Antisipasi Virus Corona, RSUD Dr Moewardi Solo Siapkan 2 Ruang Isolasi
Merdeka.com - Virus Corona yang sedang mewabah di Wuhan, China membuat masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Kabar adanya pasien yang dirawat di RSUD Dr Moewardi Solo karena dugaan terkena virus Corona sempat berhembus.
Namun pihak rumah sakit membantah adanya pasien yang dirawat tersebut. Ketua Tim Severe Acute Respiratory Infection (SARI) RSUD Dr Moewardi, Dr dr Harsini Sp.P (K) mengatakan, berita yang sempat beredar tentang adanya pasien yang diduga terkena virus Corona tersebut tidak benar.
"Tidak ada pasien yang terkena Virus Corona. Pasien yang kita rawat terkena bronkitis, dia memang baru pulang dari Singapura. Setelah menjalani foto toraks dan rontgen, pasien tersebut terkena bronkitis," ujar Harsini, kepada wartawan, Senin (27/1).
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Dimana virus berada? Virus merupakan kumpulan kecil kode genetik, baik DNA atau RNA yang dikelilingi oleh lapisan protein.
-
Gimana Denok ngisolasi dirinya? Denok njawab iyo ndek omah. Pak Dosen negesi maneh yok opo cara e kok isolasi garai bathuk panas karo moto ra iso melek iki?Tiba e bathuk karo mripat e Denok diisolasi karo seloti. Pingin e Denok sak lambene pisan, tapi wedi ora iso ngomong.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
Meskipun belum ditemukan pasien dengan kasus terkena virus Corona, RSUD Dr Moewardi Solo telah menyiapkan Tim SARI yang telah terbentuk sejak tahun 2014 lalu. Tim ini memiliki tugas melayani pasien rawat jalan dan rawat inap termasuk rujukan dari unit pelayanan kesehatan SARI di luar RSUD dr Moewardi, Avian Influenza (AI), Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS.Cov) dan kegawatan paru karena infeksi.
"Kami sediakan 2 ruang isolasi dengan kapasitas 2 tempat tidur tapi jika ada pasien yang melebihi, akan kita tambah 6 tempat tidur," katanya.
Menurut dia, ruangan isolasi tersebut terpisah dengan pasien lain. Sehingga saat ada pasien dengan dugaan virus Corona langsung dibawa ke ruang isolasi dan tidak melalui ruang IGD. Untuk menghadapi kasus pasien terkena virus Corona, pihak rumah sakit akan melakukan simulasi penanganan yang diikuti dokter dan paramedis.
"Semua petugas medis dan paramedis di ruang isolasi dilengkapi dengan alat pelindung diri. Kami telah berkoordinasi dengan kementerian kesehatan dan juga pemerintah daerah terkait ketersediaan alat pelindung diri ini," paparnya.
Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi, Eko Haryati menambahkan terkait informasi yang beredar di masyarakat ada pasien diduga terkena virus Corona di rumah sakit tersebut, saat ini pasien telah dipindahkan ke bangsal. Bahkan jika tidak ada keluhan besok pasien diizinkan pulang.
Direktur Utama RSUD Dr Moewardi Solo, Cahyono Hadi menambahkan, sebagai RS rujukan, pihaknya siap menghadapi kemungkinan adanya pasien virus Corona.
"Meskipun sampai saat ini belum ditemukan pasien rujukan dengan kasus terjangkit virus Corona, tapi prinsipnya kami siap untuk menghadapi kemungkinan. Harapan kita tentu tidak terjadi," tutup Cahyono.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaSementara kasus cacar monyet di wilayah Ibu Kota sudah mencapai 25 orang yang sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaTerdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPasien yang terjangkit virus cacar monyet (Mpox) tak harus dirawat inap.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca Selengkapnya