Aktivitas vulkanik meningkat, status Gunung Agung Bali siaga
Merdeka.com - Pihak PVMBG Badan Geologi mengeluarkan imbauan bahwa berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, terhitung mulai Senin (18/9) malam, status Gunung Agung dinaikkan dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga). Kesimpulan itu diambil ditinjau dari grafik peningkatan adanya pergerakan yang meningkat sejak pukul 19.00 WITA.
Dari data yang dikirimkan, kejadian Gempa Terasa dengan magnitudo Md3.11 terekam pada pukul 19.02 WITA dengan skala MMI II-III di Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Agung di Desa Randang, Karangasem Bali.
Dikatakan meningkat dari setatus Waspada menjadi Siaga, terhitung dari data instrumental pasca kenaikan status ke Level II (Waspada) pada 14 September 2017 hingga 18 September 2017 pukul 20.00 WITA, terekam 2 kali gempa Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 6 mm dan lama gempa 480 detik.
-
Dimana lokasi Gunung Agung? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Bagaimana erupsi Gunung Semeru terlihat? Menurutnya, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya, dan saat laporan tersebut dibuat, erupsi masih berlangsung.
-
Kapan Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas terakhir? Lebih lanjut, Sukedi mengakui berdasarkan pengamatan dalam 20 tahun terakhir, peningkatan aktivitas Gunung Slamet terjadi hampir tiap lima tahun sekali, yakni pada tahun 2004-2005, 2018-2009, 2014, dan terakhir pada bulan Agustus 2018 hingga 2019.
-
Bagaimana memprediksi erupsi gunung berapi? Cara lain untuk melihat kapan gunung berapi akan erupsi adalah dengan mengukur gas yang keluar. Ketika magma bergerak ke permukaan, gas keluar dengan cepat dan mendahului magma. Gas ini bisa diukur dari angkasa atau dari daratan.
-
Bagaimana gempa Bali terjadi? Hasil analisa BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat. Jenis itu diketahui setelah memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
-
Kapan gempa di Bali terjadi? Gempa terjadi pukul 08.51 WITA dan getarannya terasa hingga beberapa detik.
Dan, 18 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 2 - 10 mm dan lama gempa 7 - 40 detik. 355 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2 - 10 mm, S-P 0.9 - 2.5 detik dan lama gempa 5 - 38 detik. 9 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 6 - 8 mm, S-P 4.5 - 8 detik dan lama gempa 32 - 44 detik. 3 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7 - 8 mm, S-P 12 - 16 detik dan lama gempa 47 - 71 detik.
Bahkan aejak pujul 20.00 WITA telah terjadi 4 kali Gempa terasa yang berpusat di sekitar Gunung Agung. Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental, aktivitas G. Agungteramati semakin meningkat dari pada kondisi Level II (Waspada) dengan terekamnya kegempaan-kegempaan vulkanik yang mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung saat ini dalam keadaan tidak stabil sehingga probabilitas untuk terjadi letusan menjadi semakin meningkat.
"Sejauh ini situasi masih terpantau aman namun tetap kita harapkan masyarakat agar mengikuti apa yang jadi arahan pemerintah untuk penanggulangan bencana. Jangan panik itu saja, terpantau seperti yang dilaporkan sudah meningkat jadi Siaga dari status Waspada dibLevel II," singkat Dewa Made Indra, Kapala BPBF Bali, Senin (18/9) malam.
Dengan kondisi aktivitas seperti saat ini maka jika terjadi letusan, potensi bahayanya diperkirakan utamanya berada di area tubuh G. Agung yang berada di lereng Utara, Tenggara, dan Selatan G. Agung.
Sedangkan ancaman bahaya secara langsung berada di daerah utara Gunung Agung terutama di daerah aliran sungai Tukad Tulamben, Tukad Daya, Tukad Celagi yang berhulu di area bukaan kawah, Sungai Tukad Bumbung di Tenggara, Pati, Tukad Panglan, dan Tukad Jabah di Selatan Gunung Agung berpotensi terhadap bahaya aliran piroklastik dan lahar.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Status Gunung Iya naik jadi Siaga III. Warga Ende diimbau waspada terhadap potensi erupsi dan risiko tsunami.
Baca Selengkapnyahasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya peningkatan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca SelengkapnyaGunung api Iya merupakan gunung strato dengan sejarah letusan tercatat sejak tahun 1671.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaStatusnya dinaikkan karena hasil pemantauan visual dan instrumental, terjadi peningkatan aktivitas gunung.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Deteksi 19 Gempa Guguran Gunung Ruang
Baca SelengkapnyaGunung Ruang Naik Status jadi Awas, Kekuatan Erupsi Makin Besar
Baca SelengkapnyaGunung Ile Lewotolok menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu sepekan mulai dari 16 hingga 22 April.
Baca SelengkapnyaData PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi.
Baca SelengkapnyaGunung Ruang Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi Tiga Kilometer
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta diungsikan ke daerah yang lebih aman.
Baca Selengkapnya