Anak Sekolah Kena Gas Air Mata saat Bentrok di Rempang Batam, Ini Penjelasan Polisi
Polisi mengungkapkan siswa yang terdampak akibat gas air mata sedang dalam pemulihan.
Anak sekolah bersembunyi dalam kelas.
Anak Sekolah Kena Gas Air Mata saat Bentrok di Rempang Batam, Ini Penjelasan Polisi
Tindakan represif kepolisian saat mengurai bentrok dengan masa di Pulau Rempang, Kota Batam sempat menjadi sorotan. Karena dampak gas air mata yang menyasar murid-murid sekolah dasar di kawasan Rempang turut menjadi korban, Kamis (7/9) kemarin.
Kabid Humas Polda Kepulauan Riau (Kepri), Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad pun menjelaskan penyebab insiden itu terjadi, lantaran jarak antara sekolah dengan masa yang berdekatan.
"Gas air mata itu kenapa sampai mengarah ke anak sekolah, karena lokasi mereka berdiam atau dalam mempertahankan lingkungannya atau perlintasan itu Sebelahan dengan sekolah,"
kata Pandra saat dikonfirmasi, Jumat (8/9).
Selain pengaruh jarak, kata Pandra, ada juga faktor angin yang membuat gas air mata meluas. Hingga memasuki area sekolah yang mana saat itu tengah dalam proses belajar mengajar berlangsung.
"Apalagi daerah Kepulauan Riau yang jembatan yang dilalui itu berbatasan dengan Perairan dan angin itu cukup kencang. Mengakibatkan arah semprotan gas air mata ke salah satu sekolah yang tengah ada kegiatan belajar mengajar,"
ujar Pandra.
"Jadi Jadi tidak benar kabar petugas melakukan upaya upaya mengejar Dan sebagainya ke arah sekolah,"
sambung Pandra.
Meski begitu, kata Pandra, pihaknya telah memastikan 11 siswa dan siswa yang terdampak akibat gas air mata sedang dalam pemulihan. Setelah mendapatkan perawatan dari rumah sakit setempat.
"Semua kondisi anak anak sekolah 11 orang itu dalam keadaan sehat. Saat ini masih di rumah sakit sudah dilakukan pemulihan tidak sampai fatal," tuturnya.
Sebelumnya, telah terjadi bentrokan antara warga dengan petugas gabungan dari Polri, TNI, Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Satpol PP pecah di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (7/9).
Keributan pecah saat petugas gabungan tiba di lokasi. Keributan itu dipicu karena warga masih belum setuju dengan adanya pengembangan kawasan tersebut yang merupakan kampung adat masyarakat Melayu.
Akibat keributan tersebut, petugas terpaksa menembakkan gas air mata karena situasi yang tidak kondusif.
Dari kejadian itu, dikabarkan beberapa siswa sekolah dibawa ke rumah sakit akibat terkena gas air mata yang terbawa angin, karena lokasinya yang tidak jauh dari tempat terjadinya keributan.
"Ada belasan siswa yang saya tau dibawa oleh ambulans ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Gas air mata itu tadi terbawa angin, karena ribut dekat dari sekolah kami,"
ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Muhammad Nazib saat ditemui di lokasi. Dikutip dari Antara.