Begini Cara Mantan Pangkostrad Berantas Narkoba di Sumatera Utara
Pemberantasan narkoba di Sumut melibatkan ribuan orang
Pemberantasan narkoba melibatkan ribuan orang
Begini Cara Mantan Pangkostrad Berantas Narkoba di Sumatera Utara
Sumatera Utara (Sumut) menjadi provinsi dengan angka kasus narkoba terbesar di Indonesia. Jumlah penyalahgunaan narkoba di sana mencapai 1,5 juta orang. Berdasarkan data kawasan rawan narkotika dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pada tahun 2022 terdapat 1.192 wilayah dengan status bahaya dan waspada narkoba di Sumut.
Atas hal itu Gubernur Sumut yang juga mantan Pangkostrad Letnan Jenderal TNI (Purn) Edy Rahmayadi, membentuk relawan Bersih Narkoba (Bersinar) yang beranggota 4.500 orang sebagai upaya menyelamatkan para pemuda di provinsi yang dipimpinnya.
'Saat ini mayoritas pengguna narkoba adalah anak-anak muda. Padahal anak-anak muda seharusnya dikader untuk menjadi pemimpin ke depannya,' kata Edy, Rabu (23/8).
'Anak-anak muda ini yang paling banyak menggunakan narkoba. Mereka-mereka ini harus kita jaga karena akan menjadi pemimpin di masa depan,' sambungnya.
Menurut Edy, bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini bisa menjadi bencana di tahun 2035.
'Bonus demografi kita bisa jadi bencana kalau ini terus terjadi,' ucapnya.
Dengan demikian dibutuhkan keterlibatan masyarakat langsung yang notabene sangat dekat dengan pengedaran atau pemakainya.
'Kita coba memberantas itu, karena selama ini belum ada hasil yang signifikan,' ujar Edy.
Mantan Pangkostrad itu pun berharap sinergitas dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) makin baik lagi, sehingga pembangunan di Sumut berjalan lancar.
Sementara itu salah satu relawan dari Bersinar, Anton, mengaku sangat gerah dengan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di daerahnya.
Melalui gerakan ini diharapkan dapat mempermudah dirinya bersama teman-temannya untuk mempersempit pergerakan pengguna dan pengedar narkoba.
'Udah gerah kali sama anak-anak yang pakai narkoba di daerah kami. Apa-apa hilang, makanya kami ikut relawan ini jadi mudah melaporkannya. Mudah koordinasi dengan kepolisian untuk memberantas orang itu,' pungkasnya.