Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bantah Ndoro Kakung, Xanana Gusmao tak pernah sebut Thukul rakit bom

Bantah Ndoro Kakung, Xanana Gusmao tak pernah sebut Thukul rakit bom Xanana Gusmao. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - ACBN, organisasi masyarakat sipil di Timor Leste, akhirnya angkat bicara terkait pernyataan Pemimpin Redaksi beritagar.id, Wicaksono alias Ndoro Kakung, yang menyebut Wiji Thukul dulu merakit dan memasok bom untuk para pejuang pro-kemerdekaan Timor Timur.

Lewat akun Path-nya, Ndoro menyebut pernyataan itu keluar dari mulut Xanana Gusmao, mantan Presiden Timor Leste yang kini menjadi ketua ACBN, saat memberi penghargaan kepada putri Thukul, Fitri Nganthi Wani, di Dili Rabu 16 Maret lalu.

Namun, Xanana melalui ketua panitia acara pemberian penghargaan, Nuno Corvelo Laloran, membantah keras pernyataan Ndoro Kakung tersebut.

"Berita tersebut adalah tidak benar. Tidak pernah ada pernyataan tersebut dari Xanana Gusmao," kata Nuno lewat keterangan pers, Jumat (18/3). Thukul adalah satu dari 13 orang yang masih hilang dalam pergolakan di Indonesia pada 1998/1999.

Nuno juga membantah pernyataan Ndoro Kakung bahwa Wani menerima uang dari ACBN. "Tidak benar pernyataan ndorokakung 'Wani, anaknya juga diberi uang dalam acara'. Faktanya Xanana Gusmao memberi imbauan kepada pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste melalui Kementerian Solidaritas Sosial agar dapat memberi bantuan kemanusiaan kepada aktivis yang dulu pernah bersolidaritas dan sedang mengalami kesulitan," ujar Nuno.

Berikut keterangan pers lengkap dari ACBN:

1. Bahwa ACBN (Associacao Dos Combatentes Da Brigada Negra) pada tanggal 16 Maret 2016 bertempat di Dili di Gedung Delta Nova telah mengadakan rangkaian acara dalam bentuk "Seminar Tentang Batas Laut" yang dilanjutkan dengan pemberian sertifikat kepada 500 pejuang dari berbagai organsiasi di Timor-Leste sebagai pengakuan bahwa telah berjasa dalam perjuangan kemerdekaan dan kepada aktivis solidaritas internasional untuk Timor-Leste dari Indonesia, Australia, Jepang dan Portugal. Pemberian sertifikat oleh Kay Rala Xanana Gusmao BUKAN MEWAKILI PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR-LESTE, TAPI SEBAGAI KETUA ACBN.

2. Bahwa Organisasi ACBN yang didirikan pada tahun 2013 adalah sebuah lembaga Organisasi Masyarakat Sipil yang legal dan diakui secara hukum di Timor-Leste dan diketuai oleh Kay Rala Xanana Gusmao. Organisasi ini adalah asosiasi bagi para pejuang Brigada Negra yang didirikan pada tahun 1995 oleh Kay Rala Xanana Gusmao, sebagai Komandan Tertinggi Falintil (Tentara Pembebasan Timor-Leste). Kegiatan ACBN melingkupi bantuan kemanusiaan, mendokumentasikan arsip-arsip perjuangan dan menyelenggarakan berbagai seminar.

3. Kami hendak meluruskan berita dalam media sosial path dari akun bernama “ndorokakung” tentang berita yang TIDAK BENAR bahwa Wiji Thukul adalah orang Indonesia yang memasok dan merakit bom yang dipakai oleh tentara Timor-Leste untuk melawan ABRI. Kata Xanana pada waktu itu tentaranya kehabisan amunisi lalu datanglah Thukul yang kemudian membantu bikin Bom. Berita tersebut adalah TIDAK BENAR. Tidak pernah ada pernyataan tersebut dari Xanana Gusmao.

4. Bahwa pernyatan saudra ndorokakung tentang “ Thukul yang merakit bom atau pintar merakit bom” TIDAK PERNAH DIKATAKAN OLEH XANANA GUSMAO“ Juga dikatkan oleh ndorokakung bahwa "Thukul mati terbunuh di perbatasan oleh anggota ABRI. Di bom." JUGA TIDAK PERNAH DINYATAKAN OLEH XANANA. Yang kami ketahui dari Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), Wiji Thukul adalah salah seorang aktivis yang dinyatakan korban "penghilangan paksa' menjelang reformasi pada bulan Maret 1998.

5. Anak sulung Thukul bernama Fitri Nganthi Wani menerima sertifikat penghargaan mewakili ayahnya Wiji Thukul bersama para aktivis demokrasi Indonesia di zaman Orde Baru seperti: Budiman Sudjatmiko, Dita Indah Sari, Danial Indrakusuma, Wilson, Bima Petrus Anugrah, Jacobus Eko Kurniawan, Petrus Hari Hariyanto, Andi Arief (tidak hadir) dan Fransisca Ria Susanti. Para penerima sertifikat dianggap memberikan kontribusi penting dalam perjuangan demokrasi dan solidaritas untuk Timor-Leste. Selain menerima sertifikat, Budiman Sudjatmiko dan Danial Indrakusuma juga hadir sebagai narasumber dalam Konferensi tentang Penentuan Batas Laut.

6. Pada acara penyerahan sertifikat pada Nganthi Wani, Xanana Gusmao bahkan terharu saat Wani usai membaca sajak “Peringatan” karya ayahnya Wiji Thukul dan memberikan sambutan tentang rasa kehilangan keluarga atas bapaknya yang diabaikan negara sebagai korban. Xanana Gusmao dan para undangan bahkan terharu. Secara spontan Xanana Gusmao berdiri dan memeluk Wani lalu memberikan karangan bunga untuk menguatkan Wani.

7. TIDAK BENAR pernyataan ndorokakung “Wani, anaknya juga diberi uang dalam acara...”. FAKTANYA Xanana Gusmao memberi himbauan kepada pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste melalui Kementerian Solidaritas Sosial agar dapat memberi bantuan kemanusiaan kepada aktivis yang dulu pernah bersolidaritas dan sedang mengalami kesulitan. Kementerian Solidaritas Sosial ini juga sudah pernah memberikan dukungan kemanusiaan seperti ini kepada beberapa aktivis solidaritas dari negara lain.

8. Kami berharap “ndorokakung” yang menyebarkan berita tanpa konfirmasi dan sumber yang jelas DAPAT MENGHUBUNGI XANANA GUSMAO DAN PANITIA ACARA YANG TIDAK DIKONFIRMASI DAN DIWAWANCARAI TERLEBIH DAHULU SEBELUM PERYATAAN ndorokakung DISEBAR MELALUI MEDIA SOSIAL PATH DAN KEMUDIAN DISEBARLUASKAN TANPA PERTANGGUNG JAWABAN.

9. Kami mendesak ndorokakung untuk dapat mempertanggungjawabkan dan segera menarik semua pernyataannya dan MEMINTA MAAF kepada Xanana Gusmao, Panitia Acara dan TERUTAMA MEMINTA MAAF KEPADA KELUARGA WIJI THUKUL .

10. Kami berharap media di Timor-Leste dan Indonesia dapat lebih berhati-hati dalam menerima berita dari sumber yang tidak jelas disekitar berbagai pemberitaan Wiji Thukul disekitar acara penyerahan sertifikat pada 16 Maret 2016 lalu. Kami berharap media dapat langsung menghubungi panitia menyangkut acara seminar dan pemberian sertifikat.

Kami juga berharap media dapat memberikan EMPATI kepada Keluarga Wiji Thukul sebagai korban pelanggaran HAM di masa lalu. CHEGA! Cukuplah mereka menjadi korban kejahatan HAM masa lalu dan tidak menambah beban baru.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menpora Dito Ariotedjo Jelaskan soal Uang Rp27 Miliar di Sidang Korupsi BTS Kominfo
Menpora Dito Ariotedjo Jelaskan soal Uang Rp27 Miliar di Sidang Korupsi BTS Kominfo

Hal itu dikatakan Dito saat menjadi saksi kasus dugaan korupsi BTS Kominfo di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (11/10).

Baca Selengkapnya
Ammar Zoni Bantah Rumor Gelontorkan Modal Untuk Bisnis Narkoba: Saya Gak Pernah Tahu
Ammar Zoni Bantah Rumor Gelontorkan Modal Untuk Bisnis Narkoba: Saya Gak Pernah Tahu

Ammar Zoni dengan tegas membantah tudingan yang menyebutkan bahwa dirinya memberikan modal untuk bisnis gelap narkoba.

Baca Selengkapnya
Terdakwa Kasus BTS Galumbang Heran Dijerat TPPU: Saya Tidak Pernah Menikmati Hasil Korupsi
Terdakwa Kasus BTS Galumbang Heran Dijerat TPPU: Saya Tidak Pernah Menikmati Hasil Korupsi

Galumbang menilai uang tersebut bukan untuk dirinya namun untuk kepentingan BAKTI.

Baca Selengkapnya
Kubu Suami BCL, Tiko Aryawardhana Bicara soal Damai dengan Mantan Istri di Kasus Penggelapan Duit Rp6,9 M
Kubu Suami BCL, Tiko Aryawardhana Bicara soal Damai dengan Mantan Istri di Kasus Penggelapan Duit Rp6,9 M

Tiko Aryawardhana memenuhi panggilan penyidik Polres Jakarta Selatan

Baca Selengkapnya
Di Depan Hakim, Menpora Dito Bantah Kenal Irwan Hermawan Apalagi soal Duit Rp27 Miliar
Di Depan Hakim, Menpora Dito Bantah Kenal Irwan Hermawan Apalagi soal Duit Rp27 Miliar

Hal itu dikatakan Dito saat menjadi saksi persidangan kasus korupsi BTS Kominfo pada (11/10).

Baca Selengkapnya
NasDem Kritik KPK soal Aliran Dana dari SYL: Seolah Kita Ini Busuk Banget
NasDem Kritik KPK soal Aliran Dana dari SYL: Seolah Kita Ini Busuk Banget

NasDem menolak disebut telah menerima dana hasil korupsi yang dilakukan Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Menpora Dito Ariotedjo Blak-blakan Bantah Terima Aliran Dana Rp27 Miliar di Kasus BTS Kominfo
FOTO: Ekspresi Menpora Dito Ariotedjo Blak-blakan Bantah Terima Aliran Dana Rp27 Miliar di Kasus BTS Kominfo

Menpora Dito Ariotedjo dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus korupsi BTS Kominfo dengan terdakwa Johnny G Plate.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Komjen Fadil Jawab Aboe Bakar PKS: Kami Tak Katakan Ada Capres-Cawares Dibiayai Asing
VIDEO: Komjen Fadil Jawab Aboe Bakar PKS: Kami Tak Katakan Ada Capres-Cawares Dibiayai Asing

Fadil Imran mengklarifikasi soal dugaan dana asing untuk membiayai calon presiden (capres) tertentu.

Baca Selengkapnya
Viral Video Gus Miftah Bagi-Bagi Uang, Ganjar Minta Bawaslu Mengecek
Viral Video Gus Miftah Bagi-Bagi Uang, Ganjar Minta Bawaslu Mengecek

Viral Video Gus Miftah Bagi-Bagi Uang, Ganjar Minta Bawaslu Mengecek

Baca Selengkapnya
Hendropriyono Blak-Blakan soal Panji Gumilang dan Al-Zaytun
Hendropriyono Blak-Blakan soal Panji Gumilang dan Al-Zaytun

Hendropriyono kerap dituding bekingi Panji Gumilang dan Al-Zaytun. Padahal dirinya sudah lama tak berhubungan dengan Panji.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kejutan Respons KPK, Ganjar Dilaporkan Terima Suap Rp 100 M Kami Tak Peduli
VIDEO: Kejutan Respons KPK, Ganjar Dilaporkan Terima Suap Rp 100 M Kami Tak Peduli

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata menegaskan, tindak lanjut laporan tersebut tidak ada unsur politik.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menpora Dito Santai Bongkar Fakta Bingkisan Uang Rp27 Miliar
VIDEO: Menpora Dito Santai Bongkar Fakta Bingkisan Uang Rp27 Miliar

Dito kemudian membantah mengenal Irwan Hermawan. Dito juga membantah mendapat bingkisan uang Rp27 miliar

Baca Selengkapnya