Aplikasi Line kembali jadi sarana berbagi bocoran UN di Yogyakarta
Merdeka.com - Kecurangan Ujian Nasional melalui layanan chat Line kembali terjadi di Yogyakarta. Tahun lalu lewat grup Line beredar bocoran soal UN yang akhirnya dibongkar oleh salah seorang siswa yang tidak terima dengan kecurangan tersebut.
Hal serupa juga terjadi pada UN tahun ini di Yogyakarta. 195 Siswa dalam grup Line saling mencontek lewat chat tersebut.
Ketua Ombudsman DIY, Budi Masturi mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan tersebut dari salah seorang siswa yang merasa tidak terima dengan kecurangan tersebut.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang siswa SMP itu ajak bicara? 'Saat ini korban berada di Puskesmas Kecamatan Tebet dan kondisi sadar dan bisa diajak komunikasi. Ditemukan kertas dari korban yang berisi tulisan dan gambar menyerupai hanoman, tulisan tersebut tidak dimengerti artinya,' ucapnya.
-
Kenapa siswa Binus belajar online? 'Enggak ada (Drop out), kita tadi nanya belajarnya daring semuanya karena lagi ada proses hukum. Tapi tetap hak pendidikan dapat.' Menurut Tri, kebijakan belajar daring hanya diterapkan Binus School terhadap siswa-siswa yang berkaitan dengan perundungan di warung ibu gaul.
-
Siapa yang ingin dikenal di grup WA sekolah? Perkenalan diri di grup WhatsApp sekolah adalah langkah pertama yang penting dalam membangun hubungan yang baik dengan teman-teman dan guru.
-
Dimana siswa ini ingin bertemu teman-temannya? Semoga saya dan teman-teman bisa bertemu di MTs yang sama nanti. Saya juga akan ingat selalu pesan guru-guru untuk jangan melupakan salat.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
"Dalam grup Line mereka saling membantu memberikan kunci jawaban. Ada yang mengirim foto soal dilayar komputer lalu dikirim dan meminta bantuan jawaban. Ada empat foto CBT dan tiga foto PBT yang ada di grup itu," kata Budi pada wartawan, Kamis (7/4).
Para peserta grup Line tersebut saling berbalas chat ketika ujian hari pertama tengah berlangsung. Itu artinya beberapa siswa berhasil menyelundupkan handphone ke dalam ruang ujian meski sudah dilarang.
"Yang kami terima adalah foto-foto soal mata pelajaran bahasa Indonesia. Pelapor mendapati salah satu soal yang dikirim sama persis dengan yang dikerjakan saat ujian," ujarnya.
Pelapor sendiri mengaku kaget setelah selesai ujian membuka handphonenya dan mendapati kecurangan tersebut. Pelapor pun tidak mengetahui identitas para siswa yang melakukan kecurangan itu. Sebab peserta grup tidak hanya berasal dari Yogyakarta, tapi juga di luar Yogyakarta.
"Sebagian besar peserta grup tidak saling mengenal. Ini yang akan kita tindak lanjuti laporan ini," ungkap Budi.
Budi menyayangkan kecurangan seperti ini masih terus terjadi tiap tahunnya.
"Kenapa bisa handphone masuk ke ruang ujian? Pengawasannya bagaimana? Atau memang ini ada pembiaran? Ini akan kita dalami, sebab ada indikasi kalau memang pembiaran berarti sekolah juga turut bertanggung jawab," pungkasnya.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi panjat dinding ini dilakukan setelah kunci jawaban bocor.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, mahasiswa ITB ditangkap joki pada pelaksanaan tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Kejaksaan Tahun 2023.
Baca Selengkapnyauasa hukum korban Fahrizal Husin Nasution menambahkan, penganiayaan dalam perundungan ini direkam dan dibagikan dalam grup WhatsApp para pelaku.
Baca SelengkapnyaPara pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaTotal ratusan pelajar, petasan, hingga puluhan motor yang digunakan untuk konvoi telah diamankan.
Baca SelengkapnyaKorban maupun keempat tersangka adalah pelaku tawuran dari dua sekolah di wilayah Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnyatawuran yang terjadi di perempatan Alexis Jembatan Kampung Bandan, Pademangan, Jakarta Utara pada Rabu (1/5)
Baca SelengkapnyaFakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak
Baca SelengkapnyaSejauh ini motif tawuran diduga akibat saling ejek di media sosial.
Baca SelengkapnyaPolresta Banyumas membongkar kasus judi online di Kabupaten Banyumas.
Baca SelengkapnyaATVI dan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) SCTV Indosiar, menggelar literasi media bagi lebih 700 siswa SD di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPolres Jakarta Timur menggerebek markas penyedia judi online jaringan internasional di Matraman, Jakarta Timur. Sepuluh orang tersangka berhasil ditangkap.
Baca Selengkapnya