saat dihubungi, Selasa (26/9).
Hariyanto memperkirakan dari hasil autopsi, CHR sempat alami pendarahan yang luar biasa.
"Kehabisan darah, jadi karena luka yang cukup parah hingga ada darah keluar banyak di rongga perut jadi mengenai hati," katanya.
Selain bacokan di dada, korban mengalami luka bakar hampir sekujur tubuh dengan persentase mencapai 91%.
"91 persen (alami luka bakar). Iya hampir sekujur tubuh, tinggal 9 persen, jadi semuanya kebakar tinggal 9 persen saja yang tidak terbakar," kata Hariyanto.
Menurutnya, luka bakar yang dialami CHR mencapai grade dua sampai tiga yang artinya telah masuk ke dalam luka bakar parah. Karena dapat merusak jaringan secara lebih dalam dengan ciri-ciri tubuh berwarna hitam pekat.
"Kemudian kebakarannya grade 2-3 artinya sudah kebakaran lanjut juga," kata dia.
Selain itu, Jenderal Bintang Satu ini juga mengungkap adanya temuan jelaga atau arang hasil bakaran suatu benda yang terhirup dan masuk ke rongga pernapasan CHR.
"Tapi saat kita lihat cela nafasnya ada jelaga, di sana. Artinya sebelum meninggal full dia sempat menghirup udara bakaran itu jadi ada di rongga pernapasannya," jelasnya.
Namun demikian, Hariyanto menjelaskan hasil autopsi tidak bisa mengurai lebih lanjut terkait sumber api yang membakar CHR. Karena proses autopsi hanya meneliti kondisi jasad tubuh korban.
"Cepat sekali, karena kita enggak tahu kebakarannya. Jadi kebakarannya itu sudah luar biasa berat kemudian dari pendarahannya juga sudah luar biasa yang bisa menyebabkan kematian," katanya.
Hariyanto menyatakan ada tiga kondisi yang berakibatkan CHR tewas. Pertama, luka pada bagian dada, kedua pendarahan, dan ketiga alami luka bakar sekujur tubuh.
"Kita hanya menyampaikan hasil daripada autopsi. Ada perlukaan dari hati, kemudian ada pendarahan dari luka tersebut yang menyebabkan pendarahan, kemudian ada pembakaran atau kebakaran,"
ujar Hariyanto.
merdeka.com
Sekadar informasi, saat ini proses penyelidikan terkait tewasnya CHR masih berlangsung berdasarkan LP/A31/VIIII/ 2023/SPKT/Polsek Makasar/ Polres Metro Jakarta Timur, 24 November 2023.
"Korban berinisial CHR. Kronologi, pada Minggu sekira pukul 19.40 WIB, telah ditemukan seseorang meninggal dunia dengan identitas CHR laki-laki 16 tahun dalam kondisi terbakar," kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leonardus Simarmata.
Atas kejadian ini, Leonardus menyampaikan pihaknya telah melakukan serangkaian proses penyelidikan bekerjasama dengan Satpom Lanud Halim Perdanakusuma dan Puslabfor Mabes Polri.
"Upaya yang telah dilakukan, pertama adalah menerima laporan. Kedua, mendatangi TKP dan telah dilaksanakan olah TKP. Ketiga, membawa korban ke RS Polri untuk dilakukan visum dan otopsi,"
kata Leonardus.
merdeka.com