Belajar Ngaji dari Balik Jeruji Besi
Merdeka.com - Suasana berbeda dari biasanya tampak di Lapas Kelas IIB Lumajang. Para warga binaan kini disibukkan dengan kegiatan tadarus Alquran sejak pagi hari.
Lapas yang juga mengusung konsep pesantren dengan nama At-Taubah ini, setiap harinya sibuk oleh kegiatan warga binaan yang ingin menjadi insan lebih baik lewat belajar agama.
Selama bulan suci Ramadan, antusiasme warga binaan penuh semangat dalam belajar melantunkan ayat suci Alquran. Kegiatan mereka dipusatkan di sebuah musala kecil berukuran sekitar 6x4 meter di dalam Lapas.
-
Apa yang dilakukan napi di Lapas Malang selama Ramadan? Tadarus Alquran di Lapas Kelas IA Malang "Pagi itu pondok pesantren, setelah selesai dilanjutkan pembacaan tadarus Alquran. Banyak yang saya dapatkan, saya dulu tidak dapat membaca Alquran, sekarang lancar membaca Alquran."
-
Apa yang dibuat oleh warga binaan Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang? Berbekal limbah koran bekas, sebuah karakter kartun lucu nan cantik berhasil diciptakan.
-
Apa yang dilakukan narapidana di Lapas Sijunjung? Berada di rumah tahanan tidak membuat para narapidana di Lapas Sijunjung Sumatera Barat berdiam diri meratapi nasib buruk. Mereka pun tidak berhenti berkreasi, salah satunya menyulap limbah kayu menjadi aneka barang bernilai ekonomi.
-
Kenapa napi dan tahanan di Lapas Curup membersihkan masjid? Persiapan bahkan dilakukan sebelum datangnya bulan suci Ramadan. Para napi dan tahanan bergotong royong membersihkan masjid, seperti yang dilakukan warga binaan Lapas Curup, Rejanglebong, Bengkulu.
-
Apa yang dilakukan warga di Dukuh Gatak untuk sambut Ramadan? Ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten menyambut Bulan Ramadan dengan mengadakan kirab budaya dan tradisi Sadranan.
-
Apa keunikan Alquran di Banyuwangi? Namun, menariknya adalah Alquran yang digunakan terlihat tak biasa. Alquran tersebut berukuran cukup besar dan tersimpan pada kotak kayu.
Mereka terlihat khidmat dan khusyu belajar tahsin Alquran untuk memperbaiki dan meningkatkan bacaan.
Sadarkan DIri Nilai Kehidupan
Selain mengaji, ratusan warga binaan yang ikut program pesantren ini juga mendapat pengetahuan keagamaan lain lewat kajian serta pendalam akidah.
Dengan harapan, dosa-dosa dan kesalahan di masa lalu yang mereka perbuat bisa diampuni oleh Allah serta bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Faris, salah seorang warga binaan mengaku senang dengan aktivitas keagamaan yang disediakan oleh pihak lapas. Menurutnya, dengan ngaji sambil menjalani masa hukuman kurungan ini menyadarkan dirinya akan aturan dan pedoman nilai-nilai kehidupan.
"Ketika kami disentuh dengan ujian seperti ini masuk lapas, kami diingatkan melalui program pesantren ini mengenai nilai-nilai syariat. Belajarnya baca Alquran, tartil, majelis taklim. Pelajaran yang saya dapat paling tidak bisa merubah watak kami menjadi lebih baik," ujarnya pada Jumat (7/4).
Abdul Wahid, salah seorang pengajar mengatakan, materi-materi yang diajarkan kepada para warga binaan diharapkan bisa bermanfaat dan menjadi bekal ke depan bagi mereka apabila sudah bebas dan menjalani kehidupan bermasyarakat kembali.
"Yang kami ajarkan yang utama agar bisa mengetahui tentang membaca Alquran, tartil, dan tilawah," katanya.
Ada 105 Warga Binaan
Sementara itu, Kasubsi Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Kelas II B Lumajang, Endra Suwartono mengatakan, program tersebut sudah berjalan hampir 2 tahun dengan berkolaborasi bersama pihak Kementerian Agama.
Menurutnya, ada sebanyak 105 warga binaan yang mengikuti program pesantren ini dengan kualifikasi tertentu. Yakni warga binaan yang telah menjalani setengah dari masa hukuman.
Selain mengaji, aktivitas tambahan di bukan ramadan ini yakni digelarnya tarawih dan tadarus bersama.
"Ada 105 warga binaan yang mengikuti program pesantren ini. Kegiatannya setiap hari kecuali hari Minggu. Kalau di bukan Ramadan ini kegiatan dimulai dari jam 9 sampai jam 11. Sama seperti biasanya cuma jam belajarnya sedikit dikurangi mengingat mereka sedang menjalankan puasa," jelasnya.
Adanya penerapan model pesantren ini, pihak lapas berharap warga binaan bisa menjadi insan yang lebih baik ketika sudah selesai menjalani masa hukuman.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama Ramadan, para santri difabel tunarungu itu belajar mengaji dengan menggunakan bahasa isyarat.
Baca SelengkapnyaMeski desa mereka terendam banjir, warga tetap semangat pergi ke masjid untuk melaksanakan tarawih pertama.
Baca SelengkapnyaKegiatan pesantren kilat ini mengusung tema Gema Ramadan Malinjo.
Baca SelengkapnyaTernyata, telunjuk yang menjulang tinggi itu adalah bahasa isyarat huruf hijaiyah "ba"
Baca SelengkapnyaMasihkah ada yang ingat dengan musala yang penuh dengan kenangan indah ini? Mungkin di antara kalian, sudah tergolong cukup berumur ya.
Baca SelengkapnyaHalaman Masjid Raya Baiturrahman menjadi hangat dengan macam kegiatan umat Islam yang menunggu buka puasa.
Baca SelengkapnyaMasjid Istiqlal dipadati umat muslim yang turut merayakan kehadiran bulan suci Ramadan dengan melaksanakan salat tarawih.
Baca SelengkapnyaPapan kayu sebagai media pembelajaran baca tulis Alquran untuk anak-anak masih digunakan sampai saat ini.
Baca SelengkapnyaPara narapidana ini siap membuktikan dirinya telah berubah dan siap bermanfaat untuk masyarakat di sekitarnya
Baca SelengkapnyaPondok pesantren itu punya metode sendiri agar santri bisa menyerap ilmu yang terkandung di kitab kuning.
Baca SelengkapnyaNagari Mandeh merupakan salah satu kampung nyaris terisolir. Letaknya sangat jauh dari Kota Padang.
Baca SelengkapnyaKendati tak cukup luas, namun antusiasme warganya begitu luar biasa.
Baca Selengkapnya