![<br>Rombongan Pelajar Begal Motor dan HP Siswa Sekolah Lain di Tambora, Berujung Balas Dendam](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/22/1695380220531-4o355k.png)
![<br>Rombongan Pelajar Begal Motor dan HP Siswa Sekolah Lain di Tambora, Berujung Balas Dendam](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/22/1695380220531-4o355k.png)
merdeka.com
Korban ARA (15) sepulang sekolah berboncengan sepeda motor bersama teman-temannya. Ketika itu, sepeda motor dihentikan gerombolan pelaku.
Putra mengatakan, korban mengalami luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan, sepeda motornya
dan telepon genggam milik korban di bawa kabur.
Kasus ini pun dilaporkan oleh orangtua korban ke Polsek Tambora Jakarta Barat. Putra mengatakan, pihaknya berhasil mengidentifikasi wajah para pelaku berdasarkan rekaman CCTV yang ada di sepanjang jalan Bandengan Utara.
Para pelaku adalah pelajar kelas XI SMK BT. Dari total 18 orang pelajar, hanya 8 orang terbukti terlibat langsung dalam kasus pembegalan. Mereka adalah ARN (17), AB (17), PI (17), AP (16), BL (17), GSP (16), PA (16) dan BPM (17).
merdeka.com
Putra mengatakan, para pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra. Kepada polisi, mereka mengaku hanya berniat untuk melakukan tawuran.
"Pada awalnya tidak berniat untuk melakukan tindak pidana begal melainkan ingin cari musuh untuk tawuran, namun karena sepeda motor dan telepon korban terjatuh saat mereka menyerang korban, seketika itu juga motor dan telepon korban diambil," ujar dia.
"Kemudian akan dijual online oleh para pelaku senilai Rp1 juta. Rencana uang hasil penjualan untuk kelompok mereka," sambung Putra.
Putra mengatakan, pelajar dari tempat korban menimba ilmu merencanakan balas dendam imbas dari peristiwa pembegalan. Mereka konvoi sambil menenteng senjata tajam mencari pelajar SMK BT.
Terkait kejadian itu, polisi meringkus 3 orang pelajar dari SMK yang berlawanan. Adapun, AR (15), SW (16) dam HF (16).
"HF bersama rekan-rekanya ingin mencari pelajar sekolah BT imbas pembegalan. Pada saat itu pelajar yang ada sekolahnya menjadi korban akibat dikeroyok oleh pelajar sekolah BT," ucap dia.
Putra mengatakan, polisi mengupayakan untuk dilakukan diversi dengan melibatkan orangtua pelaku, Bapas, orang tua korban, dan pihak sekolah. Karena para pelaku masih berstatus anak di bawah umur.
"Penegakan hukum yang dilakukan oleh Polsek Tambora adalah upaya yang paling kami hindari atau terpaksa dilakukan dan upaya paling terakhir jika anak-anak ini lepas dari pengawasan dan melakukan tindak pidana di wilayah hukum Polsek Tambora," tandas dia.
Pungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022. Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar.
Baca SelengkapnyaSatu petugas PPSU jadi korban tabrak lari para pelajar yang tengah berseteru.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo tiba sekitar pukul 08.28 WIB di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakarya, Cempaka Putih.
Baca SelengkapnyaPara bocah yang melakukan aksi itu diketahui merupakan siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP).
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku kesepian dan perlu teman hingga akhirnya mengajak korban keliling naik motor.
Baca SelengkapnyaSewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) hingga SMA, Riri jarang sekali bisa jajan. Dia memilih menyisihkan uang jajannya untuk menabung.
Baca SelengkapnyaKegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja kursi di sekolah itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu menimpa seorang siswi SMKN 1 Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaLemparan itu mengenai kepala anaknya. Akibatnya, korban yang baru berumur 8 tahun itu mengalami luka bocor.
Baca Selengkapnya