Awal Mula Pengantin Baru Divonis Kanker Prostat Hingga Testis Diambil Saat Operasi dan Kini Tak Bisa Ereksi
Subandi sejak 2016 menjalani pasien di rumah itu. Dia mulanya didiagnosa kanker prostat.
Sebanarnya, secara penyakit memang sembuh, tetapi Subandi yang baru menikah lagi kini jadi tak bisa ereksi.
Awal Mula Pengantin Baru Divonis Kanker Prostat Hingga Testis Diambil Saat Operasi dan Kini Tak Bisa Ereksi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil menjelaskan kronologis detik-detik kasus "hilangnya" testis milik pasien bernama Subandi.
Termasuk, dugaan penyebab mengapa sang pasien tak bisa lagi ereksi setelah testisnya hilang.
Humas RSUD Bangil, M Hayat menjelaskan, pasien bernama Subandi ini diketahui merupakan pasien lama. Ia mulai menjalani pengobatan di rumah sakit tersebut sejak 2016 lalu.
Namun dari data yang ada, pengobatan yang dilakukan oleh Subandi tidak runtut alias sempat terputus. Subandi melakukan pengobatan kembali pada 2018, 2019, dan 2021.
"Jadi beliau ini adalah pasien lama, sejak 2016. Tapi pengobatannya putus sampai tahun berikutnya," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (18/5).
Singkat cerita, pada 7 Mei 2022, pasien tersebut tiba-tiba masuk instalasi gawat darurat. Kondisinya lemas dan kekurangan darah. HB-nya saat itu rendah.
Kemudian pada 31 Mei di tahun yang sama, dokter menindaklanjuti keluhan dari pasien Subandi. Dokter mendiagnosa kanker prostat pada yang bersangkutan.
"Maka secara prosedural ada keputusan medis untuk pengambilan testis. Dan secara prosedur hal itu tentu sudah diinformasikan pada pihak keluarga. Dan yang menandatangi saat itu adalah anak beliau," ujar Hayat.
Usai mendapatkan persetujuan, tindakan medis berupa pengangkatan testis dilakukan oleh tim dokter pada 2 Juni 2022. Operasi pengangkatan testis pun dianggap sukses karena kondisi Subandi jauh membaik. Dia kemudian diwajibkan untuk melakukan kontrol secara berkala.
Dalam catatan medis, pasien Subandi melakukan kontrol hanya dua kali pascaoperasi. Yakni pada 6 dan 8 Juni. Setelah tanggal itu, pasien tersebut diketahui tak lagi melakukan kontrol sebagaimana mestinya.
"Pasien harusnya rutin kontrol, 6 Juni kontrol lagi, terakhir (kontrol) 8 juni, habis itu putus," ujar pihak rumah sakit.
Masalah muncul seiring keputusan Subandi menikah lagi. Beberapa bulan setelah pernikahan, Subandi tiba-tiba datang dengan keluhan tidak bisa ereksi.
"Padahal jangka waktunya (pascaoperasi) ini panjang sekali. Tiba-tiba dia datang dengan mengesankan kalau baru tahu (testisnya hilang). Semua ada medical recordnya kok," tegasnya.
Lantas, apa yang menyebabkan Subandi tidak bisa ereksi pascaoperasi pengangkatan testis? Hayat menjelaskan jika hal itu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Namun pada prinsipnya, testis adalah salah satu alat yang digunakan untuk memproduksi hormon testosteron. Hormon itu dibutuhkan untuk menimbulkan rangsangan yang pada ujungnya adalah untuk ereksi.
Pada kasus Subandi, pihaknya harus melakukan diagnosa terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab utama pria berusia 52 tahun itu tidak bisa ereksi.
"Kami prinsipnya siap membantu. Tapi yang perlu diingat adalah prosesnya tentu tidak bisa simsalabim alias singkat. Butuh proses untuk pengobatan. Kita ada peralatannya, ada tenaga medisnya, semua lengkap. Kita siap bantu beliau," tandasnya.
Diketahui, seorang pengantin baru mengaku kesal lantaran baru menikah sudah tidak bisa lagi melayani kebutuhan biologis sang istri. Gara-garanya, ia kehilangan dua organ testis miliknya lantaran diangkat dalam operasi prostat oleh dokter tanpa persetujuannya.
Cerita Subandi ini, dimulai ketika ia harus menjalani tindakan medis lantaran memiliki penyakit prostat. Tindakan medis berupa operasi ini pun dilakukannya di RSUD Bangil, Pasuruan beberapa waktu lalu.
Menurut Subandi, diangkatnya organ testis itu membuatnya tak bisa ereksi. Karena itu, dia tak bisa memberikan nafkah batin untuk istrinya. Apalagi dia baru tiga bulan menikah.
“Dan bukan satu bulan dua bulan, selama hidup saya (ke depan) tidak ada bergairah, istri saya nagih terus, saya pengantin baru (menikah) di Banten,” ujar dia.
Kini, ia pun meminta agar dokter RSUD Bangil bertanggung jawab atas pengangkatan testisnya. Yakni dengan memberikan ganti rugi atau pengobatan medis kepadanya.