Boni Hargens Nilai Lonjakan Suara PSI Masuk Akal, Ini Alasannya
Boni Hargens, menyatakan masuk akal kalau suara PSI di Pemilu 2024 mengalami lonjakan.
Menurut Boni, kecurigaan lonjakan suara PSI itu lahir karena ada aplikasi yang tidak trustworthy, yaitu Sirekap.
Boni Hargens Nilai Lonjakan Suara PSI Masuk Akal, Ini Alasannya
Pengamat politik, Boni Hargens, menyatakan masuk akal kalau suara PSI di Pemilu 2024 mengalami lonjakan.
"Buat saya, ini sesuatu yang masuk akal. Karena kita sekarang ada di fase sejarah saat banyak orang mengejar perubahan, menuntut perubahan," kata Boni, Selasa, 5 Maret 2024.
Boni melanjutkan, perubahan yang dimaksud bukan perubahan fisik saja, tapi juga paradigma pembangunan.
"Karena itu, tentu saja banyak orang muda di luar sana yang mulai meragukan kita-kita yang lahir lebih dulu, meragukan institusi-insitusi yang sudah mapan. Lalu mereka mencari tempat baru. Salah satunya ke PSI," kata lulusan Universitas Humboldt, Jerman, tersebut.
Dia mengakui ada kecurigaan soal lonjakan suara PSI tersebut. Menurut Boni, kecurigaan itu lahir karena ada aplikasi yang tidak trustworthy, yaitu Sirekap.
"Aplikasi itu dan orang-orang yang mengurusnya mungkin gagal mempertanggungjawabkan kinerja mereka. Kalau aplikasi itu enggak beres, ya perlu dihentikan. Supaya kecurigaan tidak meluas,"
pungkas Boni.
merdeka.com
Diketahui, perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak signifikan dalam beberapa hari belakangan. Dugaan manipulasi suara pun mencuat.
Tercatat, pada Kamis 29 Februari 2024 pukul 07.00 WIB, situs real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat suara PSI masih di bawah 3 persen, tepatnya 2,85 persen, berdasarkan suara masuk 65,48 persen (539.043 dari 823.236 TPS).
Keesokan harinya, pada 1 Maret 2024 dari total suara yang masuk sebesar 65,62 persen, suara PSI menjadi 3 persen.
Terpantau, perolehan suara PSI terus merangkak naik ke angka 3,13 persen, berdasarkan data yang masuk pada Senin 4 Maret pukul 18.00 WIB sebanyak 65.86 persen (542.215 dari 823.236 TPS).
Perolehan suara PSI yang naik tajam tersebut hanya menyisakan kurang dari 1 persen untuk bisa tembus ambang batas parlemen 4 persen dan mendudukkan calegnya ke kursi DPR RI.
Melonjaknya suara PSI ini menjadi sorotan karena sebelumnya partai yang dipimpin putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ini diprediksi lewat hasil quick count sejumlah lembaga survei tidak lolos ambang batas parlemen, dengan suara sekitar 2 sampai 2,5 persen.