BMKG Ungkap Pemicu Gelombang Tinggi di Perairan NTT
Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan siklon tropis 'MANGGA' yang terdapat di Samudra Hindia barat daya Bengkulu telah memicu gelombang tinggi di wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Saat ini terdapat siklon tropis 'MANGGA' 995 hPa di Samudra Hindia, 1.300 km barat daya Bengkulu, sehingga memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan NTT," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas IV Maritim Tenau, Kupang, Ota Welly Jenni Thalo, Minggu (24/5).
Menurutnya, siklon tropis 'MANGGA' 995 hPa di Samudra Hindia, 1.300 km barat daya Bengkulu dapat mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di Samudra Hindia barat Sumatera.
-
Apa itu Siklon Tropis Anggrek? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Bagaimana BMKG menjelaskan cuaca panas di Jawa-Nusa Tenggara? Mengutip dari Instagram InfoBMKG, menjelaskan beberapa hal mengapa kondisi cuaca yang panas kembali terjadi. Padahal semestinya musim hujan.
-
Apa dampak Siklon Tropis 99W ke Jogja? 'Waspada potensi angin kencang. Diharapkan untuk memangkas pohon yang berpotensi tumbang atau rapuh,' ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, mengutip ANTARA pada Senin (16/10).
-
Kenapa Siklon Tropis Anggrek terbentuk? Efek Coriolis merupakan salah satu faktor pendorong terbentuknya siklon. Selain itu suhu permukaan air laut yang hangat yang menghasilkan uap air yang banyak juga menjadi bahan bakar ideal untuk pembentukan siklon.
-
Di mana Siklon Tropis Anggrek muncul pertama kali? Pada 16 Januari 2024, BMKG telah mengonfirmasi bahwa telah muncul Siklon Anggrek yang berada di sekitar koordinat 10,1 lintang selatan dan 94,2 bujur timur, sekitar 1.130 km barat daya Bengkulu.
-
Dimana angin kencang terjadi? Di Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, hujan yang turun disertai angin kencang pada Selasa (9/1) sore menyebabkan pohon dan sebuah kendang ayam roboh.
"Pusat tekanan rendah 1009 hPa terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Timur," ujarnya.
Sementara pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari utara-timur dengan kecepatan 5-20 knot, sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari barat daya-barat laut dengan kecepatan 5-25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan laut Pulau Rote-Kupang, perairan Pulau Sawu, perairan Kepulauan Kei-Aru, dan Laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil pemantauan, tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia selatan Sumba hingga Sabu Raijua, Laut Sawu, perairan selatan Kupang hingga Rote Ndao, dan Samudera Hindia selatan Kupang hingga Rote.
Seperti dilansir dari Antara, tinggi gelombang 1.25-2.5 meter berpeluang terjadi di Selat Sumba, perairan utara Kupang hingga Rote Ndao. Kondisi gelombang yang terjadi di wilayah perairan laut saat ini diprakirakan akan berlangsung hingga 25 Mei mendatang.
"Karena itu, nelayan dan operator pelayaran di NTT diimbau untuk tetap waspada untuk menghindari terjadinya musibah di wilayah perairan laut," tutup Ota Welly Jenni Thalo.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data 16 Januari 2024, Sistem Siklon Tropis Anggrek berada di posisi 9.4° LS, 93.3° BT dengan kecepatan angin maksimum 40 knot.
Baca Selengkapnyawaspada potensi terjadinya gelombang tinggi mencapai 1,25 hingga 2,5 meter
Baca SelengkapnyaBibit siklon tropis 99W di Laut Tiongkok Selatan bisa memengaruhi cuaca di beberapa wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaBMKG mengungkapkan, bibit Badai Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia bagian Tenggara, Barat Daya Banten.
Baca SelengkapnyaPrakiraan BMKG: Ada Potensi Cuaca Ekstrem di Musim Mudik, Sejumlah Daerah akan Hujan Hingga Angin Kencang
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi.
Baca Selengkapnya14 daerah tersebut berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir serta angin kencang.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan tinggi gelombang saat puncak musim angin timuran bisa mencapai kisaran 4-6 meter.
Baca SelengkapnyaBMKG menetapkan 12 daerah berstatus siaga hingga waspada cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca Selengkapnya