Cerita Asal Usul Nama Bung Hatta Dijadikan Universitas di Padang
Merdeka.com - Berbicara mengenai Sumatera Barat (Sumbar) memang tidak akan ada habisnya, mulai dari kuliner hingga pahlawannya yang berpengaruh bagi bangsa Indonesia, salah satunya adalah Bung Hatta atau Mohammad Hatta.
Bagi masyarakat Indonesia, nama Bung Hatta tentu sudah tidak asing lagi di telinga, karena beliau merupakan Wakil Presiden RI pertama dan juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Bung Hatta merupakan putra daerah Ranah Minang kelahiran Bukittinggi pada 12 Agustus 1902 dan tutup usia pada 14 Maret 1980.
Di Kota Padang, nama Bung Hatta diabadikan menjadi satu-satunya nama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia yang dikenal dengan Universitas Bung Hatta, dengan kampus utamanya terletak di Jalan Sumatra, Ulak Karang, Kota Padang.
-
Apa yang diwariskan pahlawan kepada rakyat Sumatera Selatan? 'Semua bisa berdiri di sini, bisa bekerja, bisa berkembang, bisa berkeluarga, bisa macam-macam bisa kita lakukan, karena itu semua adalah jasa para pahlawan,' kata Bahtiar, usai upacara.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Apa kuliner khas Sumatera Utara yang populer saat Ramadan? Bubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
-
Dimana Mohammad Hatta lahir? Tepat hari ini, 12 Agustus pada 1902 silam, Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi.
-
Dimana Bung Hatta diasingkan? Banda Naira, salah satu pulau kepulauan Banda di Kabupaten Maluku Tengah terkenal dengan destinasi wisata yang begitu indah.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
Hal itu dibenarkan oleh Rektor Universitas Bung Hatta, Tafdil Husni. Menurutnya, pengambilan nama Bung Hatta sebagai nama kampus swasta di Kota Padang tidak jauh lama setelah Bung Hatta wafat.
Lanjutnya, pemilihan nama kampus ini kala itu diambil berdasarkan kesepakatan niniak mamak, tokoh masyarakat, pemimpin kota hingga persetujuan dari istri Bung Hatta.
"Pemberian nama ini berdasarkan persetujuan istri beliau (Siti Rahmiati Hatta) pada 20 April 1891 silam, tepat setahun setelah beliau tutup usia," katanya diwawancarai merdeka.com, Rabu (30/11).
"Tokoh-tokoh minang kita kala itu menginginkan ada sebuah nama kampus di Sumbar, dengan nama yang sangat bagus dan dikenal banyak masyarakat luas," sambungnya.
Lanjutnya, memimpin sebagai rektor yang menyandang nama besar Dr. Mohammad Hatta tidaklah ringan. Apalagi beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berilmu tinggi, cinta kepada agamanya, berjiwa demokratis dan mempunyai dedikasi yang penuh untuk perjuangan bangsa dan kesatuan Nusantara.
"Ini adalah sebuah tantangan besar bagi saya dan seluruh civitas akademika Universitas Bung Hatta agar nama yang kita pakai sesuai dengan kualitas orang-orang di dalamnya," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Presiden Mohammad Hatta disambut hangat masyarakat di daerah Sumatera Barat saat melakukan kunjungan kerja pada bulan April 1954. Ini momen selengkapnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu ragam kuliner Indonesia dari Sumatera Barat ini tergolong unik dan berbeda dari sate lainnya.
Baca SelengkapnyaSumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.
Baca SelengkapnyaIa dikenal sebagai Pribumi Indonesia pertama yang memiliki ijazah tertinggi dalam penguasaan Bahasa Melayu serta diakui di kalangan para tokoh ilmiah.
Baca SelengkapnyaSelain berjuang untuk kemerdekaan, beliau juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan di bidang pendidikan dan agama.
Baca SelengkapnyaNama kota ini sudah tertulis sejak adanya Perang Padri yang berlangsung di Sumbar dan di masa Hindia Belanda menjadi Ibukota Karesidenan Tapanuli.
Baca SelengkapnyaSeorang tokoh intelektual, pendidik, penulis, dan tokoh pergerakan asal Minangkabau ini hidup di masa Hindia Belanda dan Orde Lama.
Baca SelengkapnyaAnies mengungkap alasan koalisi bicara tentang perubahan. Karena mereka ingin kemajuan itu tidak hanya dirasakan sekelompok orang.
Baca SelengkapnyaSaat itu, sate ini disuguhkan kepada seorang tokoh asal Madura dan cita rasanya membuat yang bersangkutan terkesan
Baca SelengkapnyaBanyak museum yang menyimpan benda-benda unik dan bersejarah.
Baca SelengkapnyaBung Hatta berjanji untuk tak menikah selama Indonesia belum merdeka. 3 bulan usai tanah air merdeka, kharisma Rahmi mampu meluluhkan hatinya.
Baca Selengkapnya