Begini Skema Ibadah Haji Bagi Jemaah Sakit dan Butuh Perawatan Medis Saat Puncak Haji
Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan skema Safari Wukuf bagi jemaah haji yang sakit.
Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan skema Safari Wukuf bagi jemaah haji yang sakit.
Begini Skema Ibadah Haji Bagi Jemaah Sakit dan Butuh Perawatan Medis Saat Puncak Haji
Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan skema Safari Wukuf bagi jemaah haji yang sakit. Namun, jika kondisinya belum stabil dan tidak bisa menjalani Safari Wukuf di Padang Arafah akan dibadalhajikan.
Jemaah yang menjalani Safari Wukuf akan diantarkan menggunakan ambulans ke Arafah untuk wukuf guna menyempurnakan rukun haji. Namun jemaah yang tidak bisa ikut safari wukuf, akan dibadalhajikan oleh petugas.
Pembimbing Haji PPIH Arab Saudi, Prof KH. Aswadi Syuhadak menjelaskan, pelaksanaan ibadah haji dilakukan sesuai dengan situasi dan kesempatan serta kondisi jemaah. Mengingat jemaah yang sakit di Madinah sudah didorong ke Mekkah.
Namun Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang akan menentukan jemaah yang bisa diikutsertakan dalam Safari Wukuf.
"Berdasarkan jemaah lansia, jemaah yang risti (risiko tinggi). Sehingga ada kepastian apakah mereka terdata dalam Safari Wukuf,"
kata Prof. Aswadi di Mekkah, dikutip Senin (10/6).
merdeka.com
Bagi jemaah yang sudah dinyatakan sembuh dan bisa melaksanakan ibadah Wukuf, maka akan diikutsertakan dengan kloter masing-masing.
Sedangkan bagi jemaah haji yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibawa ke Arafah, akan langsung menuju Mina tanpa melintas.
"Jadi jemaah yang sakit akan dibadalkan," kata Prof Aswadi.
Kiai Aswadi menyebut kemudahan-kemudahan dapat diberikan kepada jamaah yang kondisinya sakit, jemaah lansia, jemaah risti, dan jemaah yang tidak memungkinkan untuk berlama-lama di Mudzdalifah.
Salah satu kemudahan yang didapat adalah skema murur atau hanya melintas di Muzdalifah tanpa menginap atau mabit.
"Sehingga kondisi jemaah tetap menjadi prioritas, supaya kesehatan jemaah haji tetap terjaga," kata Kiai Aswadi.
Sebelumnya Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah, Ali Machzumi mengatakan, jamaah yang sakit akan dibawa ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). "Nanti jamaah akan Safari Wukuf," kata Ali beberapa waktu lalu.
Jika jemaah tidak menggunakan alat-alat medis nanti, jamaah bisa dibawa menggunakan ambulans atau bus. Sehingga bisa mengikuti rangkaian puncak haji.
"Jadi tidak perlu dibadalkan. Tetapi jika tidak bisa semisalnya jamaah masih pakai infus maka hajinya akan dibadalkan," kata Ali.
merdeka.com