Bocah korban penembakan polisi ogah digendong Kapolda Sumsel
Merdeka.com - Empat korban penembakan brutal polisi Lubuklinggau yang merupakan satu keluarga telah pulang ke kampung. Mereka diantar Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan beberapa petinggi lain.
Sebelum meninggalkan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumsel, mereka terlebih dahulu menggelar pertemuan tertutup di ruang VVIP RS Bhayangkara Palembang, Selasa (25/4). Sekira 15 menit kemudian, Kapolda Sumsel keluar sambil menggandeng tangan dua bocah bersaudara, Genta (3) dan Galih (7).
Mereka pun menelusuri lorong rumah sakit menuju mobil yang telah disiapkan. Melihat ayahnya, Wawan (35) tidak di sampingnya, Genta menoleh ke belakang. Dilihatnya, ibunya Novi (33) dan bibirnya Dewi (35) turut mengiringi didampingi ibu-ibu Bhayangkari.
-
Kenapa anak Panji Gumilang mangkir dari panggilan polisi? Enam Pengurus Ponpes Al Zaytun Juga Ikut Mangkir Selain dua anak Panji Gumilang. keenam saksi lainnya juga ikut mangkir dari panggilan polisi saat akan dimintai keterangan mengenai dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
-
Siapa saja anak Panji Gumilang yang mangkir dari panggilan polisi? Anak Panji Gumilang, inisial IP dan AP mangkir dari panggilan kepolisian hari ini.
-
Kenapa Bhabinkamtibmas merasa anaknya tidak lolos polisi? Dia menduga, ada permainan licik di balik tak diterimanya sang putra menjadi abdi negara. Hal itu diduganya lantaran Polda Bali secara spesifik memberikan kuota khusus kepada para putra-putri yang terpilih.
-
Apa yang dilakukan Bhabinkamtibmas setelah anaknya tidak lolos? Dia menduga, ada permainan licik di balik tak diterimanya sang putra menjadi abdi negara. Hal itu diduganya lantaran Polda Bali secara spesifik memberikan kuota khusus kepada para putra-putri yang terpilih.
-
Kenapa pelaku melakukan perundungan? Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap bahwa pelaku kesal karena korban mengaku sebagai anggota geng yang dipimpin pelaku. Padahal korban bukan menjadi bagian dari geng pelaku.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
"Ayah, ayah, gendong," kata Genta.
Mendengar itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto menawarkan diri untuk menggendong bocah yang turut terkena tembakan menimpis di kepala bagian kanan. "Mau tak gendong, sini," kata Agung.
Tanpa berbicara menerima atau menolak, Genta mencuekkan tawaran Agung. Dia kembali mencari ayahnya untuk meminta digendong. Wawan pun menghampiri namun tak mengabulkan permintaan anak bungsunya itu. Mereka kembali jalan kaki menuju mobil penjemputan.
Genta dan keluarganya masuk dalam satu mobil. Sementara pengantar di mobil lain. Genta dan Galih duduk bangku tengah bersama ibunya, Novi dan bibirnya Dewi. Sedangkan ayahnya duduk di bangku belakang.
Nampak, Kapolda Sumsel didampingi istri mengobrol dengan para korban dari luar sebelum rombongan berangkat. Tidak diketahui apa yang mereka bicarakan.
Sebelumnya, empat korban penembakan polisi di Lubuklinggau akhirnya pulang ke kampung halaman setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumsel di Palembang. Kepulangan mereka diantar Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto, Wakapolda Sumsel Brigjen Asep Suhendar, dan beberapa ibu Bhayangkari, Selasa (25/4).
Rombongan iring-iringan dua mobil yang dikawal mobil polantas menuju di Desa Belitar Curup, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Para korban adalah Dewi (35), Novianti (33) serta dua anaknya, Genta (3) dan Galih (7). Nampak tangan kiri Dewi masih dipakai gip karena terkena luka tembakan. Korban Novi mengenakan jilbab sambil menahan bahu kanannya pascaoperasi.
Sementara dua saudara, Genta dan Galih dibimbing ayahnya, Wawan (35) didampingi Kapolda Sumsel keluar ruangan VVIP RS Bhayangkara Polda Sumsel. Balutan perban di kepala Genta tak lagi terpasang, hanya terlihat bekas luka akibat peluru Brigadir K.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocah perempuan tersebut bahkan sempat dikalungi pisau di leher oleh ayah kandungnya.
Baca SelengkapnyaKapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela membenarkan adanya kejadian penyanderaan bocah itu. Kepolisian menyebut pelaku merupakan ayah korban sendiri.
Baca SelengkapnyaMomen haru anggota TNI yang lama bertugas jauh dari keluarga yang akhirnya pulang. Sang anak tampak tak mengenali bahkan menangis saat bertemu ayahnya.
Baca SelengkapnyaModus pelaku menyandera karena Ingin meminta uang tebusan Rp4 juta untuk membeli narkoba.
Baca SelengkapnyaPelaku telah diamankan di Polres Jakarta Selatan untuk diperiksa lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaLama tak ketemu sang ayah yang bertugas di luar negeri, seorang bayi menangis lantaran tak mengenali ayahnya yang merupakan seorang prajurit TNI.
Baca Selengkapnyapolisi langsung lakukan penangkapan. Hasil pemeriksaan tubuh korban mengalami kekerasan fisik.
Baca Selengkapnya