Demo Tolak UU Cipta Kerja di Bandung Ricuh, 10 Orang Diamankan Polisi
Merdeka.com - Aksi unjuk rasa di Kota Bandung sudah selesai setelah dipaksa mundur pihak kepolisian sekira pukul 19.00 WIB. Aksi yang dimulai pada siang hari ini sempat diwarnai kericuhan.
Unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja ini dilakukan oleh massa berbaju hitam, ada pula mahasiswa yang memakai almamater. Mereka berkumpul di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro.
Aksi bakar ban dan teatrikal pun mewarnai unjuk rasa. Sebagian dari mereka melakukan long march dan sempat menduduki jalan layang (flyover) Pasupati di Kota Bandung menutup jalan dari mulut Pasupati yang mengarah ke Jalan Pasteur selama satu jam sekitar pukul 15.30 WIB. Hingga pukul 16.30 WIB.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
-
Dimana keributan terjadi? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
Di area lain, suasana memanas, tepatnya di Taman Cikapayang, Dago. Massa aksi terlihat selain merusak taman. Fasilitas umum, lampu, tenda hingga bunga di dalam pot berserakan.
Pada pukul 18.30 WIB, Mereka yang berkumpul kembali di depan Gedung DPRD Jawa Barat terlibat bentrok dengan polisi yang hendak membubarkan massa. Polisi menembakkan gas air mata mendesak massa agar mundur. Massa pun berlarian ke berbagai arah.
Di tengah kericuhan tersebut, tampak satu unit mobil kepolisian dengan tulisan 'Mobile Covid Hunter' dirusak menghunakan batu dan benda-benda lainnya. Kericuhan mereda sekitar pukul 19.00 WIB. Massa aksi membubarkan diri namun masih ada beberapa kelompok yang berkerumun di beberapa tempat.
10 Orang Diamankan
Polisi mengamankan 10 orang dari kelompok massa unjuk rasa. Mereka akan dimintai keterangan lebih lanjut di Mapolrestabes Bandung.
"Ada sekitar 10 yg diamankan petugas reserse atau prabu kita masih lakukan pemeriksaan," kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Ulung Sampurna Jaya, Selasa (6/10/2020) malam.
Ia mengungkapkan pemicu kericuhan itu diawali dengan kedatangan pengunjukrasa tambahan. Ia menduga, kelompok tersebut bukan mahasiswa. Pasalnya, aksi yang dilakukan mahasiswa sudah selesai.
"Tadi setelah mahasiswa melakukan demo, sudah kembali, kemudian ada massa lagi datang ke DPRD untuk melakukan unjuk rasa lagi, diperkirakan itu kelompok lain hukan mahasiswa," ucap dia.
"Tadi melakukan dorong-dorongan dengan anggota untuk menguasai dewan dan melakukan penimpukan, kita pukul mundur...Perkembangannya kita nanti sampaikan, dari mana mereka dan dari kelompok mana mereka," ia melanjutkan.
Dalam unjukrasa tersebut, ada 650 personel gabungan dari TNI/Polri untuk melakukan pengamanan. "Pemicunya dari mereka sendiri, mereka tidak bubar sampai adzan, memang sengaja memancing petugas untuk bisa melakukan kekerasan, tetapi anggota tidak terpancing dengan SOP yang ada, kita berlakukan, setelah tiga kali pelemparan, akhirnya kita pukul mundur mereka," jelas Ulung.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya aksi unjukrasa lanjutan, Ulung menyebut tetap mengawal demonstrasi selama tidak anarkis. "Kalau anarkis kita lakukan tindakan tegas dan terukur," pungkasnya.
Ridwan Kamil Sarankan UU Cipta Kerja Diterima Dulu
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menilai pengesahan UU Cipta Kerja pasti menimbulkan dinamika. Namun, ia menyarankan agar aturan tersebut diterima terlebih dahulu untuk kemudian dievaluasi.
“UU sudah disahkan, mari kita monitor sisi positifnya, juga mungkin ada dampak damapak negatifnya. Pada dasarnya kita harus jangan kaku, yang namanya hal seperti ini pasti ada dinamika,” kata dia.
Menurut dia, aturan dan kebijkan yang tertuang dalam UU belum tentu gagal dan belum tentu berhasil dalam memenuhi ekpektasi, khususnya kaum buruh. Semua keberhasilan dan kegagalan sangat bergantung pada situasi.
“Belum tentu berhasil juga belum tentu gagal tergantung situasi. saran saya, kita terima dulu, nanti dievaluasi dalam setahun dua tahun apakah pelaksanaannya menyejahterakan semua orang, mengadilkan ekonomi,” ucap dia.
“Kalau kurang kita revisi, evaluasi. Kalau baik ya kita teruskan,” pungkasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat itu juga sempat berpamitan dengan sejumlah aparat kepolisian yang melakukan penjagaan di KPU RI.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya memulangkan 16 pendemo yang ditangkap saat demo berujung ricuh di depan KPU dan DPR/MPR RI
Baca SelengkapnyaKe-50 orang yang segera dibebaskan itu dipastikan tidak terlibat tindak pidana berat saat kericuhan di sekitar gedung DPR, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya menangkap sebanyak 16 orang dari demo berujung kericuhan di depan Gedung DPR/MPR RI dan kantor KPU RI
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaReaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaSituasi telrihat masih kondusif. Massa buruh hanya duduk sambil mendengarkan orasi politik dari mobil pikap komando.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaMassa pun akhirnya membubarkan diri. Akses jalan depan KPU kembali dibuka.
Baca SelengkapnyaSituasi sempat panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca SelengkapnyaMassa akhirnya mundur secara perlahan dan membubarkan diri dari sekitar gedung DPR RI
Baca Selengkapnya