Mengabdi ke Masyarakat, ATVI-YPP Indosiar-SCTV Dorong Literasi Media Sosial di Kalangan Pelajar
ATVI bersama YPP Indosiar-SCTV menggelar kegiatan ‘Literasi Media’ di SDN Lagoa 02, Koja, Jakarta Utara, Selasa (5/09).
Dosen ATVI mengingatkan pelajar batasan lamanya melihat atau menonton siaran televisi sekitar dua jam saja. Begitu juga mengakses internet dan medsos sebaiknya tidak lebih dari dua jam.
Mengabdi ke Masyarakat, ATVI-YPP Indosiar-SCTV Dorong Literasi Media Sosial di Kalangan Pelajar
Pengguna akun media sosial di kalangan pelajar Sekolah Dasar (SD) cukup tinggi. Mereka memanfaatkan sejumlah media sosial untuk hiburan dan juga menambah pengetahuan.
Padahal Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mensyaratkan batas usia minimal untuk menggunakan media sosial adalah 13 tahun.
Akademi Televisi Indonesia (ATVI) bersama Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih Indosiar-SCTV (YPP Indosiar-SCTV) menggelar kegiatan ‘Literasi Media’ di SDN Lagoa 02, Koja, Jakarta Utara, Selasa (5/09). Dalam acara ini, para pelajar kelas 1 hingga 6 mengakui memiliki akun media sosial.
Ratusan anak serempak mengangkat tangan ketika ditanya siapa yang punya akun media sosial. Fenomena sama juga diakui para pelajar SD di tempat lain saat dilakukan kegiatan literasi media oleh ATVI-YPP Indosiar-SCTV.
Kenyataan ini memang tak mengagetkan. Pasalnya pada akhir tahun 2021, Badan Pusat Statistik merilis data pengguna internet dan media sosial di kalangan pelajar. Diungkapkan BPS, mayoritas anak usia 5 tahun ke atas di Indonesia sudah mengakses internet untuk media sosial.
Persentasenya mencapai 88,99% alias yang terbesar dibandingkan tujuan mengakses internet lainnya. Selain media sosial, sebanyak 66,13% anak usia 5 tahun ke atas di Indonesia juga mengakses internet untuk mendapat informasi atau berita. Ada pula yang mengakses internet untuk hiburan sebanyak 63,08%.
Karena itulah, maka literasi media, khususnya penggunaan media sosial atau medsos oleh para pelajar ini sangat penting. Tujuannya agar pelajar mengetahui batasan konten apa yang mesti diupload atau bahkan dilihat di medsos.
Dosen ATVI, Safrudiningsih dan Sisca T Gurning yang memberikan penyuluhan atau literasi penggunaan medsos di SDN Lagoa 02 itu mengingatkan ratusan pelajar kelas 1 hingga VI untuk bijak menggunakan medsos.
Dalam literasi media ini, Safrudiningsih dan Sisca T Gurning juga mengingatkan batasan lamanya melihat atau menonton siaran televisi sekitar dua jam saja. Begitu juga mengakses internet dan medsos sebaiknya tidak lebih dari dua jam.
Hampir 700 siswa dari kelas 1 hingga VI dibagi dalam dua gelombang pemberian literasi, bersemangat mengikuti kegiatan ini. Safrudiningsih yang akrab disapa Kak Ning Nong dan Sisca T Gurning yang biasa disapa Kak Oma, silih berganti memberikan pemahaman pentingnya bijak menggunakan medsos dengan cara menghibur.
Sejumlah gambar dan video ditayangkan dilayar besar di aula sehingga ada interaktif yang membangkitkan siswa mengikuti acara ini.
Dalam proses penyampaian literasi ini, terlihat para pelajar baik yang masih duduk di kelas 1 maupun yang sudah di kelas lebih atas, tak malu-malu setiap Kak Ning Nong dan Kak Oma memancing pengakuan mereka soal medsos.
Dengan polos mereka mengakui bahwa konten medsos yang kebanyakan dari akun Tik Tok dan IG, berisi lagu atau video hiburan dan bola. Selaian diseling dengan kuis dan pemberian hadiah, para pelajar diajak bernyanyi lagu yang sedang hit di TikTok dan juga lagu ayo membaca.
Para guru yang ikut mendampingi dan juga Kepala Sekolah yang hadir di aula besar itu pun tersenyum melihat anak didiknya bersemangat. Di lapangan terbuka ini, YPP Indosiar-SCTV membawa perpustakana berjalan berupa ‘mobil pintar‘ bernama Mobil Wahana Edukasi Keliling (Weli), sehingga usai kegiatan literasi, siswa leluasa memilih dan membaca buku.
Sekolah Memantau
Kepala Sekolah SDN Lagoa 02, Suwondo yang setia mengikuti kegiatan literasi dari awal hingga akhir, mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan ini.
“Menurut saya kegiatan lterasi ini sangat bermanfaat bagi anak didik kami. Selama ini kami hanya memantau dan sebatas mengimbau penggunaan medsos pada siswa, sangat tertolong. Siswa bersemangat sekali mengikuti arahan dosen ATVI dan Tim YPP Indosiar-SCTV,” ujar Suwondo.
Suwondo mengatakan, selama ini tidak ada acara khusus seperti kegiatan literasi media ini. Namun di dalam kelas, biasanya para guru mengingatkan siswa untuk berhati-hati menggunakan medsos.
“Kalau untuk kepentigan yang positif seperti mencari pengetahuan, pasti kita dukung,” tambahnya.
Momen paling tepat biasa pada saat tahun ajaran baru, siswa dan orang tua kita kumpulkan di aula dan kami para guru serta komite sekolah memberikan sejumlah arahan mengenai proses belajar dan tentunya soal penggunaan media sosial. Begitu juga saat pembagian rapor, kita sekaligus mengingatkan tugas dan peran tua untuk ikut mengingatkan soal medsos ini.
Sementara itu guru kelas V SDN Lagoa 02, Sundari menambahkan, para guru sering berbincang dengan siswa mengenai internet dan medsos, pada saat itulah biasanya kita mengingatkan agar hal-hal yang negatif dari medsos dihindari.
“Kita punya aturan selama di kelas, siswa tidak boleh membawa HP, bila siswa terlanjur membawa, harus disimpan di meja atau di lemari kelas dengan diberi tanda pemilik. Aturan ini mengurangi siswa menggunakan medsos pada jam belajar,” kata Sundari.
Sundari sepakat bahwa penggunaan medsos di kalangan pelajar SD harus dibatasi dan orang tua serta guru harus ikut membina. “Kalau dilarang nampaknya sulit. Jadi kita kompromi sambil memberi pengertian pada siswa,” katanya.