Bertemu Influencer Makassar, Gibran Dicurhati Soal Sering Mati Listrik Sampai Belasan Jam
Gibran menganggap pemadaman bergilir yang bisa sampai 12 jam termasuk parah
Gibran tampak kaget. Alasannya, pemadaman bergilir yang bisa 5-6 jam adalah hal yang mustahil
Bertemu Influencer Makassar, Gibran Dicurhati Soal Sering Mati Listrik Sampai Belasan Jam
Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mendapatkan curhatan seorang influencer Makassar terkait kebijakan PT PLN yang melakukan pemadaman bergilir dalam dua bulan terakhir.
PT PLN melakukan pemadaman bergilir akibat dampak dari fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan.
Seorang influencer Makassar, Bobo menyampaikan unek-uneknya terkait seringnya pemadaman bergilir dilakukan oleh PLN. Bahkan, Bobo menyebut pemadaman bergilir di Sulsel bisa sampai 12 jam.
"Makassar agak rutin mati lampu. Katanya efek kekeringan jadi tenaga pembangkit listriknya mengalami kendala," ujarnya di depan Gibran Rakabumin Raka di Cafe The Icon Makassar, Jumat (24/11).
Bobo mengaku pemadaman bergilir yang dilakukan PLN sangat berdampak kegiatannya sebagai influencer.
"Menurut kak Gibran hal-hal yang menyangkut tentang kesulitan kami, pemadaman listrik yang agak panjang ini dibahas di sosial media, normal apa gak? Apalagi influencer yang bahas," tanyanya.
Mendapatkan pertanyaan tersebut, Gibran tampak kaget. Alasannya, pemadaman bergilir yang bisa 5-6 jam adalah hal yang mustahil.
"Lama sekali yah dan hampir setiap hari (pemadaman bergilir)," kata dia.
Gibran mengaku saat menjadi Wali Kota Solo, Pemkot memiliki tim yang menangani medsos untuk menampung aspirasi dari masyarakat. Tim medsos tersebut nantinya merespons apa yang menjadi keluhan dari masyarakat.
"Kalau di Solo, kita memang sering bahas di medsos. Kita punya tim selama 24 jam, misalnya ada aspal bolong, butuh ambulance, pohon roboh kalau hujan-hujan gini, dan ada juga yang komplain masalah PLN, tapi gak separah kayak di Makassar sih,"
kata Gibran.
merdeka.com
Putra sulung Presiden Joko Widodo ini mengaku akan mencoba berkoordinasi dengan Wali Kota Makassar dan juga PLN terkait masalah ini. Ia menganggap pemadaman bergilir yang bisa sampai 12 jam termasuk parah.
"Nanti kami coba koordinasikan wali kota sama PLN kendalanya ada di mana. Jangan sampai 17 jam, 6 jam tiap hari, itu termasuk agak parah sih dan kalian sudah sering komplain di medsos tapi belum ada follow up yah," kata dia.
Gibran menyinggung seharusnya Kota Makassar sudah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Ia menyebut PLTSa bisa menjadi solusi terkait pemadaman bergilir.
"Pasti ada sesuatu solusinya. PLTA-nya kering. Kalau di Solo, kemarin kita baru meresmikan PLTSa. Kalau di sinikan pakai air (PLTA)," pungkasnya.
Klarifikasi PLN
Sementara PLN (Persero) dalam keterangan resminya menyatakan tidak berhenti melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan pasokan listrik sehubungan dengan kondisi kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
PLN terpaksa melakukan manajemen beban akibat cuaca ekstrem, khususnya panas yang berkepanjangan, sehingga mengakibatkan kondisi debit air yang menjadi sumber utama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) turun drastis dan mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik.
Beberapa hari terakhir, hujan telah turun namun belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi PLTA. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA.
Sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik. Di sisi lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimaksimalkan produksinya secara terus menerus juga perlu menjalani maintenance (pemeliharaan) sehingga manajemen beban harus dilakukan.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Moch Andy Adchaminoerdin menjelaskan, pihaknya terus mengupayakan penambahan pembangkit dan mengoptimalkan sistem interkoneksi sistem kelistrikan Sulbagsel yang terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Palu (Sulawesi Tengah) dan Sulawesi Tenggara daratan sehingga bisa saling menopang.
"Kami upayakan juga dengan penambahan pembangkit yang saat ini sudah masuk 30 MW. Kemudian akan masuk lagi tambahan 50 MW pada akhir Desember 2023. Kami juga sedang lakukan percepatan penambahan pembangkit Inter Temporary Capacity di Punagaya sebesar 200 MW yang ditargetkan masuk sistem pada Maret 2024," ungkap Andy.
Lebih lanjut, Andy menyampaikan permohonan maaf terkait manajemen beban yang dilakukan dan berharap masyarakat bersedia bahu membahu dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari sambil menunggu pemulihan sistem kelistrikan.
"Untuk mengurangi dampak dan durasi padam, mohon dukungan masyarakat untuk sementara waktu ini agar bersama-sama mengurangi pemakaian listriknya sekitar 30 persen selama masa pemulihan pembangkit," tutup Andy.