ATVSI: Masyarakat Masih Peduli Cek Informasi Medsos ke Media Mainstream
Merdeka.com - Kecepatan penyebaran informasi lewat media sosial kini semakin masif, sejalan dengan terus berkembangnya teknologi. Media mainstream seperti televisi, radio, dan koran yang dinilai konvensional pun disebut-sebut akan terjun bebas tertinggal.
Sekjen Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Gilang Iskandar menyampaikan, fenomena yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Masyarakat nyatanya semakin peduli untuk memeriksa kebenaran informasi yang diperoleh di media sosial, lewat media mainstream.
"Bagian penelitian mengatakan kalau sekarang masyarakat menerima berita di media sosial, mereka akan mengkonfirmasi ke media mainstream, salah satunya televisi. Ini informasi yang membahagiakan. Masyarakat peduli," tutur Gilang di Kantor KAHMI, Jakarta Selatan, Jumat (13/12).
-
Mengapa penghindaran berita meningkat? Para penulis laporan ini memperkirakan kenaikan angka ini disebabkan oleh berita perang di Ukraina dan Timur Tengah. Saat ini, penghindaran berita berada pada tingkat rekor tertinggi.
-
Bagaimana Media Center Indonesia Maju meluruskan informasi? Media center ini akan dipergunakan untuk menyampaikan data-data yang bersinggungan dengan pemerintahan. Sebab, di tahun politik bertebaran data-data yang tidak valid. 'Media center ini kita bangun dalam rangka memberikan wadah kepada teman-teman untuk mengkroscek karena inikan sebenarnya banyak di tahun pemilu, pileg, pilpres, kadang-kadang ada berita yang butuh informasi, nah disini kita bisa berdialog,' kata Bahlil, saat konferensi pers.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
Gilang merujuk pada penelitian yang dilakukan lembaga riset Nielsen tahun 2019 ini. Ditemukan bahwa, Generasi Z yang lahir di atas tahun 2000 masih sangat menikmati siaran televisi.
"Yang nonton TV masih 96 persen. Yang akses internet juga tinggi, 93 persen. Untuk Radio 32 persen, OOH 53 persen, dan cetak 4 persen," jelas dia.
Sementara Generasi Milenial yang lahir pada tahun 80 hingga 90-an ke atas, sebanyak 93 persen menyaksikan televisi dan penggunaan internet meningkat hingga 72 persen. Adapun generasi yang lahir pada 1980 ke bawah, 96 persen menyaksikan televisi dan 33 persen menggunakan internet.
"Kenapa TV masih diminati? Pertama, karena free to air, gratis dalam mengakses. Kalau internet harus bayar. Tapi kalau ditanya ke pengiklan kenapa masih ke TV karena TV masih memiliki daya penetrasi yang besar. Bisa masuk alam bawah sadar dan masuk ke pikiran orang. Mengubah pola pikir, sikap, pandangan, tindakan, dan perilaku," kata Gilang.
Meski begitu, lanjutnya, di tahun 2019 ini presentasi kenaikan pengiklan melalui media modern alias yang menggunakan internet meningkat sangat signifikan.
"Kenaikan signifikan ada di media modern platform digital ini. Kenaikannya 18,2 persen. Sedangkan TV kenaikannya hanya 3,1 persen," ujarnya.
Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI, Hamdan Zulfa menambahkan, media mainstream memiliki peran penting dalam mengatasi sulitnya kontrol penyebaran informasi di media modern berbasis internet.
"Media memiliki dua posisi, secara strategis bisa dimanfaatkan sebagai kekuatan pertahanan keamanan negara, bisa juga sekaligus menjadi ancaman," beber Hamdan.
Di masa sekarang, media bisa menentukan pertahanan dan keamanan suatu bangsa. Tugas warga negara adalah membantu menjaga keutuhan negara, dengan menggunakan alat perang yang sama yaitu media.
"Dengan demikian, tanggung jawab media modern ini adalah tanggung jawab seluruh warga Indonesia. Tentu penanggung jawab utama adalah pemerintah, tapi kita perlu memberikan sokongan," Hamdan menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ATVSI Buka Puasa Bersama DPR hingga Kemenkominfo: Tv Indonesia Masih Eksis walau Ekonomi Tak Baik-Baik Saja
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaPola setiap generasi dalam mengonsumsi jenis siaran favorit berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaATVSI meminta pemerintah segera mengubah regulasi pada undang-undang yang sudah dianggap tidak relevan dengan kondisi saat ini.
Baca SelengkapnyaHoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca SelengkapnyaData tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.
Baca SelengkapnyaMengajak masyarakat khususnya para pemilih pemula untuk tidak mudah percaya dengan informasi hoaks
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal AMSI, Maryadi mendukung kegiatan koalisi Cekfakta yang sudah terbangun sejak 2018.
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaBanyak perusahaan yang masih mengandalkan TV sebagai media iklan.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaMenkop dan UKM Teten Masduki menghadiri launching Hari Pers Nasional (HPN) 2024 di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (12/11).
Baca Selengkapnya