Cerita Nenek Sarimah, Yakinkan Anak dan Cucu Diizinkan Berhaji Sendiri
Merdeka.com - Tubuhnya mungil, jalannya membungkuk. Namun wajah Sarimah Umar Matsum memancarkan kegembiraan dan haru. Tak mau menggunakan kursi roda, nenek berusia 76 tahun itu pergi haji sendiri ke Tanah Suci.
Bus yang mengantarkannya dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz tiba di Hotel Arjwan Al Diafah, Madinah pada Kamis 25 Mei menjelang waktu salat Asar. Sarimah adalah salah satu jemaah haji yang berangkat dari embarkasi Kualanamu.
Ditemui Tim Media Center Haji 2023 di lobi hotel, Sarimah mengaku akhirnya bisa berangkat haji tanpa pendamping setelah meyakinkan tujuh anak dan 17 cucunya. Keluarganya khawatir.
-
Kenapa Nenek Ngatemi baru naik haji di usia 99 tahun? Nenek Ngatemi baru bisa menunaikan ibadah haji saat ia menginjak usia 99 tahun.
-
Siapa yang sedang Umrah? Potret Terbaru Tommy Soeharto Terungkap Saat Darma Mangkuluhur Umrah ke Tanah Suci Darma Mangkuluhur Sedang Umroh Darma Tegaskan Sedang Jalani Ibadah Umrah Melalui Insta Story-nya.
-
Bagaimana cara orang berhaji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Apa yang dilakukan Nenek Ngatemi sebelum naik haji? Wanita yang lahir tahun 1925 itu dulunya bekerja sebagai buruh tani dan berjualan beras. Dari penghasilannya itu Ngatemi menabung sedikit demi sedikit untuk berhaji.
-
Bagaimana Pak Rohmat bisa berangkat haji? Diawali dari niat tersebut, mereka mampu melunasi talangan haji berkat kegigihan dalam menabung.
-
Siapa jemaah haji termuda Bangka Belitung? Salah satu yang membuat haru adalah kisah Inas Syifa yang menjadi calon jemaah haji termuda di Bangka Belitung.
"Ya waktu pamit, nangis semua. Baik itu anak cowok dua, dan cewek lima orang. Semuanya ya enggak tega dan enggak yakin melepas saya sendirian pergi haji. Padahal, saya bahagia bisa pergi haji," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Sarimah harus menunggu 13 tahun untuk berhaji. Berdasarkan daftar waiting list, dia seharusnya baru berangkat beberapa tahun lagi, namun karena pemerintah membuat kebijakan memprioritaskan jemaah haji lansia dengan menambah kuota dari 1 persen menjadi 8 persen, dia bisa berangkat lebih cepat.
Sekalipun lansia, Sarimah cukup mandiri. Dia tidak mau dituntun ataupun didorong menggunakan kursi roda. Ia berjalan sendiri. Bahkan, cerita dari anggota kloter, sejak di asrama haji sampai ke Madinah tetap berjalan sendiri.
Semangat dan enerjiknya Sarimah ini pun membuat kagum jemaah haji yang ada dalam satu rombongannya. Hingga banyak jemaah haji lain yang menganggap dirinya sebagai cucu Nenek Sarimah.
Sarimah mengaku, pergi haji tanpa kerabat memang berat. Tapi, kesempatan untuk ini tidak akan datang lagi di kemudian hari. Dia percaya, saat ini adalah panggilan untuk datang ke Tanah Suci. Jadi, jangan disia-siakan.
"Anak-anak ya khawatir. Apa nenek bisa haji sendiri. Anak-anak takut nenek jatuh, diinjak orang, terus nanti enggak pulang kumpul dengan keluarga dan khawatir-khawatir lainnya. Ya saya berusaha maklum," urainya.
Satu hal yang membuatnya yakin dan tetap berangkat haji, adalah menganggap semua jemaah adalah saudara. Ia percaya bahwa ada jalan dan pasti ada bantuan nanti saat perjalanan dari Indonesia sampai Arab Saudi.
"Eh ternyata betul, rezeki itu tidak akan ke mana. Dari kemarin, saya dibantuin jemaah haji lain mengangkat koper saya yang berat. Saya hanya bawa tas pinggang saja. Lainnya dibantuin bawa," tuturnya.
©Media Center Haji 2023
Sarimah pun yakin tidak akan merepotkan orang lain. Selama ini dia biasa melakukan aktivitas sendiri. Bisa jalan sendiri, salat sendiri. "Insyallah semuanya bisa sendiri dan berusaha tidak merepotkan," ujarnya.
Mata Sarimah mulai berkaca-kaca. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa syukurnya atas nikmat dan kesempatan datang ke tanah suci. Ia mengaku selama ini banyak mendengar cerita dari orang pulang haji.
"Sebentar lagi, saya sudah bisa lihat Masjid Nabawi Madinah itu seperti apa, Masjidil Haram di Makkah itu seperti apa. Jadi saya bisa ikut cerita dengan orang-orang di kampung, haji itu seperti apa," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nurasik tahun ini berhaji bersama anak perempuannya.
Baca SelengkapnyaPenyandang disabilitas netra ini mampu menunaikan ibadah haji
Baca Selengkapnya"Saya itu sangat bahagia, akhirnya bisa berada di Padang Arafah setelah menunggu 12 tahun."
Baca SelengkapnyaJemaah tersebut tampak memiliki kondisi fisik yang masih baik, sehingga masih bisa berjalan cepat mengikuti para jemaah haji lainnya.
Baca SelengkapnyaIa sudah lama ingin daftar haji, tapi baru tercapai saat usianya 94 tahun.
Baca SelengkapnyaBertahun-tahun, tak ada anggota keluarganya yang tahu bahwa nenek Ngatima akan pergi haji
Baca SelengkapnyaMbah Harun mengaku bersyukur telah menyempurnakan Rukun Islam
Baca SelengkapnyaBerikut potret Mbah Hardjo jamaah Haji tertua asal Indonesia yang masih sehat meski diusia senja.
Baca SelengkapnyaAbu Bakar Mureh dan istri mendaftar haji pada 2018. Keduanya mendapat prioritas lansia, hingga bisa berangkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaTak banyak yang tahu, Mbah Harjo Mislan Jemaah haji tertua se-Indonesia pernah ikut perang melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaMeski kondisi tubuhnya sudah tak sekuat saat muda, nenek 69 tahun ini sangat antusias menuju Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaRamelan menjadi jemaah haji tertua di Banyumas setelah penantian selama 11 tahun.
Baca Selengkapnya