Bolos, 30 siswa di Mataram ditangkap saat main PS dan biliar
Merdeka.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, berhasil menjaring 30 siswa tingkat SMP dan SMA/SMK Kota Mataram yang sedang bermain Play Station dan billiard pada saat jam pelajaran sekolah, Senin (22/9).
Puluhan siswa tersebut tertangkap basah oleh aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram ketika Satpol PP turun melakukan razia pelajar pada tiga titik, kata Kepala Seksi Opdal Satpol PP Kota Mataram Bambang EYd di Mataram.
Dia mengatakan, sebanyak 30 siswa itu antara lain berasal dari SMPN 14 Mataram, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 6 dan SMAN 8 Mataram, serta SMKN 3 dan SMKN 6 Mataram.
-
Alasan apa anak tersebut tidak hadir di sekolah? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari : Nama : Kelas : Alamat :NISN : Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada hari ini, Senin, 09 Januari 2023 dikarenakan sakit. Oleh karena itu, kami memohon pada Bapak/Ibu Guru Wali Kelas XI-B agar memberikan izin.
-
Kapan anak tersebut izin tidak hadir? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari : Nama : Kelas : Alamat :NISN : Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada hari ini, Senin, 09 Januari 2023 dikarenakan sakit. Oleh karena itu, kami memohon pada Bapak/Ibu Guru Wali Kelas XI-B agar memberikan izin.
-
Kenapa anak sekolah menolak sekolah? Menolak bersekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan, kelelahan, hingga masalah sosial atau emosional seperti bullying.
-
Apa yang dilakukan orangtua saat anak menolak sekolah? Dengarkan Keluhan Anak dengan Serius Penolakan untuk pergi ke sekolah bisa disebabkan oleh kecemasan, perbedaan belajar, masalah sosial dan emosional, atau bullying.
-
Siapa yang menulis surat izin sakit sekolah? Dengan ini saya orang tua/wali murid dari:Nama : Rudi TabutiSiswa : Kelas X IPS SMK 3 SlemanAlamat : Jl. Timoho No.46 Sleman YogyakartaMemberitahu bahwa anak kami tidak dapat menjalani proses belajar mengajar pada hari ini pada tanggal, Rabu 16 Januari 2022 dikarenakan sakit dan memerlukan istirahat selama satu haru penuh.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
"Mereka berhasil kita jaring, ketika mereka asyik main Play Station dan biliar di kawasan Gomong dan Cakranegara," katanya, seperti dikutip dari Antara, Senin (22/9).
Sebanyak 30 siswa yang terjaring itu, kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Mataram untuk dilakukan pendataan. Sekaligus pemanggilan terhadap guru dan orangtua siswa.
Selain dilakukan pendataan, siswa juga harus menandatangani surat pernyataan yang menyebutkan bahwa siswa siap dikeluarkan dari sekolah jika kembali terjaring Satpol PP berada di luar sekolah.
Bambang sangat menyayangkan perilaku dari para pelajar, karena ternyata ada dari mereka yang sudah tidak masuk sekolah selama sembilan hari, namun menyatakan izin ke sekolah kepada orangtuanya.
"Kalau begini kan kasihan orang tua mereka, sudah lelah-lelah mencari biaya sekolah, malah kelakuannya seperti ini. Tentu mereka akan sangat kecewa," katanya.
Terkait dengan itu, Bambang juga berharap agar pihak sekolah juga dapat meningkatkan pengawasan terhadap peserta didik. Agar tidak ada siswa yang berada di luar sekolah pada saat jam pelajaran.
"Kalau pun siswa sudah masuk jam pulang sekolah, hendaknya siswa pulang terlebih dahulu untuk mengganti seragam sekolah. Karena kami tidak mau tahu alasan mereka pada saat terjaring," katanya.
Bambang mengatakan, untuk memberikan efek jera, kegiatan razia pelajar ini akan dilakukan secara berkala pada titik-titik usaha permainan dan pusat rekreasi yang buka pada jam sekolah.
"Kegiatan razia pelajar ini merupakan instruksi langsung dari pak wakil wali kota untuk terus digencarkan," katanya.
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana sebelumnya, telah memerintahkan Satpol PP Mataram untuk melakukan razia terhadap pelajar yang berkeliaran di luar sekolah pada saat jam belajar.
"Langkah ini sebagai langkah tegas kita untuk menertibkan para pelajar sekaligus sebagai bentuk pembinaan terhadap siswa," katanya.
Wakil wali kota mengatakan sangat prihatin terhadap tindakan yang dilakukan oleh para pelajar itu. Padahal saat ini Pemerintah Kota Mataram sedang berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan lembaga pendidikan untuk memberikan penekanan terhadap aspek mentalitas dan akhlak pelajar.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.
Baca SelengkapnyaDia pastikan pihak sekolah tidak melakukan DO terhadap para siswa terlibat aksi perundungan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pelajar yang tak sekolah dan mesum di gedung kosong.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaAnak Vincent Rompies terlibat aksi pembullyan terhadap adik kelasnya
Baca SelengkapnyaSatpol PP mengundang pihak sekolah sebagai pendamping, untuk mengetahui apa yang tengah dilakukan siswanya.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca SelengkapnyaMereka masuk secara paksa ke dalam ruang Laboratorium dengan merusak pintunya, lalu setelah di dalam ruang Lab para pelaku mengambil
Baca SelengkapnyaKorban tidak bisa melawan dan terlihat hanya berusaha menutupi wajah dan kepalanya dengan tangan.
Baca SelengkapnyaPengemudi Ojol dan buruh harian lepas ditangkap polisi usai mencuri ratusan barang elektronik di SMKN 9 Kota Bekasi
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaPolsek Simokerto Surabaya beri 'pelajaran' Paskibraka kepada remaja pelaku tawuran.
Baca Selengkapnya