Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Mama Jay 16 Tahun Hidup Tanpa Septic Tank di Tanjung Duren

Cerita Mama Jay 16 Tahun Hidup Tanpa Septic Tank di Tanjung Duren Warga Gang Sekretaris Harap Pemerintah Buatkan Septictank dan Penataan Kampung. ©2019 Merdeka.com/Muhammad Genantan Saputra

Merdeka.com - Gang sempit yang hanya cukup dua orang berlalu-lalang tampak ramai. Kondisinya kumuh dan dipadati puluhan warga tinggal. Tempat itu berada di Gang Sekretaris I RT 5 RW 7, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Pemandangan gang itu dihiasi peralatan rumah tangga. Sepanjang gang banyak barang-barang sembarangan diletakkan di depan rumah. Jemuran bambu warganya juga terlihat menghias atap-atap usang.

Rumah dalam gang tersebut berdiri di lingkungan yang tidak layak. Posisinya berada di atas kali kecil. Airnya keruh, penuh lumut dan banyak kotoran.

Namun, keadaan tersebut tak membuat warga setempat prihatin bahkan justru sangat bahagia. Hidup kekeluargaan, tolong-menolong dan bebas bercengkrama. Tidak malu hidup miskin.

Salah satunya di ceritakan warga perempuan bernama Jay. Hidup 16 tahun di lingkungan yang tak sehat tersebut, membuatnya nyaman.

"Kalau dipandang di luar mah serem, terus jorok, tapi padahal jauh lebih kekeluargaan," kata wanita akrab disapa Mama Jay itu kepada merdeka.com, Senin (7/10).

Jay tidur di bawah atap kontrakan sepetak bersama anaknya yang masih kecil. Satu kontrakan ada lima pintu. Diisi lima orang keluarga dan difasilitasi satu kamar mandi. Perbulan, ia bayar sekitar Rp 400 ribu.

Jay kemudian membandingkan kehidupan warga perumahan yang menurutnya saling cuek. Sementara, Gang Sekretaris punya cerita tersendiri. Bermakna dan indah bagi sesama manusia.

Keseharian warganya saling mengisi satu sama lain. Mulai mencuci baju dan bergantian masak. Bahkan, para tetangga sigap menolong bila ada yang sakit. Mereka juga kerap patungan, mengisi hari dengan kudapan yang dinikmati bersama.

"Siang hari bolong suka rujakan, situ punya gula, situ punya mangga, situ punya timun, saya yang ngulek aja, di sini beneran, bareng bareng ramai ramai, senang banget," ungkapnya.

Sepanjang gang itu, juga terdapat toilet berderet. Keadaannya kotor, berkerak, dan sempit dengan satu WC jongkok. Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya septic tank. Sehingga, hajat yang dibuang warga langsung nyemplung ke kali Gang Sekretaris.

Kondisi itu tidak membuat penghuni gang mengeluh. Mereka pasrah menikmati fasilitas yang ada. Seperti Jay yang sudah kebal dengan aroma yang tidak enak.

"Sudah terbiasa, happy, emang Alhamdulillah gak pernah tercium aroma (kotoran) karena udah biasa," ucap Jay.

"Justru saya malah makan di sini (depan kali) makan rame-rame, di situ ada orang berak, gak ada yang tercium aromanya," ujarnya.

Jay kemudian menyinggung kami di tengah perbincangan mengenai tidak adanya tempat penampungan hajat. Baginya, tanpa septic tank bukan masalah besar. Ia mengajak kami terbiasa dengan keadaan sekitar.

"Dari tadi udah banyak yang berak, masnya santai aja disini, bau enggak? banyak mondar mandir (BAB), happy," seloroh dia.

Sejauh ini, Jay mengaku belum mengalami sakit akibat lingkungan yang tidak sehat. Paling tidak, hanya kurang enak badan ringan. "Alhamdulillah, paling masuk angin aja, diare enggak," tandasnya.

Curahan hati yang diungkapkan Jay, tak jauh beda dengan Yon, wanita lanjut usia yang sudah tinggal 18 tahun di Gang Sekretaris I. Ia tak ambil pusing pusing soal keadaan jorok tanpa septic tank.

"Itu ada salurannya (pipa), langsung masuk (ke kali), gak ada (septic tank) makanya gatau dari dulunya, saya kan ngontrak pendatang jadi dari dulunya begini," ucapnya.

Yon juga terbiasa dengan jumlah kamar mandi yang belum cukup memenuhi kebutuhan warga. Dia pasrah, kamar mandi sering bergantian digunakan untuk anak-anak berangkat sekolah.

"Kalau sehari hari udah biasa begini sih," ucap wanita yang berjualan minuman es itu.

Sementara, warga bernama Ahmad Jawawi mengaku keadaan sekitar tak mengganggu kehidupan sehari-harinya dengan aroma tak sedap. Namun, dia berharap pemerintah bisa melakukan penataan di gang sekretaris I dan sanitasi.

"Harapannya kalau mau dibuatkan septic tank sangat terima kasih, sangat mendukung termasuk penataan kampung, sangat diharapkan masyarakat," tandasnya.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Viral Ibu Kerja di Malaysia 40 Tahun, Kini Masuk Panti Jompo Usai Uangnya Ludes Diambil Sang Anak
Kisah Viral Ibu Kerja di Malaysia 40 Tahun, Kini Masuk Panti Jompo Usai Uangnya Ludes Diambil Sang Anak

Ekspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.

Baca Selengkapnya
Viral Rumah di Tengah Genangan Air Penuh Sampah, Bikin Sedih
Viral Rumah di Tengah Genangan Air Penuh Sampah, Bikin Sedih

Rumah ini terletak di tengah genangan air yang penuh sampah.

Baca Selengkapnya
Penampakan Rumah Mewah Ibu Ani Anak Jenderal, Terbengkalai Bak Hutan tapi Masih Dihuni
Penampakan Rumah Mewah Ibu Ani Anak Jenderal, Terbengkalai Bak Hutan tapi Masih Dihuni

Berikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.

Baca Selengkapnya
Kisah Janda Hidup Sebatang Kara di Bangunan Bekas Dapur yang Tak Layak, Dapat Bantuan Bupati Kediri usai Ramai di Medsos
Kisah Janda Hidup Sebatang Kara di Bangunan Bekas Dapur yang Tak Layak, Dapat Bantuan Bupati Kediri usai Ramai di Medsos

Tangisnya pecah saat Bupati Kediri datang ke rumahnya

Baca Selengkapnya
Kisah Mbah Marsiah, Nenek Berusia 75 Tahun Hidup Sebatang Kara di Kampung Terpencil Tanpa Listrik
Kisah Mbah Marsiah, Nenek Berusia 75 Tahun Hidup Sebatang Kara di Kampung Terpencil Tanpa Listrik

Walau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum

Baca Selengkapnya
FOTO: Semangat Wanita Mangrove Tetap Bertahan di Rumahnya yang Dikelilingi Laut
FOTO: Semangat Wanita Mangrove Tetap Bertahan di Rumahnya yang Dikelilingi Laut

Dengan perahu rakit yang ia buat dari drum, Ibu Pasijah mengarungi perairan hutan mangrove untuk menanam bibit pohon tersebut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Keprihatinan: Kisah Ibu Amina Hidup dari Kecil sampai Punya Cucu di Pinggir Rel Kereta
FOTO: Potret Keprihatinan: Kisah Ibu Amina Hidup dari Kecil sampai Punya Cucu di Pinggir Rel Kereta

Ibu Amina mengaku sudah sejak kecil tinggal di tempat ini. Bahkan ia mengatakan sudah mempunyai cucu.

Baca Selengkapnya
Dulu Hidup Susah dengan Sang Ibu yang Gajinya Rp300 Ribu, Hidup Wanita Ini Kini Berubah Drastis
Dulu Hidup Susah dengan Sang Ibu yang Gajinya Rp300 Ribu, Hidup Wanita Ini Kini Berubah Drastis

Kisah yang ia bagikan di Tiktok viral dan bikin warganet ikut nostalgia,

Baca Selengkapnya