Apa penyebab Sukhoi jatuh di Gunung Salak?
Merdeka.com - Pesawat Sukhoi Superjet 100 sejak Rabu (9/5) sekitar pukul 14.51 WIB mengalami hilang kontak. Sejumlah upaya dikerahkan untuk mencari pesawat tersebut.
Alhasil, melalui pencarian udara, tim pencari berhasil menemukan lokasi pesawat. Namun sayang, pesawat ditemukan dalam kondisi hancur karena menabrak lereng Gunung Salak.
Hal itu langsung menimbulkan sejumlah pertanyaan. Salah satunya adalah soal penyebab jatuhnya pesawat buatan Rusia itu. Faktor cuaca, kesalahan manusia, dan kerusakan mesin menjadi sejumlah dugaan penyebab jatuhnya pesawat nahas itu. Namun, dari dugaan itu, faktor manakah yang paling besar kemungkinannya?
-
Mengapa kecelakaan maut itu terjadi? Insiden ini berawal dari mobil yang digunakan keluarga tersebut melambat karena adanya perbaikan jalan. Sayangnya, truk pasir yang ada di belakangnya tidak dapat mengerem dengan tepat sehingga menyebabkan tabrakan.
-
Kapan kecelakaan pesawat terjadi? De Havilland Comet merupakan desain jet komersial awal yang memiliki jendela persegi. Namun, dalam waktu lima tahun setelah diperkenalkan, tiga Komet mengalami serangkaian kecelakaan tragis dan menewaskan semua penumpang di dalamnya. Melansir IFLScience & Daily Mail, Senin (13/5), setelah kecelakaan ketiga di 1954, penyelidikan menemukan bahwa retaknya kusen jendela menjadi penyebabnya.
-
Bagaimana insiden kecelakaan terjadi? Bagnaia pun mengambil peluang untuk menyalip di Tikungan 12, tetapi terjadi kontak antara keduanya di Tikungan 13, di mana Marquez tetap mempertahankan kecepatan saat Bagnaia mencoba memasuki tikungan tersebut.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas gerbong maut? Peristiwa Gerbong Maut adalah insiden di mana 100 pejuang Indonesia yang ditawan Belanda dipindahkan dari Bondowoso ke Surabaya dengan tiga gerbong kereta api tertutup rapat.Pemindahan dilakukan tanpa memperhatikan keselamatan para tawanan, menyebabkan 46 pejuang meninggal dalam peristiwa ini.
-
Bagaimana helikopter jatuh? Dalam foto yang dirilis Press TV, helikopter berwarna biru itu terlihat jatuh menghantam gunung dan tergelincir dari gunung yang curam dan dipenuhi vegetasi.
Cuaca di Gunung Salak memang mudah sekali berubah. Kabut tebal kerap kali muncul dan menghalangi pandangan pilot dalam menerbangkan pesawat. Namun, saat pesawat nahas itu melintas di gunung yang berada di Jawa Barat itu kondisi cuaca dalam keadaan bersahabat.
Hal ini diketahui dari hasil laporan radar cuaca yang dimiliki BMKG. "Waktu jatuh, tidak ada awan yang ekstrem atau petir, cuaca cukup baik tidak terlalu ekstrem. Memang ada awan tapi bukan awan yang menimbulkan petir atau guntur," kata petugas prakiraan cuaca BMKG, Fadli, saat berbincang dengan merdeka.com.
Lantas mungkinkah Sukhoi jatuh karena tertarik daya magnet gunung yang terkenal mistis itu? Dugaan yang satu ini pun sepertinya tak cukup kuat. Sebab, daya magnet yang dimiliki tanah dan bebatuan di gunung itu tak cukup kuat menarik benda sebesar pesawat yang sedang melesat dalam kecepatan tinggi.
"Saya melihat, pesawat itu bergerak cepat di udara, jadi mana mungkin ditarik oleh magnet di bebatuan Gunung Salak. Karena magnet di tanah dan batu itu kecil dan tidak mungkin bisa menarik," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono.
Informasi tersebut, menjadi salah satu masukan yang dapat menjadi pertimbangan, bahwa faktor cuaca bukan faktor utama yang mengakibatkan pesawat buatan Rusia itu jatuh di Gunung Salak. Lantas bagaimana dengan kemungkinan kerusakan mesin?
Jika dilihat dari sisi mesin, pesawat buatan negeri beruang merah itu tergolong canggih. Sebab, pesawat dilengkapi sejumlah alat baru. Selain dilengkapi sebuah alat peringatan yang bernama Ground Proximity Warning System (GPWS), pesawat juga dilengkapi dengan sistem komputerisasi yang handal.
"Pesawat itu baru, peralatannya juga bagus, pilotnya kapten instruktur. Jadi tidak ada alasan menabrak gunung," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim.
Tak hanya itu, pesawat juga masih dalam kategori baru. Sebab, pesawat komersil itu tiba di Indonesia dalam rangka menjalani rangkaian promosi.
Lalu bagaimana dengan kemungkinan terjadinya kelalaian manusia (human error)? Perlu diketahui, pilot yang mengendarai pesawat itu bukan sembarang pilot. Sebab, sang pilot adalah seorang pilot senior berpengalaman dan sempat menjadi pilot pesawat tempur. Pilot bernama Aleksander Nikolaevich Yablonstsev itu bahkan pernah menjalani pendidikan sebagai kosmonot.
Namun, pemerintah Rusia sendiri percaya kecelakaan tersebut terjadi akibat kelalaian manusia. Kesimpulan itu didapat setelah pemerintah Rusia menghubungi sejumlah pakar penerbangan.
"Kelalaian manusia paling memungkinkan sebagai penyebab insiden itu," kata Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin, seperti dilansir kantor berita Rusia RIA-Novosti, Jumat (11/5).
Meski demikian, ada suatu hal yang janggal. Sebab, sebelum pesawat dinyatakan hilang kontak, sang pilot sempat meminta izin untuk menurunkan ketinggian pesawat dari ketinggian 10 ribu kaki ke 6 ribu kaki. Dan hingga saat ini penyebab sang pilot menurunkan ketinggian pesawat itu belum diketahui.
Hingga saat ini, penyebab pasti jatuhnya pesawat itu masih belum diketahui. Menurut aturan yang berlaku, penyebab pasti kecelakaan baru dapat diketahui setelah kotak hitam (black box) pesawat ditemukan dan diteliti.
Sebab, dalam kotak hitam itu berisi percakapan sang pilot selama 30 menit sebelum terjadinya kecelakaan. Segala kemungkinan bisa saja menjadi penyebab kecelakaan tersebut. Yang terpenting adalah, bagaimana kejadian serupa tak terjadi lagi di kemudian hari. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaAirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaSyarif mengatakan, alutsista memang menjadi perhatian Komisi I DPR.
Baca SelengkapnyaTim TNI Angkatan Udara (AU) sedang berkonsentrasi mencari data recorder di lokasi jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKasau telah mengeluarkan surat perintah penyelidikan. Sehingga penyebab jatuhnya pesawat masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaSempat viral video Raffi Ahmad menunjukan helikopter yang mirip dengan heli yang jatuh tersebut kepada sejumlah influencer.
Baca SelengkapnyaTim investigasi KNKT akan menganalisa percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara.
Baca SelengkapnyaMarsma Agung mengaku belum dapat memastikan penyebab pastinya.
Baca SelengkapnyaSebuah pesawat jatuh di Kawasan BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (19/5).
Baca SelengkapnyaPesawat Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN mengalami kecelakaan sehingga jatuh di kawasan Bukit Narif Krayan Tengah
Baca SelengkapnyaBelum diketahui kondisi pilot dan jumlah penumpang pesawat tersebut.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan adu banteng dua kereta itu.
Baca Selengkapnya