Bertubi-Tubi Derita Munir Akibat Ulah Anak: Istri Dibunuh, Dibohongi & Uang Digelapkan Ratusan Juta
RA tega membunuh ibu kandungnya. Namun demikian, ayahnya meminta dia tak dihukum berat. Kenapa?
RA tega membunuh ibu kandungnya. Namun demikian, ayahnya meminta dia tak dihukum berat. Kenapa?
Bertubi-Tubi Derita Munir Akibat Ulah Anak: Istri Dibunuh, Dibohongi & Uang Digelapkan Ratusan Juta
Bakti Munir (49) ayah dari RA membongkar perangai anaknya tersebut. RA sebelumnya tega membunuh ibu kandungnya bernama Sri (43) di Depok.
Munir bercerita, sebelum pembunuhan terjadi RA diketahui sempat menggelapkan uang perusahaan yang dikelola Munir. RA menghabiskan uang Rp 657 juta, namun tidak jelas untuk apa pengguaan.
"Keseluruhan hampir Rp657 juta. Sejauh ini belum tahu untuk apa. Dia enggak mau ngaku buat apa. Kalau dia bilang uangnya untuk ini,untuk itu apa mungkin saya amuk," kata Munir, Kamis (31/8).
Ketika ditanya, RA tidak dapat memberikan jawaban yang masuk akal. Munir pun menduga anaknya berbohong masalah keuangan perusahaan. Sebelum peristiwa pembunuhan Sri, dirinya sempat terlibat argumen dengan RA. Dia menduga, kata-katanya pada saat itu dianggap sebagai ancaman oleh RA.
"Yang mengganjal dia tuh ada, karena memang saya sempat ada kata-kata 'awas' gitu yang menurut dia itu mungkin itu terlalu dalam. Jangan pernah bohong sama orang, masa orang tua sendiri dibohongin. Terus apa dong yang bisa dibanggakan sama orang tua kalau sama orang tuanya bohong," cerita Munir.
Sebagai orang tua, Munir mengaku sudah mengikhlaskan uang yang dipakai anaknya. Namun dia meminta anaknya untuk tidak berbohong lagi.
"Saya bilang ya sudah harta yang sudah terpakai ya sudah ngga apa-apa. Karena bagi ayah harta itu nomor sekian, keutuhan keluarga yang nomor satu. Saya bilang gitu kan, ya sudah," kata Munir.
Orangtua RA ingin agar usaha pengelolaan kertas milik keluarga nantinya diteruskan oleh pelaku. Munir pun melibatkan RA dalam hal manajemen keuangan agar pelaku belajar dengan baik. Munir juga sering mengingatkan pada RA agar untuk lebih terbuka dan tidak menceritakan masalah ke orang lain.
"Selama ini ayah mengajarkan kamu (Rifki) supaya sering sharing lah. Kalau ada problem apapun enggak usah sharing keluar, sharing dulu sama orang tua. Kalau orang tua ngga mungkin menjerumuskan, tapi kalau di luar sana kan enggak tahu kasusnya, dia cerita apa mungkin orang tahunya bisa nambah-nambahin saja, menyesatkan kan bisa saja kan," ujar Munir.
RA memang terlihat berubah sikap sejak tiga bulan lalu. RA menjadi lebih pendiam. Munir pernah menerima laporan dari teman wanita RA kalau anaknya ingin menabrakkan mobil saat berkendara. Kejadian tersebut bukan yang pertama kali. Sering kali ketika RA cekcok dengan teman wanitanya selalu melakukan hal yang sama.
“Saya rasakan tiga bulan terakhir memang agak beda. Ada teman perempuannya curhat ke saya minta tolong lagi ada di mobil, ada trouble gitu mobil mau ditabrakin mau mati bareng. Itu sekitar Juli kemarin. Sudah berulang kali. Tempramen iya,” katanya.
Kendati RA sudah menghilangkan nyawa Sri, namun Munir tetap berharap anaknya dapat hukuman yang ringan. Munir mengatakan, anaknya masih harus menjadi penerus usaha yang sudah lama digelutinya.
“Buat anak saya berharap ya karena memang buat penerus saya kalaupun nanti di persidangan saya berharap anak saya dihukum seringan-ringannya,” harapnya.
Munir mengaku tetap membuka diri untuk anaknya bisa kembali di tengah keluarga usai menjalani hukuman nanti. Menurutnya, ada hikmah di balik peristiwa yang terjadi kemarin.
"Ini semua sudah takdir. Saya berharap hukumannya ringan supaya bisa kembali ke tengah keluarga supaya dia juga punya masa depan. Tidak menutup kemungkinan dengan kejadian ini akan ada hikmahnya, akan memperbaiki dari segalanya. Mau sikap, karakter atau apapun. Karena memang rekam jejaknya 23 tahun belum pernah kriminal," ujar Munir.