Aroma mistis di tengah pencarian Rimba yang tenggelam di Sungai Karang Mumus
Merdeka.com - Tim SAR gabungan bersama warga, masih mencari Rimba (35), korban tenggelam di Sungai Karang Mumus (SKM), di kawasan Jalan AM Sangaji, Kelurahan Bandara, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur. Tidak hanya itu, pencarian korban pun juga dilakukan melalui ritual.
Pantauan merdeka.com di lokasi, sepanjang hari ini, sudah dua kali dilakukan warga di bantaran SKM. Yang kedua, dilakukan sore tadi, sekira pukul 16.20 WITA. Warga di atas perahu, menabur beras kuning di sungai, serta menghampar kain kuning juga di permukaan air sungai.
-
Bagaimana warga Desa Muara Enggelam beraktivitas? Di sini, kendaraan roda dua apalagi empat menjadi hal yang langka. Sehari-hari, warga melakukan mobilitas untuk sekolah, bekerja dan beribadah menggunakan perahu kayu bermesin kecil.
-
Dimana warga buat lubang di sungai? Di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, air sungai jadi kering kerontang akibat musim kemarau.
-
Bagaimana warga menyeberangi Sungai Pemali sebelum Jembatan Merah Putih? Sebelum ada jembatan itu warga setempat harus mengambil jalan memutar. Kalau harus menyeberangi sungai pun, mereka harus rela berbasah-basahan.
-
Bagaimana cara warga Majalengka mencuci pakaian di sungai? Terpantau di lokasi, sejumlah ibu rumah tangga bergantian mencuci pakaian keluarga mereka karena air di rumahnya sudah tidak bisa mengalir.
-
Mengapa warga Majalengka mencuci pakaian di sungai? Tak ada pilihan lain dari warga, karena ini cara tercepat agar kebutuhan mencucinya bisa terpenuhi.
-
Mengapa warga lebih suka menyeberangi sungai dengan perahu? 'Sebenarnya di sana sudah dibangun jembatan. Tapi tampaknya warga lebih suka menyeberangkan motor dengan perahu,' kata pemilik kanal YouTube Vista Holic.
Seketika itu, ada seorang bocah, yang mendadak kesurupan. Ibunya pun, ikut kesurupan, setelah berusaha menenangkan anaknya. Seketika, jari jemari sang ibu pun terlihat menguning.
Disusul, seorang perempuan lainnya, ikut kesurupan. Memang, upaya pencarian korban ini, juga kental dengan aroma mistis.
"Percaya tidak percaya, korban (Rimba) ini, ada di dasar sungai, disimpan oleh penunggu buaya putih," kata warga setempat, Nasrullah, saat berbincang bersama merdeka.com, di lokasi, Kamis (21/9).
Tidak jauh dari bibir sungai, ada beragam bahan ritual seperti telur ayam kampung. Namun masih diperlukan lagi antara lain kembang, pisang ambon serta daun sirih.
"Jadi diperlukan semacam sesajen untuk penawarnya. Agar, jasad korban dimunculkan ke permukaan. Sekali lagi, percaya tidak percaya, itulah yang dilakukan," ungkap Nasrullah.
"Ya, memang ritual-ritual semacam ini, juga bagian dari upaya pencarian terhadap korban," timpal salah seorang relawan siaga bencana, dari Peduli Lingkungan (Pelik), Mujadi.
Masih di lokasi kejadian, Ketua RT 16 Kelurahan Bandara Kasim, membenarkan ritual yang dilakukan warganya, untuk mencari Rimba. Sungai tempat korban tenggelam, meski ada di sekitar tempat tinggal, bukanlah sungai biasa, yang memang sungai khas Kalimantan.
"Saya merantau di Samarinda tahun 1972, dan tinggal di bantaran sungai ini tahun 1977. Dulu, tidak ada yang berani melintas di sungai jam 5 sore ke atas. Meski cuma menyeberang yang jaraknya dekat. Itu sudah kepercayaan turun menurun," ungkap Kasim.
"Jadi, di samping pencarian dari SAR, ritual ini juga bagian dari pencarian korban. Yang konon, dari omongan warga saya yang kerasukan, korban ada di dasar sungai. Padahal arusnya lihat sendiri, deras kan Pak?" terang Kasim.
Hingga pukul 18.15 Wita petang tadi, penyisiran sungai sementara dihentikan. Rencananya, kembali dilanjutkan malam ini, dibantu dengan penerangan lampu.
Diketahui, Rimba tenggelam di SKM, Rabu (20/9) malam kemarin, sekira pukul 19.00 Wita. Sebelum itu, dia sedang asik main ponsel, di seberang sungai area Pasar Segiri. Belakangan, terdengar letusan tembakan yang membuat panik Rimba dan 4 temannya. Kelimanya melompat ke sungai. Empat di antaranya kembali ke darat, dan Rimba yang belakangan diketahui tidak bisa berenang, tidak terlihat.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tengkorak dan tulang-belulang manusia itu ditemukan warga yang sedang menguras sumur.
Baca SelengkapnyaSelain kerangka, dalam drum juga ada kaos berwarna kuning dengan tulisan angka 13.
Baca SelengkapnyaDi musim kemarau tahun 2023 lalu, desa tersebut kembali muncul ke permukaan.
Baca SelengkapnyaHingga kini, polisi masih melakukan pemeriksaan identitas korban.
Baca SelengkapnyaIkan yang diasap bervariasi, mulai dari ikan air laut hingga ikan air tawar
Baca SelengkapnyaSeluruh elemen warga, baik itu anak-anak, orang dewasa, laki-laki, maupun perempuan saling berbaur turun ke sungai dan berlomba menangkap ikan.
Baca SelengkapnyaAir sumur warga diduga tercemar BBM itu sudah berlangsung selama 7 tahun.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Sumberkare terpaksa menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan.
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan puluhah desa di Ngawi dilanda kekeringan, warga harus berjalan jauh demi mendapatkan air untuk mencuci dan mandi.
Baca SelengkapnyaMemasuki hari kedua pecarian, tim sudah melibat TNI dan Polri.
Baca SelengkapnyaSetelah acara cuci tikar selesai, mereka seru-seruan main air bareng di saluran irigasi
Baca Selengkapnya