Catur raksasa bikin heboh warga Padang
Merdeka.com - Permainan catur mempergunakan bidak berukuran besar yang digelar Percasi Padang di Chess Garden, depan sekretariat Kompleks Tribun Selatan Stadion GOR Agus Salim berhasil memancing minat warga singgah dan mencoba memainkan permainan "adu otak" tersebut.
Atlet Catur Percasi Sumbar Dwi Kasmaritonga di Chess Garden, mengatakan sejak diresmikan oleh Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah pada Juli 2014, hampir setiap hari puluhan orang datang untuk melihat dan mencoba memainkan catur dengan bidak besar itu.
"Ukuran bidak catur ini mencapai tinggi hampir satu meter memang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk datang," kata Dwi, seperti dikutip Antara, Selasa (19/8).
-
Dimana catur ditemukan? Arkeolog menemukan koleksi potongan permainan abad pertengahan di sebuah kastil yang terlupakan di Jerman selatan.
-
Siapa atlet catur legendaris Indonesia? Atlet catur legendaris Indonesia yang satu ini memiliki gaya bermain yang taktis dan sudah menyabet beberapa gelar skala internasional.
-
Apa yang diraih Cerdas Barus di dunia catur? Dengan deretan prestasi mentereng yang dimiliki, Cerdas Barus berhasil mendapatkan gelar Grandmaster atau GM ketiga. Ia berhasil meraihnya di Bali pada tahun 1997 dan kedua di Turnamen Wismilak Surabaya tahun 2002.
-
Bagaimana catur dimainkan di abad pertengahan? Jejak keausan yang biasa terjadi menunjukkan kuda itu diangkat seperti permainan saat ini selama bergerak, menunjukkan kesinambungan yang mencengangkan dalam aturan permainan.
-
Siapa yang menemukan catur? Penemuan ini merupakan bagian dari koleksi permainan unik, yang juga mencakup bidak dan dadu permainan lainnya. Saat ini, bukti budaya permainan awal ini sedang diperiksa oleh tim ahli internasional dari Institut Arkeologi Jerman (DAI), Kantor Negara untuk Pelestarian Monumen Baden-Württemberg (LAD), dan Universitas Tübingen.
-
Bagaimana Cerdas Barus belajar catur? Kemudian, pada 1978 Cerdas Barus memutuskan untuk pindah ke Kota Medan dan barulah ia mengenal permainan catur yang sesungguhnya. Selama di Medan, Cerdas mengasah kemampuannya bersama pemain catur kelas nasional seperti David Purba dan Thomas Ginting.
Menurut dia, alasan bidak besar itu dibuat memang untuk memancing rasa ingin tahu masyarakat.
"Jika umpamanya kita menggelar belasan papan catur di GOR Agus Salim ini belum tentu akan mengundang banyak orang untuk datang, tetapi dengan catur bidak besar ini, bahkan dalam satu permainan bisa sampai 50 orang yang menonton bahkan lebih," kata Dwi.
Dwi melanjutkan, melalui sarana yang pengadaannya merupakan kerja sama Dispora dan Percasi Padang itu diharapkan akan muncul pula bibit-bibit pecatur yang bisa dibina untuk menjadi atlet catur berprestasi nantinya.
"Setiap hari pasti ada anggota Percasi yang memantau permainan di sini, kalau memang ada bibit pecatur yang terlihat bisa diarahkan untuk dibina oleh Percasi," kata dia.
Permainan catur bidak besar itu pun menurut Dwi tidak dipungut biaya. "Ini gratis karena tujuannya memang untuk memasyarakatkan catur di Padang," katanya.
Dia bahkan mengundang siapa saja warga Padang atau warga yang kebetulan sedang ada urusan di Padang untuk singgah dan "mengasah otak" di Chess Ganden di GOR Agus Salim tersebut.
"Kita sambut siapa saja yang datang," kata dia.
Catur dengan bidak besar itu digelar Percasi setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Salah seorang warga yang tertarik untuk memainkan catur bidak besar itu, Angga mengatakan penasaran ingin mencoba memainkan catur yang berukuran raksasa itu.
"Saya tidak terlalu pandai main catur sebenarnya, tetapi penasaran ingin mencoba catur besar ini," kata dia.
Sama halnya dengan warga lain yang mencoba main catur tersebut, Doni. Menurut dia, memainkan catur besar itu sangat jauh beda rasanya dengan catur biasa.
"Dengan catur besar ini, otomatis kita harus naik ke atas papan caturnya untuk memindahkan bidak. Kalau makan bidak lawan, bidak yang dimakan itu harus dipanggul keluar dari atas papan catur," kata dia.
Dia menambahkan, karena berukuran besar juga harus lebih fokus memperhatikan pergerakan bidak lawan agar tidak kalah. "Meski demikian, ini cukup mengasyikkan," kata Mahasiswa Unand tersebut. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit
Baca SelengkapnyaPotret penampakan peninggalan pra-sejarah yang ada di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaViral Tugu Bandeng Raksasa di Pati terbuat dari knalpot Brong yang baru diresmikan pada 14 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaBerbeda dari pada yang lain, belum lama ini video viral merekam momen ketika lomba panjat pinang diikuti oleh peserta bule. Aksi mereka pun menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaUlar tangkalaluk yang disebut penjaga hutan Kalimantan diduga adalah reticulated python, ular terpanjang dan terberat ketiga di dunia.
Baca SelengkapnyaPesona danau dengan latar belakang Gunung Batur ini menyita perhatian siapapun yang berkunjung, apalagi setelah mengetahui kisah di balik keindahannya
Baca SelengkapnyaCandi yang diduga makam Raja Hayam Wuruk ini masih difungsikan masyarakat sebagai objek wisata dan tempat ibadah hingga kini
Baca SelengkapnyaBekas permukiman elite zaman Majapahit ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga
Baca SelengkapnyaTak hanya menyimpan keindahan dan keeksotisan alam, Gunung Kerinci juga menyimpan banyak kisah mistis dan misteri yang belum terpecahkan hingga kini.
Baca SelengkapnyaMereka membentangkan bendera merah putih berukuran raksasa di Jembatan Tembana.
Baca SelengkapnyaPenemuan piton sepanjang 7 meter tersebut baru pertama kali terjadi di kampung mereka.
Baca SelengkapnyaLewat unggahan akun tiktok @syahrul_rahmath, tampak warga memasang bendera merah putih untuk memayungi jalanan.
Baca Selengkapnya