BERANI BERUBAH: Pengibaran Bendera Pusaka di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Upacara HUT ke-75 RI di Istana Merdeka tahun ini akan menjadi sangat berbeda akibat kondisi pandemi Covid-19. Bila sebelumnya anggota Paskibraka mencapai 68 orang— yakni dengan 2 perwakilan dari setiap provinsi– maka sekarang dipangkas menjadi 8 orang saja.
Tentunya banyak siswa dari seluruh penjuru Indonesia yang kecewa, sebab menjadi anggota Paskibraka Nasional adalah kesempatan sekali seumur hidup. Namun langkah drastis harus diambil, impian harus dipupuskan demi keselamatan bersama. Paskibraka harus berani berubah, baik secara jumlah, protokol kesehatan, maupun aturan formasi.
"Tantangan saya sebenarnya itu dibatasi jarak. Tapi sebenarnya tantangan untuk Covid kita tidak terlalu takut, karena sebelum masuk sini kita sudah diswab dulu, cek kesehatan, positif ataupun negatif," tutur Koordinator Pelatih Paskibraka, Mayor Inf Suswan kepada Tim Berani Berubah.
-
Bagaimana Mistiyati bertahan di masa pandemi? Mistiyati kemudian mencoba mengubah cara berjualannya, demi bisa bertahan di tengah pembatasan sosial. Mistiyati kemudian mencoba mengubah cara berjualannya, demi bisa bertahan di tengah pembatasan sosial. Mistiyati kemudian mencoba mengubah cara berjualannya, demi bisa bertahan di tengah pembatasan sosial.
-
Bagaimana cara menghadapi tantangan kesehatan mental? You are allowed to take up space and ask for what you need.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Kenapa penting untuk berani mengambil risiko? Berani mengambil risiko adalah kunci menuju kesuksesan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
Minimalis, begitu Suswan menyebut upacara pengibaran tahun ini. Semuanya harus memperhitungkan pembatasan jarak sekitar kurang lebih 2 meter, meminimalisir kontak antar anggota, serta memakai masker.
"Posisi pengibar bendera hanya tiga orang saja. Putra-putri-putra, putranya dua, putrinya satu yang pemegang bendera," lanjut dia.
Tak hanya berkurangnya jumlah anggota, protokol kesehatan juga harus diindahkan. Paskibraka Wakil Aceh Indrian Puspita Rahmadhani menjelaskan bagaimana lelahnya berlatih di bawah terik matahari sembari bermasker.
"Pastinya gak terbiasa ya, langkah tegap maju mungkin pakai masker. Jalan biasa aja udah ngos-ngosan, apalagi harus langkah tegap maju kan. Cuma ya disesuaikan saja karena keadaannya sedang begini," kata dia pasrah.
Meski tak seramai tahun lalu, Indrian berharap pelaksanaan Paskibraka Nasional Tahun 2020 bisa tetap berjalan lancar. Jangan sampai ada yang jatuh sakit, apalagi di tengah situasi pandemi saat ini.
"Pastinya cuci tangan selalu, jaga jarak 1 meter, nggak boleh salam-salaman sama siapapun, harus selalu pakai hand sanitizer. Kalau bisa sarung tangannya dipakai," jelas Indrian.
Suasana Pengibaran yang Sepi
Perubahan ini juga sangat dirasakan dampaknya oleh Muhammad Arief Wijaya, Paskibraka Wakil Sulawesi Tenggara. Apalagi, Arief sudah pernah bertugas tahun lalu, sehingga suasana sepi tahun ini begitu terasa.
"Di tahun 2020 ini rasanya sepi banget, cuma 8 orang. Lima putra, tiga putri, pastinya berbedalah dengan tahun lalu. (Tapi) pastinya tetap semangat (menjalankan) tugas yang mulia ini," ungkap Arief.
Namun, untuk bisa dipilih bertugas yang kedua kalinya adalah suatu kebanggaan yang tak ternilai. Arief pun tetap bersyukur. Dia tahu betapa sulitnya untuk mengemban kepercayaan ini. Kondisi pandemi bukan berarti dia bisa bersantai dan tak serius menjalani latihan.
"Kita tahu sendiri pasti untuk di tingkat nasional itu sangat sulit untuk bertugas kedua kalinya, karena (biasanya) tugas ini pasti hanya sekali seumur hidup," dia mengakhiri.
Ayo saksikan bagaimana anggota Paskibraka 2020 tetap bersemangat mengibarkan bendera di tengah pandemi dalam program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 05.30 WIB, dan akan tayang di liputan6.com serta merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
(mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnya