Amarah Terpendam Anak Berujung Kematian Ibu Kandung di Depok
RA adalah anak pertama dari dua bersaudara. Pelaku memilki satu adik perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Pemuda 23 tahun tega membunuh ibu kandungnya.
Amarah Terpendam Anak Berujung Kematian Ibu Kandung di Depok
RA (23) anak pembunuh ibu kandung ternyata kesal kepada kedua orang tuanya. RA pun nekat menghabisi nyawa Sri, ibunya sendiri.
Selain itu, RA juga melukai Munir (49), ayahnya mengunakan golok. Sehari sebelum menghabisi nyawa ibunya, RA sempat dimarahi kedua orang tuanya. RA pun memendan kesal dan pada Kamis (10/8) pagi tiba-tiba menusuk Sri hingga 50 kali menggunakan pisau dapur.
"Tersangka ini sehari sebelumnya sempat dimarahi oleh kedua orang tuanya. Dimarahi dan ada kata-kata yang kurang mengenakkan yang tidak bisa diterima oleh tersangka sendiri, sehingga timbul perasaan jengkel,"
kata Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso, Sabtu (12/8).
Penuturan RA pada penyidik, dia sering dimarahi kedua orang tuanya sejak kecil. Kekesalan yang dipendam itu membuat RA menyimpan dendam. "Memang ada informasi yang kita peroleh, dari tersangka ini bahwa sejak dari awal dari SMP atau SD ini memang yang bersangkutan sering dimarahi dari versi tersangka menyampaikan seperti itu, dimarahi terus oleh orang tuanya," kata Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso. Selain itu, RA juga kesal karena dia dituding menggelapkan uang perusahaan orang tuanya. RA dipercaya mengelola perusahaan kerta milik ayahnya.
RA menjadi pengelola keuangan. Tapi orang tuanya menuding RA tidak transparan memberikan laporan keuangan.
"Tersangka diberikan kepercayaan untuk mengelola keuangannya, tapi dari orang tuanya menilai bahwa kurang transparan. Intinya ada yang disembunyikan, akhirnya menuduh ke tersangka ini agar lebih terbuka terkait keuangan dari perusahannya tersebut,"
kata Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso.
merdeka.com
Dendam yang dipendam sejak kecil dan tudingan penggelapan uang perusahaan membuat kekesalan RA memuncak. RA teringat kata-kata ayahnya yang membuatnya sangat sakit hati. "Kata-katanya kalau dari versi tersangka menyampaikan bahwa 'Elo (tersangka) dari lahir sampai detik ini coba sebutkan satu saja apa yang membuat orang tuamu bangga,' seperti itu. Ada kata-kata yang membuat pelaku sakit hati. Perkataan itu diucapkan oleh bapaknya," kata Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso.
Kapolsek menuturkan ada dugaan persoalan usaha keluarga yang memicu pembunuhan tersebut. Namun mengenai detilnya, penyidik masih terus mendalami.
"Intinya seperti itu (dituding menggelapkan uang), dari orang tuanya ada kecurigaanlah yang bersangkutan menggelapkan uang perusahaan. Nah itu (nilai nominal) nanti kita masih akan dalami lagi," kata Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso. RA adalah anak pertama dari dua bersaudara. Pelaku memilki satu adik perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Orang tua RA memiliki usaha pengelolaan kertas. Ayahnya ingin agar RA meneruskan usaha tersebut.
"Jadi memang dari korban memberikan informasi kepada kami bahwa intinya ingin anaknya juga meneruskan bisnisnya ke depannya. Jadi berusaha untuk mendidik bagaimana bisnis yang baik. Intinya dari versi dari bapaknya seperti itu. Posisinya tersangka ini dia sebagai salah satu pemegang dari keuangan. Keuangan masuk keuangan keluar yang bersangkutan mempunyai kuasa di situ," kata Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso. Dari pengakuan RA pada penyidik, dia tidak melakukan penggelapan. Uang yang dituding digelapkan adalah uang yang belum dibayar oleh pelanggan.
"Kalau dari pengakuan tersangka ini yang bersangkutan tidak menggelapkan uang. Memang ada pembayaran yang delay lah. Jadi ada permasalahan dari customer yang belum terbayar akhirnya dari pemasok itu belum bisa untuk melunasinya juga. Kan namanya ini kan pasti berputar ya. Kalau dari versi tersangka mengakunya seperti itu (mengelak)," kata Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso.