Balita di Jember yang 3 Hari di Samping Jenazah Ayahnya Diambil Keluarga Ibu
Merdeka.com - Bayi N, balita malang asal Jember yang sempat terkurung tiga hari bersama jenazah sang ayah, akhirnya sudah diambil keluarga dari sang ibu. Sebelumnya, selama hampir satu hari, bayi N sempat diasuh sementara oleh para tetangganya.
"Baru saja, sore tadi, keluarga dari pihak ibunya datang menjemput N. Asalnya dari Tegaldlimo, Banyuwangi, langsung di bawa ke sana," ujar Imaroh, salah satu tetangga Fauzi yang kebetulan juga berprofesi sebagai bidan desa di bawah naungan Puskesmas Rambipuji.
Beruntung, menurut Imaroh, balita N termasuk tipikal anak yang mudah beradaptasi dengan orang asing. "Untungnya, dia memang dari dulu anaknya tidak rewel. Jadi pas diasuh tetangganya juga mau-mau aja. Pas datang budhe (bibi, Red) dari Banyuwangi, juga langsung nempel," papar Imaroh.
-
Mengapa Nenek Satikem tidak pulang ke Kebumen? 'Jika kangen paling lihat foto. Di sana saya kan harus kerja dan uangnya belum cukup untuk pulang. Jadi hanya bisa lihat foto yang dibawa dari kampung,' ujar Nenek Satikem dikutip dari Liputan6.com.
-
Mengapa nenek Jorien tinggal di Jakarta? 'Dia bekerja di Jakarta, dan bertemu kakek saya di sini. Mereka jatuh cinta dan langsung menikah saat kembali ke Belanda pada tahun 1950,' kata Jorien dikutip dari kanal YouTube Candrian Attahiyyat.
-
Dimana Samosir dan ibunya menghilang? Di tengah danau terdapat pulau besar yang dinamakan Pulau Samosir, yang dipercaya merupakan tempat Samosir dan ibunya menghilang.
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas keberangkatan Pekerja Migran Indonesia? Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani kembali lepas Pekerja Migran Indonesia yang akan terbang berangkat ke Korea, Jerman, dan Taiwan, di eL Hotel Royale Gading Kirana, Jakarta Utara, Senin (4/3).
-
Dimana Mbok Mase tinggal? Pada suatu masa di Kampung Batik Laweyan, Solo, hiduplah seorang juragan batik bernama Mbok Mase.
Menurut Imaroh, selama ini balita N kondisinya cukup bagus meski hanya diasuh oleh sang ayah. "Tadi sudah diperiksa puskesmas, kondisinya juga sudah bagus kok. Cuma memang kemarin sempat dehidrasi karena sempat tiga hari tidak makan dan minum," papar Imaroh.
Adapun sang ibu, belum bisa pulang ke Jember karena masih terikat kontrak kerja sebagai pekerja migran di Taiwan. "Tadi sempat video call, katanya masih harus tiga bulan lagi baru bisa pulang. Tapi tidak tahu lagi kalau bisa di nego," kata Imaroh.
Kondisi kesehatan AN, bayi perempuan malang asal Jember mulai membaik. "Tadi sudah mulai bisa main sama teman sebayanya. Dia juga semangat sekali minum susu formula yang kami berikan dalam botol, alhamdulillah," ujar Anik, tetangga AN yang untuk sementara dititipi merawat bayi yang kini tak punya ayah tersebut.
Meski demikian, diduga AN masih belum sepenuhnya stabil secara psikis. "Masih sering panggil-panggil ayahnya," lanjut Anik.
Sejauh ini, AN sudah bisa berkomunikasi dengan ibunya melalui ponsel yang difasilitasi oleh tetangganya. "Tadi ibunya sudah video call dengan AN. Ibunya masih kerja di Taiwan, sementara ini masih sulit pulang karena terikat kontrak kerja," papar Anik.
Anik masih akan merawat bayi malang tersebut hingga pihak keluarga sang bayi datang menjemput. "Tadi ada keluarganya telpon dari Banyuwangi, katanya mau ke sini, tapi belum thu kapan," tutur Anik.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, AN ditemukan tetangganya hidup sendirian selama 3 hari tanpa makan dan minum. Bayi mungil ini terkurung di rumahnya sendiri bersama sang ayah yang sudah meninggal 3 hari yang lalu. Saat ditemukan warga, AN bahkan sedang memeluk jenazah sang ayah yang kondisinya sudah mulai menghitam itu. Beberapa kulit tubuh sang ayah bahkan menempel ke pipi AN.
Balita itu selama ini hanya hidup berdua dengan sang ayah yang berprofesi sebagai buruh tani. Mereka tinggal di Dusun Bedadung Kulon, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Jember.
Sejauh ini belum bisa dipastikan penyebab Fauzi, sang ayah meninggal. Karena jenazah masih akan diautopsi. Namun dugaan sementara Fauzi meninggal karena sakit diabetes. Pemeriksaan sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jenazah. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang ibunda sempat pamit untuk pergi bekerja. Ibunya juga berjanji akan segera pulang jika pekerjaannya telah selesai.
Baca SelengkapnyaKondisi dua balita yang ayahnya simpan jasad bayi dalam freezer.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaHampir sebulan meninggal, jenazahnya belum bisa dibawa ke Tanah Air dan biaya pemulangan mencapai Rp120 juta.
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah oleh akun TikTok @liintanggliintangg ini viral mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaDari sebuah rekaman CCTV terlihat anak itu dibawa seorang laki-laki dan perempuan yang berboncengan menggunakan sepeda motor.
Baca SelengkapnyaJasadnya dijemput langsung oleh Kepala BP2MI, Benny Rhamdani di terminal kargo Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (18/9).
Baca SelengkapnyaNisya Ahmad mengungkapkan jika sang adik, Syahnaz tidak bisa ikut pulang ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaSelama ia merantau 7 tahun lebih, ayah kandungnya ternyata meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaLaporannya tak kunjung ditindaklanjuti, Herawati mengadu ke Kapolri melalui media sosial. Ternyata cara ini membuat sang pelaku tertangkap.
Baca SelengkapnyaPerwakilan keluarga dari ketiga korban kapal tenggelam tersebut hadir langsung menerima kepulangan jenazah.
Baca Selengkapnya