Cerita Moeldoko ancam gorok anggota TNI yang terlibat politik praktis
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko melihat masyarakat kini telah dewasa dalam berdemokrasi. Itu terlihat dari suksesnya pelaksanaan pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif dan eksekutif beberapa tahun belakangan.
"Bangsa Indonesia pada dasarnya telah memiliki kedewasaan berdemokrasi, kedewasaan berpolitik yang sangat baik," ujar Moeldoko di Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (24/1).
Menurut Moeldoko, situasi pemilihan umum kini juga sangat berbeda dengan empat tahun lalu. Di 2014, saat dirinya menjabat sebagai Panglima TNI, suasana pesta demokrasi kurang baik. Netralitas TNI pun dipertanyakan oleh masyarakat sebab Pilpres kala itu melibatkan mantan anggota TNI Prabowo Subianto.
-
Bagaimana pemilu di Indonesia berkembang? Pemilu di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan evolusi sejak masa kolonial hingga era modern.
-
Kapan masyarakat Indonesia memilih pemimpin? Pada 14 Februari mendatang, masyarakat Indonesia akan menentukan pilihannya di TPS untuk Pemilu 2024.
-
Bagaimana cara demokrasi dijalankan di Indonesia? Dalam setiap pemilu, rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka secara bebas dan adil. Pemilihan umum yang bebas dan adil ini telah membantu memastikan pergantian kekuasaan yang damai antara pemerintahan yang satu dengan yang lainnya.
-
Bagaimana Pemilu membantu terciptanya kepemimpinan yang mendekati kehendak rakyat? Pemilu juga memiliki fungsi untuk menciptakan kepemimpinan yang mendekati kehendak rakyat, di mana pemimpin yang terpilih diharapkan mampu mewakili dan menjalankan kebijakan sesuai dengan keinginan masyarakat.
-
Sistem demokrasi apa yang diterapkan di Indonesia sekarang? Demokrasi pada masa reformasi di Indonesia menunjukkan beberapa karakteristik yang penting. Salah satunya adalah kebebasan pers yang semakin berkembang seiring dengan reformasi politik yang terjadi.
-
Siapa yang berperan dalam pelaksanaan Pilkada di Indonesia? Pilkada memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menilai kinerja pemimpin yang sedang menjabat.
"Waktu itu ada dua kekuatan face to face, satunya calon mantan TNI, waktu itu saya Panglima TNI sehingga kecenderungan masyarakat curiga kepada saya," ucapnya.
Namun, Moeldoko mengaku berhasil menunjukkan kepada masyarakat bahwa TNI betul-betul netral dan tidak berpolitik praktis. Moeldoko tidak henti-hentinya mengingatkan kepada para prajurit agar tidak terpengaruh oleh politik praktis.
"Waktu itu saya katakan, TNI tidak bisa dipengaruhi dan tidak mau dipengaruhi oleh siapa pun," katanya dengan nada tegas.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini juga selalu mengingatkan kepada para prajurit agar memegang kuat garis komando. Bahkan Moeldoko tidak segan-segan mengancam akan menggorok leher prajurit yang berpolitik praktis.
"Saya pesan ke dalam (para prajurit), 'eh lu jangan macam-macam dengan politik, kalau macam-macam coba ke luar dari perintah saya seorang panglima (maka) leher kamu akan saya gorok'. Sehingga prajurit saya (waktu itu) sungguh-sungguh," kisahnya.
Tak hanya memberikan pesan kepada para prajurit, Moeldoko juga menyampaikan pesan ke luar atau kepada pihak yang bersaing. Moeldoko menegaskan, jangan coba-coba mempengaruhi prajurit TNI dengan politik praktis.
"Pesan ke luar 'jangan coba-coba mengganggu prajurit saya dalam konteks politik praktis'. Dan prajurit telah menjalankan perintah saya, dia memiliki garis komando yang sangat kuat," ucapnya.
Moeldoko mengatakan netralitas TNI memang harus dijaga dan itu dilakukannya secara konsisten selama menjabat sebagai Panglima TNI.
"Itu sikap politik saya waktu itu sangat jelas, tegas alhamdulillah. Dan pernyataan itu semuanya pada posisi yang teruji dan tidak bisa main-main," tuntas dia.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Moeldoko bertemu dengan purnawirawan TNI Akabri angkatan 81.
Baca SelengkapnyaTNI sudah melakukan reformasi internal, baik dari segi struktur, doktrin hingga kultur atau budaya.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, rakyat bebas memilih siapapun calon presiden yang disenanginya.
Baca SelengkapnyaMoeldoko mengatakan dirinya salah satu Panglima TNI yang memperkuat netralitas prajurit setiap ada pesta demokrasi.
Baca SelengkapnyaIstana memastikan Mendagri tak akan tinggal diam bila pejabat Batubara terbukti minta kepala desa menangkan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi juga berbicara mengenai sosok pemimpin yang tetap untuk rakyat.
Baca SelengkapnyaPutusan MK soal batas usia capres cawapres mesti dipatuhi seluruh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menyatakan, tidak pernah Jokowi kunker ke daerah untuk kepentingan pemilu 2024
Baca SelengkapnyaKepala Staf Kepresidenan Moeldoko merespons tegas pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla yang mengkritik netralitas Presiden Jokowi di Pilpres 2
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons serangan negatif selama ini yang ditujukan kepadanya.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kedamaian tidak boleh terkoyak karena Pemilu.
Baca SelengkapnyaBukan hal yang mudah, situasi genting kerap dihadapi oleh mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Baca Selengkapnya