Cegah Kecelakaan Maut Km 58 Terulang, Polisi Bakal Gunakan Safety Car
Cegah Kecelakaan Maut Km 58 Terulang, Polisi Bakal Gunakan Safety Car
Safety car ini untuk mengawal setiap laju kendaraan yang masuk jalur contraflow.
Cegah Kecelakaan Maut Km 58 Terulang, Polisi Bakal Gunakan Safety Car
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah menyiapkan berbagai evaluasi terhadap pelaksanaan rekayasa lalu lintas contraflow. Imbas kecelakaan maut di KM 58 Tol Cikampek atau Jakarta-Cikampek (Japek).
Kakorlantas Polri, Irjen Aan Suhanan mengatakan evaluasi pertama terkait penempatan safety car oleh petugas untuk mengawal setiap laju kendaraan yang masuk jalur contraflow.
“Safety car itu nanti akan dikawal, seperti kalau kita nonton balapan lah, jadi tidak ada yang mendahului dari safety car tersebut,” kata Aan kepada wartawan, Selasa (9/4).
Menurut Aan, kehadiran safety car nantinya bisa membantu untuk menjaga kecepatan dari laju kendaraan. Meskipun, sebenarnya telah banyak dipasang rambu maksimal 60 KM per jam di jalur contraflow.
“Nah itu yang kita pertahankan untuk kecepatan itu dengan dikawal safety car. Baik itu berbentuk mobil atau motor dari kita. Jadi ketika sampai nanti dari KM 70 sampai KM 47, sekitar 22 Kilometer, jika yang di depan selesai, akan ada yang mengawal lagi,” kata diam
“Petugas akan bersiaga selama 24 jam. Itu akan kita kawal sehingga kecepatan ini bisa kita pelihara,” tambahnya.
Evaluasi kedua yaitu dari sisi keselamatan dengan memperbanyak kenderaan derek ambulance. Ditujukan agar lebih cepat apabila menangani terjadi kecelakaan di jalan.
“Terjadi crash, kita akan siapkan derek ambulance dan beberapa kendaraan yang bisa cepat untuk menangani permasalahan tersebut. Itu akan kita siapkan, kita sudah berkoordinasi dengan Jasamarga,” tuturnya.
Kemudian untuk area fasilitas jalur contra flow, petugas akan memadukan water barrier dengan cone-cone sebagai penanda pembatas jalan antara contra flow dengan jalur normal. Ditambah pemasangan lampu penerangan atau lampu selang itu ketika malam hari.
“Ini dimaksudkan untuk isyarat kepada dua arah, baik dari Jakarta maupun sebaliknya. Ini saya lihat, karena saya tanyakan juga ke ahli, kalau 20 KM itu masih memungkinkan tidak? Ternyata sangat memungkinkan,” kata dia.
“Yang penting itu tadi, dijaga kecepatannya, kemudian diberikan isyarat untuk safety. Kalau ada kecelakaan itu bisa cepat kita tangani. Yaa tentu kita tidak mau berharap ada kejadian lagi, itu dengan tadi ada safety car, isyarat yang lebih jelas dan sebagainya,” sambungnya.
Perlu diketahui, kecelakaan maut terjadi di jalur contraflow Km 58 Tol Jakarta-Cikampek pada tanggal 8 April 2024. Insiden kecelakaan ini melibatkan tiga kendaraan yang terdiri dari dua mobil dan satu bus.
Akibat kecelakaan ini, sebanyak 12 orang meninggal dunia terdiri dari tujuh pria dan lima perempuan yang seluruhnya merupakan penumpang kendaraan GranMax.