Batu akik bergambar kepala banteng ini dihargai Rp 1 miliar
Merdeka.com - Demam batu akik yang tengah jadi tren masyarakat Indonesia membuat pengrajin batu menangguk keuntungan berlipat. Seperti yang dialami Agung Setiawan asal Bantul, Yogyakarta, yang menjual batu akik hingga Rp 1 miliar.
Pendiri sekaligus ketua komunitas Niteni ini menemukan batu jenis kalsedon bergambar kepala banteng di Sungai Bedok, Kasongan, Bantul, pada tahun 2000 lalu. Kemudian, pada 2010, dia juga menemukan batu dengan jenis yang sama dengan ukiran huruf J.
Pada mulanya, sepasang batu seharga Rp 1 miliar tersebut hanya berbentuk sebuah bongkahan yang kurang lebih berukuran 3 cm, kemudian dalam waktu 3 jam batu tersebut selesai dibentuk seperti saat ini.
-
Dimana ditemukan batu akik kecubung? Di pedalaman hutan Kalimantan, terdapat jenis Batu Akik Kecubung yang memang dikenal sebagai permata berharga.
-
Dimana batu itu ditemukan? Awalnya batu seberat 3,5 kilogram itu ditemukan di dasar sungai Colti di sebelah tenggara Rumania oleh seorang wanita tua.
-
Dimana penemuan batu kuno itu? Temuan itu terjadi di kawasan bernama Plakia di Pulau Kreta Yunani.
-
Di mana kodok ini ditemukan? Kodok dengan selangkangan berwarna biru angkasa ini hanya ditemukan di Semenanjung Wandamen, Papua Barat.
-
Dimana kerikil sungai ditemukan? Kerikil yang ditemukan di Lujiaoliang juga mirip dengan kerikil sungai dari situs Heitugou di dekatnya.
Saat disinggung soal harga yang tinggi, Agung menjelaskan terkait batu bergambar miliknya tidak memiliki patokan harga dan bernilai seni tinggi.
"Pertama, batu enggak ada patokan harga. Kedua nilai seninya tinggi. Ketiga, batu gambar enggak ada saingannya, hanya satu tidak ada kesamaannya dengan batu lain. Lalu, batu gambar ini bebas diberi harga berapa saja," tutur Agung di Plasa Pameran, Kementrian Perindustrian, Selasa (21/4).
Agung tidak sendiri menghasilkan batu mewah tersebut dan batu-batu lain yang dijualnya mulai dari Rp 50 ribu. Dia dibantu oleh anggota komunitas Niteni lainnya.
"Mulanya kami berjumlah ratusan orang. Namun, saat mereka sudah mandiri dan bisa buka usaha sendiri, maka kita lepas. Kini, anggotanya sekitar 30-an, itu memang anggota intinya," papar Agung.
Dia menjelaskan komunitasnya tersebut diresmikan pada tahun 2008 dengan tujuan mulia. "Tujuan awal Niteni adalah memanusiakan manusia. Bisa membantu mereka yang putus sekolah, pengangguran, pelaku kriminalitas, untuk mendapatkan pekerjaan," jelasnya.
Niteni sendiri terbagi menjadi beberapa bagian untuk memproduksi batu akik, antara lain tim riset, tim pengolahan, tim penjualan, dan tim pemasaran. Masing-masing memiliki tugasnya sendiri.
Tidak hanya itu, komunitas asli Yogyakarta ini juga membuka pelatihan untuk memproduksi batu akik dengan sistem yang unik. Peserta pelatihan Agung pun beragam, mulai dari mereka yang lulusan SD hingga usia 60 tahun.
"Kursus kita buka dalam 3 kali. Untuk 100 orag pertama itu gratis. Untuk 100 orang kedua dikenakan biaya Rp 100 ribu untuk beli bahan di kita, antara lain serbuk intan, amplas. Dan untuk 100 orang terakhir kita kenakan Rp 1,5 juta untuk membeli alat buatan kita sendiri berupa gerinda yang dipakai untuk motong, membentuk, dan moles," papar Agung.
Kemudian, sejalan dengan tujuan berdirinya Niteni, keuntungan yang didapatkan Agung adalah kepuasan batin karena hingga saat ini dia telah bisa mempekerjakan banyak pengangguran. Dia pun memiliki harapan agar pihaknya dan masyarakat lain seperti dia dapat perhatian lebih dari pemerintah.
"Pemerintah jangan tutup mata dalam semuanya, bagi para pengrajin, pelaku komunitas, terlebih pada para pengangguran. Saya juga berharap apa yang saya lakukan dapat diduking pemenrintah," tutup Agung.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Situs ini menjadi situs candi tertua di Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaKeberadaan blender dan chopper ternyata tak menggantikan cobek batu kali.
Baca SelengkapnyaGolok asli setempat dikenal sangat tajam, sehingga bisa dengan mudah merobek benda.
Baca SelengkapnyaViral Tugu Bandeng Raksasa di Pati terbuat dari knalpot Brong yang baru diresmikan pada 14 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaBerlian 19,22 karat itu akan segera dilelang dan diperkirakan terjual dengan harga Rp1,5 miliar.
Baca SelengkapnyaCandi yang berada di Kabupaten Pasuruan ini diakui sebagai bangunan cagar budaya tingkat provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaArkeologi Prancis melakukan penggalian sebuah situs di Irak utara dan menemukan patung pualam berusia 2.700 tahun.
Baca SelengkapnyaJenis bebatuan ini dikenal sebagai permata yang begitu berharga berkat kecantikan dan keunikan alaminya.
Baca SelengkapnyaUang koin kuno telah menjadi daya tarik luar biasa bagi para kolektor, membentuk suatu komunitas yang bersemangat untuk mengejar kepingan-kepingan bersejarah.
Baca SelengkapnyaPenemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Baca SelengkapnyaNenek moyang suku Jawa ini punya kehidupan unik di tengah hutan Bojonegoro. Mereka ahli dalam berbagai hal, mulai kerajinan kayu hingga menambang minyak.
Baca SelengkapnyaPotret penampakan peninggalan pra-sejarah yang ada di Jawa Barat.
Baca Selengkapnya