BNN sebut banyak warga Aceh masih gunakan ganja untuk obat & makanan
Merdeka.com - Kasubdit I Masyarakat Pedesaan BNN Hendrajid Putut Wigdado mengatakan, banyak masyarakat Aceh yang masih menanam ganja. Sebab, Ganja digunakan juga untuk obat dan campuran bahan makanan.
"92 Persen ganja di Indonesia itu kan dari Aceh, kemudian 90 persen masyarakat Aceh itu kan tidak bisa dipisahkan oleh Ganja, karena akar budayanya dia itu seperti akar Ganja nya juga, dia makan berobat itu dari situ," ujar Hedrajid di Santa Monica Resort Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/10).
Oleh sebab itu, BNN ingin menggalakkan program Grand Design Alternative Development (GDAD). Yaitu program yang membuat petani Aceh tak menanam ganja lagi. Melainkan menanam bahan-bahan yang produktif dan juga legal. Sebab, banyak petani di desa-desa di Aceh yang menanam Ganja karena kemiskinan dan pengangguran.
-
Bagaimana cara Kemendagri mendorong Pemda rencanakan gerakan menanam? Tomsi menegaskan, gerakan menanam sejumlah komoditas harus direncanakan dengan baik agar dapat berjalan berkesinambungan.
-
Apa tujuan Kemendag dalam melindungi petani tembakau dan cengkih? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan petani tembakau di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/8). Pada pertemuan tersebut, Mendag menyampaikan bahwa pemerintah akan terus melindungi kesejahteraan petani tembakau dan cengkih di dalam negeri agar tetap berkembang.
-
Apa yang diharapkan dari gerakan menanam ini? Apabila dilakukan dengan baik, mestinya gerakan tersebut dapat membantu daerah dalam mengendalikan harga berbagai komoditas.
-
Kenapa Kemendagri minta Pemda rencanakan gerakan menanam? Upaya ini dibutuhkan Pemda untuk mengendalikan laju inflasi di daerah.
-
Kenapa Pomosda punya program Ngaji Tani? Tujuan pemberdayaan masyarakat melalui Ngaji Tani untuk mendorong kemandirian pangan.
-
Bagaimana BRIN mendorong produksi tembakau? Salah satu upaya BRIN dalam melakukan percepatan produksi tembakau lokal adalah melalui pemuliaan tanaman agar tahan terhadap anomali cuaca hingga penyakit.
"Artinya kalau kita mau lakukan terobosan, ya terobosannnya ganti dong aceh dengan tanaman lain, yaitu AD (Alternative Development)," tuturnya.
Selain itu, senada dengan Hedrajid, Kepala Bagian Humas BNN menjelaskan bahwa pihaknya ingin merubah kehidupan petani Aceh supaya sejahtera dan bisa membuat bahan baku dengan cara menanam tanaman yang produktif juga legal.
"kita ingin merubah sedemikian rupa, sehingga masyarakat petani aceh bisa menjadi ditansformasikan baik dari mindset, sikap, karakter perlilaku, sehingga menjadi petani tanaman produktif. Juga bisa mengolah pertaniannya sehingga menjadi komoditas bahan baku," kata Sulistyandri pada forum silaturahmi Humas BNN dengan Media Massa, di Hotel Santa Monica Resort Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/10).
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasilnya, ditemukan tiga titik ladang ganja di dua lokasi lahan ganja.
Baca SelengkapnyaGanja-ganja setinggi 2 meter ditanam di antara pohon kopi. Ditemukan juga bibit ganja.
Baca SelengkapnyaUlama Aceh Ingatkan Ganja Tanaman Ciptaan Allah yang Subur dan Tak Bisa Dilarang
Baca SelengkapnyaKetiga tersangka kini terancam hukuman penjara 20 tahun akibat perbuatannya.
Baca SelengkapnyaBerbagai jenis produk pun dihasilkan, mulai dari keripik bayam brazil, minuman rosella dan kembang telang yang juga hasil tanam sendiri.
Baca SelengkapnyaEnam ton pupuk diproduksi untuk mengatasi persoalan petani
Baca SelengkapnyaTurut hadir Anggota DPRD Sulsel, Bupati Bulukumba, serta Kepala OPD lingkup Pemprov Sulsel.
Baca SelengkapnyaPria berinisial RZ "bernyanyi" setelah ditangkap petugas BNN sehingga 4 hektare lahan ganja di Aceh Besar terbongkar.
Baca SelengkapnyaKeterlibatan PNM dalam mendorong kemandirian pangan di desa akan terus digenjot.
Baca SelengkapnyaPernah memimpin Morowali, Anwar Hafid memahami tantangan yang dihadapi petani.
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan seorang terduga pelaku berinisial AM (35)
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada tiga mimpi yang dibawa yakni lingkungan, sosial dan ekonomi.
Baca Selengkapnya